Mata
Kuliah: Belajar
dan Pembelajaran
Dosen
Pengampu: M.
Adi Suja’i, S.E., M.Pd
Disusun
oleh Kelompok 7:
Ikhwatun
Nafisah
Rudiyanto
Titi
Yuhana
Semester
3
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
NAHDLATUL ULAMA INDRAMAYU
(STKIP NU INDRAMAYU)
2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Alhamdulillah
puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan sebuah makalah. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran dengan judul “Teknik Pembelajaran
Berbicara”.
Dalam
penyusunan makalah ini, penyusun
mendapat masukan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga makalah ini bisa
selesai. Untuk itu pada
kesempatan ini penyusun mengucapkanterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi lebih
baik laginya makalah ini.
Akhir
kata, penyusun berharap agar makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Terima kasih.
Wa’alaikumsalam
Wr. Wb.
Indramayu, November 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Penulisan
Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek,
yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus
menguasai keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa. Dengan demikian,
pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan pada
teori saja, tetapi siswa dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana
fungsinya, yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi. Salah satu aspek berbahasa
yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang
keterampilan lainnya.
Akan tetapi, masalah yang terjadi di lapangan adalah
tidak semua siswa mempunyai kemampuan berbicara yang baik. Oleh sebab itu,
pembinaan keterampilan berbicara harus dilakukan sedini mungkin. Pentingnya
keterampilan berbicara atau bercerita dalam komunikasi yaitu apabila seseorang
memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan
sosial maupun profesional. Keuntungan sosial berkaitan dengan kegiatan interaksi
sosial antar individu. Sedangkan, keuntungan profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan, menyampaikan
fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan mendeskripsikan. Keterampilan
berbahasa lisan tersebut memudahkan siswa berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau
gagasan kepada orang lain.
Pentingnya penguasaan keterampilan berbicara untuk
siswa juga dinyatakan oleh Farris bahwa pembelajaran keterampilan berbicara
penting dikuasai siswa agar mampu mengembangkan kemampuan berpikir, membaca,
menulis, dan menyimak. Kemampuan berpikir mereka akan terlatih ketika mereka
mengorganisasikan, mengonsepkan, mengklarifikasikan, dan menyederhanakan
pikiran, perasaan, dan ide kepada orang lain secara lisan.
1.2
Rumusan
Masalah Penulisan
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan di atas,
maka rumusan masalah yang akan kita bahas adalah sebgai berikut.
1. Bagaimana Penerapan Wawancara di dalam Teknik
Pembelajaran Berbicara ?
2.
Bagaimana Penerapan Cerita Berpasangan di dalam Teknik Pembelajaran
Berbicara ?
3.
Bagaimana Penerapan Pidato Tanpa Teks di dalam Teknik Pembelajaran
Berbicara ?
4.
Bagaimana Penerapan Pidato dengan Teks di dalam Teknik Pembelajaran
Berbicara ?
5.
Bagaimana Mengomentari Film/Sinetron/Cerpen/Novel di dalam Teknik
Pembelajaran Berbicara ?
6.
Bagimana Penerapan Debat di dalam Teknik Pembelajaran Berbicara ?
7.
Bagaimana Penerapan Wawancara di dalam Teknik Pembelajaran Berbicara ?
8.
Bagaimana Memimpin Rapat di dalam Teknik Pembelajaran Berbicara ?
9.
Bagaimana Menerangkan Obat/Makanan/Minuman/Benda Lainnya di dalam Teknik
Pembelajaran Berbicara ?
10. Bagaimana Penerapan Bermain Peran di dalam Teknik
Pembelajaran Berbicara ?
11. Bagaimana Penerapan Info Berantai di dalam Teknik
Pembelajaran Berbicara ?
12. Bagaimana Penerapan Cerita Berangkai di dalam Teknik
Pembelajaran Berbicara ?
1.3
Tujuan
Penulisan
Dari latar belakang dan rumusan masalah yang sudah
dijabarkan di atas, maka penyusunan makalah atau diskusi ini bertujuan untuk
sebagai berikut.
1. Dapat Mengetahui Penerapan Wawancara di dalam Teknik
Pembelajaran Berbicara.
2.
Dapat Mengetahui Penerapan Cerita Berpasangan di dalam Teknik
Pembelajaran Berbicara.
3.
Dapat Mengetahui Penerapan Pidato Tanpa Teks di dalam Teknik Pembelajaran
Berbicara.
4.
Dapat Mengetahui Penerapan Pidato dengan Teks di dalam Teknik
Pembelajaran Berbicara.
5.
