Tuesday, January 23, 2018

MAKALAH AFIKSASI PEMBENTUKAN NOMINA

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MORFOLOGI

DOSEN

BPK. MUSTAMIL, DRS.,M.Pd
DISUSUN OLEH :
ETI ERNAWATI
IBNU MUBAROK



SEKOLAH TINGGI  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP NU INDRAMAYU

JLN RAYA KAPLONGAN NO.28 KARANGAMPEL-INDRAMAYU 45283
TLPN. (0234) 485046 – 486777 FAX. (0234) 486008
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
     Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang sifat, fungsi, dan manfaat sastra ini dengan baik tanpa kurang suatu apapun. Tak lupa kami juga berterima kasih kepada Bapak Mustamil,Drs.,M.pd. Selaku dosen pembimbing kami dalam mata kuliah morfologi yang sudah memberikan tugas ini.
   Kami selaku penulis berharap semoga kelak makalah ini dapat berguna dan juga bermanfaat serta menambah wawasan tentang pengetahuan kita semua. Dalam pembuatan makalah ini kami sangat menyadari masih sangat banyak terdapat kekurangan dan masih butuh saran untuk perbaikannya. Oleh karena itu kami sangat berterima kasih jika ada yang sudi memberi saran dan kritiknya demi perbaikan makalah ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.





                                                                            Kaplongan, 24 November 2017
                                                                        

                                                                            PENYUSUN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Nomina atau  kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala sesuatu yang dibendakan. Kata-kata berkelas nomina, selain berbentuk akar (nomina), banyak pula yang terbentuk melalui  proses afiksasi.  Pembentukan dengan afiksasi ini ada  yang dibentuk langsung Dari akar , tetapi  sebagian besar dibentuk dari akar  melalui kelas verba dari akar itu. Yang dibentuk langsung dari akar nomina turunan berkonfiks ke-an, seperti kepartaian yang bermakna gramatikal ‘proses membaca’ dan bacaan yang bermakna gramatikal ‘hasil membaca’ atau ‘yang dibaca’.
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apakah itu nomina akar dan nomina turunan?
1.2.2        Apa sajakah afiks pembentuk nomina turunan?

1.3  Tujuan
1.3.1        Dapat memahami  nomina akar dan nomina turunan.
1.3.2        Dapat mengetahui afiks pembentuk nomina turunan.


BAB II
PEMBAHASAN

AFIKSASI : PEMBENTUKAN NOMINA
Kata-kata berkelas nomina, selain berbentuk akar (nomina), banyak pula yang terbentuk melalui  proses afiksasi.  Pembentukan dengan afiksasi ini ada  yang dibentuk langsung Dari akar , tetapi  sebagian besar dibentuk dari akar  melalui kelas verba dari akar itu. Yang dibentuk langsung dari akar nomina turunan berkonfiks ke-an, seperti kepartaian yang bermakna gramatikal ‘proses membaca’ dan bacaan yang bermakna gramatikal ‘hasil membaca’ atau ‘yang dibaca’.
Bahwa nomina pembaca dibentuk dari dasar baca melaui verba membaca dapat kita lihat dari makna gramatikalnya, yaitu ‘yang membaca’. Sedangkan kata kehutanan dibentuk langsung dari akar hutan juga tampak dimakna gramatikalnya yaitu ‘tentang hutan’ atau  hal hutan.
Afiks-afiks pembentuk nomina turunan sejauh ini adalah:
1.      Prefiks ke-.
2.      Konfiks ke-an.
3.      Prefiks pe-.
4.      Konfiks ke-an.
5.      Konfiks per-an.
6.      Sufiks –an.
7.      Sufiks –nya.
8.      Prefiks ter-.
9.      Infiks –el, - em, - dan – er.
10.  Sufiks dari bahasa asing.

