Saturday, December 8, 2018

Puisi, Rindu Sepertiga Malamku

Rindu Sepertiga Malamku
Karya Rudy

Dari lubuk hati yang paling dalam
Ingin kuceritakan masa laluku yang kelam
Dari sebuah waktu malam
Jadilah teman sendiriku di sepertiga malam
Tahukah kau betapa rindu ini kutahan?
Tahukah kau betapa hati ini masih bertahan?
Betapa cinta ini masih tersimpan tanpa dendam

Aku rindu
Rindu melihat deru ombak bersamamu
Rindu mencari senyum senjamu
Rindu menatap senja yang indah
Rindu menunggu senja yang menghilang dalam malam
Aku Rindu kamu

Di sepertiga malam ini
Aku bersujud meminta agar dikuatkan dalam penantian
Agar dimudahkan dalam bertahan
Agar kamu selalu dilindungi dengan doa di kejauhan

Di sepertiga malamku
Ku sebut namamu dalam doaku
Berharap agar kamu mendengar apa yang ingin kukatakan kepadamu

Perihal masalah perasaan
Rasa yang selalu tumbuh dalam heran
Dirimu yang kini sudah meninggalkan
Masih saja tersimpan rapih dalam harapan
Dirimu yang kini tak lagi mengenalku
Masih saja tersimpan rapih dalam pikirku
Dirimu yang kini bahagia dengan yang lain
Masih saja tak ingin terganti dengan wanita lain

Tahukah kau?
Apa yang kurasa masih sama dengan yang dulu kita rasa
Meski kini kau tak lagi merasa
Meski kini kau telah bahagia dengan dia
Lihatlah aku, akupun ikut bahagia
Meski bahagiaku berderai air mata luka

Juntikedokan 8 Desember 2018



Puisi Duka Kami di Papua

Duka Kami, Papua
Karya Rudy

Dorr!!! Dorr!! Dorr!!!
Kami para pekerja tak menduga
Suara ledakan itu nyata adanya
Suara kembang apikah?
Atau suara petasan yg dimainkan oleh anak-anak Papua
Kami rasa, Tahun baru masih beberapa minggu lagi datangnya

Dorr!! Dorr!! Dorr!!! Dorr!!!
Suara itu semakin mendekat
Bukan lagi dari suara kembang api
Bukan juga dari suara petasan
Ternyata, itu suara dari tembakan

Tak lama, mayat-mayat rekan kami berserakkan
Tanpa tau penyebab dan kesalahan
Jalanan yang kami bangun kini bersimbah darah

Hai kalian para penembak
Apa salah kami?
Kami merantau jauh tinggalkan keluarga
Tinggalkan orang tua, istri dan anak di rumah
Kami bekerja untuk membangun Papua
Kami mencari nafkah untuk sebuah berkah

Kami berangkat dengan bahagia
Kami pulang hanya tinggal nama
Kami merantau dengan baju sederhana
Kini pulang dengan baju yang berdarah
Kami berangkat dengan sejuta impian di Papua
Kami pulang dengan tangisan dari keluarga
Kami berangkat mencari sesuap nasi
Kami pulang di dalam peti berhias kain putih

Hai kalian para penembak....
Apa salah kami?
Apa dosa kami?
Kami tak mengenal kalian siapa??
Kami tak mengenal kalian dari mana??
Tapi, mengapa kalian bunuh kami dengan keji??
Mengapa kalian akhiri perjuangan kami membangun tanah Papua?
Mengapa???

Tidak sukakah kalian jika Papua dibangun?

Salam dari kami pejuang transpapua
Jadikanlah darah kami sebagai saksi bisu
Saksi dari kekejaman kelompok bersenjata

Hai kalian kelompok bersenjata...
Ayo tembak kami, habisi kami, bantai kami, bunuh kami!!
Kalian pengecut!!

Kami tidak takut... hai kalian.!!!
Jangan bangga dengan membantai kami
Jangan pikir rakyat akan takut dengan kematian kami
Raga kami boleh kau hadiahi peluru
Tapi jiwa kami akan selalu dijadikan rindu
Jiwa kami akan membuat Indonesia bersatu untuk melawanmu

Papua, 8 Desember 2018



Naskah Drama "Balada Saridin"

Pemain : 1.       Saridin 2.       Aisyah 3.       Sari (teman Aisyah) 4.       Siti (teman Aisyah) 5.       Ayah Aisyah 6.  ...