Dapat Mengetahui Mengomentari Film/Sinetron/Cerpen/Novel di dalam Teknik
Pembelajaran Berbicara.
6.
Dapat Mengetahui Penerapan Debat di dalam Teknik Pembelajaran Berbicara.
7.
Dapat Mengetahui Penerapan Wawancara di dalam Teknik Pembelajaran
Berbicara.
8.
Dapat Mengetahui Rapat di dalam Teknik Pembelajaran Berbicara.
9.
Dapat Mengetahui Menerangkan Obat/Makanan/Minuman/Benda Lainnya di dalam Teknik
Pembelajaran Berbicara.
10. Dapat Mengetahui Penerapan Bermain Peran di dalam Teknik
Pembelajaran Berbicara.
11. Dapat Mengetahui Penerapan Info Berantai di dalam Teknik
Pembelajaran Berbicara.
12. Dapat Mengetahui Penerapan Cerita Berangkai di dalam
Teknik Pembelajaran Berbicara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Wawancara
Siswa
dapat berbicara dengan orang lain dengan bahasa yang logis, runtut, dan tepat.
Siswa disuruh mewawancarai orang lain, lalu siswa tersebut menuliskan hasil
wawancara itu.
Cara
penerapannya adalah
sebagai berikut.
1. Guru
memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan hari itu.
2. Guru
memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk memilih tokoh, pekerja, atau
siapa saja yang dimungkinkan dapat ditemuinya.
3. Siswa
menulis daftar pertanyaan yang akan mereka wawancarakan.
4. Siswa
saling mereviu daftar pertanyaan yang dibuatnya.
5. Siswa
melakukan wawancara diluar jam sekolah berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah
direviu oleh temannya.
6. Ketika
didalam kelas kembali, siswa melaporkan hasil wawancaranya secara lisan di
depan kelompok.
7. Kemudian,
siswa menuliskan hasil wawancara itu ke dalam tulisan.
8. Guru
merefleksikan hasil pembelajaran hari ini.
2.2 Cerita Berpasangan
Siswa dapat bercerita dengan lugas dan
lancar tentang pengalamannya kepada teman lain. Siswa secara berpasangan
menceritakan pengalaman masing-masing dalam waktu yang ditentukan.
Cara
penerapannya adalah
sebagai berikut.
1. Guru
memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan hari ini.
2. Guru
memberikan waktu 5-10 menit kepada siswa untuk berpasangan. Agar pasangan dapat
semakin akrab, guru dapat memberikan permainan yang mampu mengakrabkan,misalnya
saling tebak isi saku.
3. Siswa
secara bergiliran menceritakan diri dan pengalamannya.
4. Setelah
selesai,satu siswa dari pasangan pindah ke pasangan lain(berlaku untuk semua
pasangan) untuk menceritakan informasi yang diterimanya dari pasangan pertama.
5. Guru
merefleksikan hasil pembelajaran hari itu.
2.3 Pidato Tanpa Teks
Siswa mampu berpidato dengan lancar
tanpa menggunakan teks (serta merta). Siswa secara bergantian melakukan pidato
didepan kelompok lain dengan tema sesuai ide mereka. Tugas siswa yang sudah
atau belum berpidato melakukan pengamatan dan penilaian pada setiap siswa yang
sedang berpidato, mengenai kelebihan dan kekurangannya.
Cara
menerapannya adalah
sebagai berikut.
1. Guru
memberikan gamabaran
singkat tentang cara pelaksanaan pembelajaran saat itu
2. Siswa
membuat peta pikiran.
3. Siswa
mengidentifikasikan butir peta pikiran yang dibuat.
4. Siswa
berpidato dengan peta pikiran yang dibuatnya di depan kelompok lain selama 10
menit.
5. Siswa
dikelompok lain juga memberikan penilaian.
6. Siswa
yang terbaik menurut penilaian kelompok diberi kesempatan berpidato didepan
kelompok besar/kelas.
7. Guru
merefleksikan pembelajaran saat itu.
2.4 Pidato dengan Teks
Siswa mampu berpidato
dengan menggunakan teks. Siswa secara bergantian melakukan pidato dengan teks
didepan kelompok lain. Tugas siswa yang sudah atau belum berpidato melakukan
pengamatan dan penilaian pada setiap siswa yang sedang berpidato, mengenai
kelebihan dan kekurangannya.
Cara
penerapannya adalah
sebagai berikut.
1. Guru
memberikan gambaran singkat tentang cara pelaksanaan pembelajaran saat itu.
2. Siswa
membuat teks pidato sesuai dengan peta pemikirannya.
3. Siswa
berpidato dengan teks yang dibuatnya di depan kelompok lain selama 10 menit.