2.1 Nomina Berprefiks ke-
Nomina berprefiks ke-sejauh data yang ada hanyalah ada tiga buah kata, yaitu ketua, kekasih, dan kehendak dengan makna gramatikal ‘yang dituai’,’yang dikasihi’, dan ‘yang dikehendaki’, contoh lain tidak ada.
2.2 Nomina Berkonfiks ke-an
Ada dua macam pembentukan nomina denga konfiks ke-an. pertama,yang dibentuk langsung dari bentuk dasar, baik dari akar tunggal maupun akar majemuk, seperti pada kata ketuhanan dan keolaragaan. Simak bagan berikut:
  Hutan + ke-an => kehutanan
  OLaraga + ke-an => keolaragaan
kedua, dibentuk dari akar, tetapi melalui verba / (yang dibentuk dari akar tersebut) yang menjadi predikat dalam satu klausa, seperti pada kata keberanian dan kesedihan pada contoh berikut:
Keberanian (yang diturunkan dari verba berani, dari klausa ‘mereka sungguh berani).
 Kesedihan (yang diturunkan dari verba sedih, dari klausa ‘kami sangat sedih’).
2.2.1 Nomina Berkonfiks ke-an
                 Yang dibentuk langsung dari bentuk dasar memiliki makna gramatikal (a) ‘hal (dasar)’  atau  ‘tentang (dasar)’; dan (b) ‘tempat’ atau ‘wilayah’.
(a)    Nomina berkonfiks ke-an yang dibentuk langsung dari dasar memiliki makna gramatikal ‘hal (dasar)’ apanila bentuk dasarnya itu memiliki komponen makna (+ bendaan) dan (+ objek bicara).
Misalnya:
- kehutanan, artinya ‘hal hutan’.
- keolahragaan, artinya ‘hal olahraga’.
- kebersamaan, artinya ‘ hal bersama’.
- ketidakadilan, artinya ‘hal tidak adil’.
- keterbacaan, artinya ‘hal terbaca’.

-          Nomina berkonfiks ke-an yang di benyuk langsung dari bentuk dasar memiliki makna gramatikal ‘tempat (dasar)’ atau ‘wilayah (dasar)’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ bendaan)’ ( wilayah) dab (+ jabatan). Cotoh:
-          Kelurahan, artinya ‘wilayah lurah’.
-          Kecamatan,  Artinya ‘wilayah camat’.
-          Kerajaan, artinya ‘wilayah raja’.
-          Kesultanan, artinya ‘wilayah sultan’.
2.2.2 Nomina Berkonfik ke-an
Yang di bentuk dari dasar melalui verba (yang dibentuk dari dasar itu dan menduduki fungsi predikat sebuah klausa) memiliki makna gramatikal (a) ‘hal (dasar)’ dan (b) ‘hasil’.
(a)    Nomina berkonfiks ke-an yang di bentuk dari dasar melalui verba/predikat dari suatu klausa memilki makna gramatikal ‘hal (dasar)’ apabila bentuk dasarnya dari klausa ‘ memiliki komponen makna (+ keadaan). Contoh:
-          Keberanian, artinya ‘hal berani’ (yang dari verba berani, misalnya dari klausa ‘anak itu berani sekali’).
-          Kebencian, artinya ‘hal benci’ (yang di bentuk dari verba benci, misalnya dari klausa ‘dia memang benci kepada saya’).
-          Kegembiraan, artinya ‘hal gembira’ (yang dibentuk dari verba gembira, misalnya dari klausa ‘ mereka tampak gembira’).
(b)    Nomina berkonfiks ke-an yang dibentuk dari dasar melalui verba/predikat dari suatu klausa memiliki makna gramatikal ‘hasil me-kan’ apabila verba yang dilaluinya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran). Comtoh:
-          Ketetapan, artinya ‘hasil menetapkan’ (yang dibentu,  misalnya dari klausa .MPR akan menetapkan RUU itu’).
-          Keputusan, artinya ‘hasil memutuskan’ (yang dibentuk, misalnya dari klausa ‘ gubernur tak dapat  memutuskan perkara itu’).
-          Kesimpulan, artinya ‘hal menyimpulkan’ (yang dibentuk, misalnya dari klausa ‘kalian harus dapat menyimpulkan manfaat cerita itu’).