4. Siswa
dikelompok lain tersebut memberikan penilaian.
5. Siswa
yang terbaik menurut penilaian kelompok diberi kesempatan berpidato didepan
kelompok besar/kelas.
6. Guru
merefleksikan pembelajaran hari itu.
2.5 Mengomentari
Film/Sinetron/Cerpen/Novel
Siswa dapat mengomentari
Film/Sinetron/Cerpen/Novel yang telah dinikmatinya dengan lancar, logis, dan runtut. Siswa
melihat sebuah tayangan film atau sinetron di TV, dapat juga membaca cerpen
atau novel, setelah itu siswa
mengomentari jalannya cerita tersebut menurut persepsi mereka.
Cara
penerapannya adalah
sebagai berikut.
1. Guru
memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan hari itu.
2. Guru
menyalakan video/TV atau membagikan buku cerita/novel.
3. Siswa
mengidentifikasikan secara cermat film, sinetron, novel, dan cerpen dengan tepat.
4. Siswa
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
5. Kelompok
lain memberi komentar tentang hasil pekerjaan temannya.
6. Guru
merefleksikan hasil pembelajaran hari itu.
2.6 Debat
Siswa berani mengungkapkan dan
mempertahankan pendapat serta gagasan yang dimilikinya dengan benar dan logis
melalui debat. Dua kelompok siswa dihadapkan pada sebuah kasus yang sama tetapi
berbeda pendapat, kelompok satu berada dalam konsep altermatif sedang kelompok lawan berada dalam konsep
negatif. Mereka saling berdebat, siswa mendebat pendapat temannya yang
sekiranya tidak cocok dengan pendapatnya dengan disertai alasan kemudian
siapkan kelompok untuk menyimpulkan proses debat tersebut.
Cara
penerapannya adalah
sebagai berikut.
1. Guru
memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan hari itu.
2. Guru
membentuk kelompok kecil (2-4 siswa) dan membagiakan kasus sesuai dengan perannya.
3. Kelompok
duduk dalam formasi berhadapan dengan kelompok lain, sedangkan kelompok
penyimpul berada di tengah agak ke pinggir.
4. Kelompok
penyimpul mempersilahkan kelompok debat untuk memulai.
5. Setelah
selesai debat, kelompok penyimpul mempresentasikan hasil di depan kelas.
6. Kelompok
penyimpul lain memberi tanggapan.
7. Siswa
yang mempresentasikan dapat mempertahankan pendapatnya, teman sekelompok boleh
membantu.
8. Guru
merefleksikan hasil pembelajaran hari itu.
2.7 Menjadi Pembawa
Acara
Siswa dapat menjadi pembawa acara
dengan baik, lancar, dan runtut dalam resepsi, upacara, atau pergelaran. Siswa
memilih acara yang ingin dibawakannya, dalam membawakan acara siswa dapat pula
berpasangan.
Cara
penerapannya adalah
sebagai berikut.
1. Guru
memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan yang akan dilaksanakan hari itu.
2. Siswa
memilih sendiri acara yang ingin dibawakannya.
3. Siswa
menyusun acara.
4. Siswa
tampil sebagai pembawa acara di depan kelompok.
5. Siswa
lain mengikuti jalannya acara, secara bergilir mereka bergantian membawakannya.
6. Siswa
lain memberi komentar tentang penampilan temannya.
7. Guru
merefleksikan hasil pembelajaran hari itu.
2.8 Memimpin Rapat
Siswa dapat memimpin sebuah
pertemuan dengan berani dan benar. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap
kelompok beranggotakan maksimal 5 orang. Guru memberikan tugas masing-masing
kelompok untuk membuat sebuah kegiatan, misalnya pentas seni, kegiatan bakti,
berkemah,wisata dan seterusnya. Antar kelompok diharapakn berbeda-beda jenis
kegiatan yang akan dirapatkan. Dalam waktu 5-10 menit kegiatan tersebut suadah
harus tersusun dengan
lengkap mulai
dari kepengurusan, dana, hingga kegiatan.
Cara
penerapannya adalah
sebagai berikut.
1. Guru
memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan yang akan dilaksanakan hari itu.
2. Guru
membagi siswa ke dalam kelompok kecil maksimal 5 orang.
3. Guru
membagi tugas penyusunan sebuah kegiatan.
4. Kelompok
menyusun personal yang bertanggung jawab dalam rapat, ada pemimpin rapat dan
pencatat jalannya rapat(sekretaris).
5. Kelompok
mulai berdiskusi.
6. Secara
bergantian anggota kelompok memimpin jalannya rapat.
7. Siswa
merefleksikan proses pembelajaran yang mereka alami.
8. Guru
merefleksiakan hasil pembelajaran hari itu.
2.9 Menerangkan Obat/Makanan/Minuman/Benda Lainnya
Siswa dapat menjelaskan sesuatu
secara runtut dan benar, siswa menerangkan sebuah benda yang sudah mereka
kenal. Dalam waktu singkat mereka menerangkan mengenai karakter benda tersebut,
benda dapat berupa minuman, obat-obatan, makanan, tas, sepatu dan lain-lain.
Cara
penerapannya adalah
sebagai berikut.
1. Guru
memberi penjelasan singkat tentang penjelasan hari itu.
2. Siswa
mengambil benda yang mereka kenal.
3. Dalam
waktu 2 menit, secara bergantian siswa menerangkan karakteristik benda yang
mereka bawa ke dalam kelompok.
4. Siswa
lain memberikan komentar tentang penjelasan temannya.
5. Siswa
merefleksikan proses pembelajaran yang mereka alami.
6. Guru
merefleksiakan pembelajaran hari itu.
2.10 Bermain Peran
Siswa dapat memerankan tokoh
tertentu dengan ucapan yang tepat, siswa menirukan gaya tokoh yang
diidentifikasikan dengan ucapan yang mirip atau sama.
Cara
penerapannya adalah
sebagai berikut.
1. Guru
memberi penjelasan singkat tentang penjelasan hari itu.
2. Siswa
membagi diri ke dalam kelompok.
3. Siswa
mengidentifikasikan tokoh yang akan diperankan.
4. Siswa
memerankan tokoh di depan kelompok lain.
5. Kelompok
lain memberi komentar tentang peran dari anggota kelompok lain.
6. Guru
merefleksikan pembelajaran hari itu.
2.11 Info
Berantai
Siswa dapat mentransfer sebuah
informasi dengan benar dan jelas, siswa dibentuk beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok posisinya berbaris saling membelakangi, barisan paling
belakang diberi sebuah amplop yang berisi informasi dengan cukup membaca dan
menghafal, secara berantai
informasi dibisikkan ke barisan depannya, begitu seterusnya. Barisan terdepan
mempresentasikan
informasi yang diperolehnya.
Cara
penerapannya adalah
sebagai berikut.
1.
Guru memberikan
penjelasan singkat
tentang hari
itu.
2.
Guru membagi
siswa ke dalam kelompok.
3.
Kelompok berbaris
ke belakang.
4.
Guru menunjukkan kartu informasi kepada siswa di barisan paling belakang.
5.
Dalam waktu 1 menit
siswa paling belakang
menghafalkan informasi, kemudian kartu informasi diminta lagi oleh guru.
6.
Siswa paling belakang menginformasikan berita tersebut dengan
jalan membisikkan pada barsan di depannya.
7.
Barisan terdepan
mempresentasikan
informasi yang diperolehnya.
8.
Guru merefleksikan
hasil pembelajaran hari itu.
2.12 Cerita Berangkai
Siswa dapat melanjutkan cerita
yang disampaikan temannya dengan tepat dan dalam lingkup topik yang sama. Satu
kelomok(5 orang) berdiri di depan kelas kemudian bercerita tentang topik
tertentu yang diawali dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri.
Cara
penerapannya adalah
sebagai berikut.
1.
Guru memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan hari itu.
2.
Siswa membagi kelompok.
3.
Kelompok menentukan topik yang akan dibawakan di depan kelas.
4.
Siswa bercerita secara berangkai di depan kelas.
5.
Kelompok lain memberi komentar tentang cerita berangkai temannya.
BAB
III
PENUTUP
Simpulan
Setiap
kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai target hasil belajar tertentu.
Salah satu target hasil belajar yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran
berbicara di sekolah adalah siswa. Keterampilan berbicara harus dikuasai oleh
para siswa karena keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh
proses belajar siswa di sekolah. Keberhasilan
belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar-mengajar di
sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan berbicara mereka. Siswa
yang tidak mampu berbicara dengan baik
dan benar akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk
semua mata pelajaran.
Pembelajaran
berbicara di sekolah dasar dilaksanakan dengan berbagai
metode. Setiap metode pembelajaran berbicara mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Metode yang satu akan melengkapi metode yang lain. Guru dapat
memilih salah satu atau menggabungkan berbagai metode sesuai dengan kondisi
siswa dan tersedianya sarana pendukung lainnya. Selain itu, guru juga boleh
menciptakan model baru dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara.
Daftar
Pustaka
Suyatno. 2004. Teknik
Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.
No comments:
Post a Comment