2.3 Nomina Berprefiks pe-
Ada dua macam proses pembentukan nomina dengan prefiks pe-.  pertama yang mengikuti kaidah persengauan, dan kedua, yang tidak mengikuti persengauan. Yang mengikuti kaidah persengauan mempunyai hubungan dengan verba berprefiks me- transitif dan verba dasar. Sedangkan yang tidak mengikuti kaidah persengauan mempunyai hubungan dengan verba berprefiks ber- yang mentyatakan tindakan.
2.3.1 Nomina Berpefiks pe- yang Mengikuti Kaidah Persengauan
Prefiks pe-yang mengikuti kaidah persengauan dapat berbentuk pe-, pem-, pen-, per-, peng-, peny-, dan penge-. Persengauannya sama dengan persengauan pada prefiks me-.
Bentuk alomorf pe- digunakan apabila bentuk dasar nya dimulai dengan fonem, r, l, w, y, n, ny, dan ng. Contoh:
-          Perawat (verba : merawat).
-          Perakit (verba: merakit).
-          Pelintas (verba : melintas).
-          Pewaris (verba : mewarisi).
-          Peyakin (verba : meyakini).
-          Pemarah (verba : marah, memarahi).
-          Penanti (verba : menanti).
-          Penyanyi (verba : menyanyi).
-          Pengamen (verba : mengamen).
Bentuk atau alomorf pem- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengam fonem, b, p, f, dan v. Dengan catatan fonem, b, f, dan v, tetap berwujud, sedangklan fonem p disenyawakan dengan bunyi nasal dari prefikss itu. Simak contoh-contoh berikut:
-          Pembina (verba : membina).
-          Pemotong (verba : memotong).
-          Pemfitnah ( verba : memfitnah).
-          Pemveto (verba : memveto).
Secara aktual bentuk pemfitnah dan pemveto tidak ada, secara potensial bisa ada. Bentuk atau alomorf men- digunakan apabila bentuk dasarnya dimualai dengan fonem d dan t. Dengan catatan fonem d tetap di wujudkan sedangkan fonem t tidak diwujudkan melainkan disenyawakan denga bunyi nasal yang ada pada prefiks tersebut. Simak contoh-contoh berikut:
-          Pendengar (verba : mendengar).
-          Pendidik (verba : mendidik).
-          Penulis  (verba : menusil).
-          Penodong (verba : menodong).

Bentuk meny- digunakan apabila fonem awal bentuk dasrnya adalah fonem s, c, dan j. Dengan catatan fonem s, disenyawakan dengan bunyi nasal yang ada pada prefiks itu; sedangkan nasal nyuntuk fonem c dan j dalam bahasa tulis digantikan dengan huruf n perhatikan contoh berikut:
-           Penyikat (verba : menyikat).
-          Penyakit (verba :menyakiti).
-          Pencuri (lafal : penycuri verba mencuri).
-          Pencopet (lafal : penycopet verba mencopet).
-          Penjual (lafal : penyjual verba menjual).
-          Penjahit (lafal :penyjahit verba menjahit).
Bentuk alomorf peng- digunakan apabila bentuk dasarnya mulai dengan fonem k, g, h, kh, a, i, u, e ,dan  o. Dengan catatan fonem k tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal ng yang ada pada prefiks itu; sedangkan fonem lain tidak diwujudkan. Contoh:
-          Pengirim (verba : mengirim).
-          Penggugat (verba : menggugat).
-          Penghibur (verba : menghibur).
-          Penghianat  (verba : menghianati).
-          Pengambil (verba : mengambil).
-          Pengiris (verba : mengiris).
-          Pengurus (verba : mengurus).
-          Pengekor (verba : mengekor).
-          Pengobral ( verba : mengobral).
Bentuk atauk atau alomorf peng- digunakan apabila bentuk dasarnya berupa bentuk ekasuku. Contoh:
-          Pengetik (verba : mengetik).
-          Pengecat (verba : mengecat).
-          Pengetes (verba : mengetes).
-          Pengebom (verba : mengebom).
-          Pengesah (verba : mengesahkan).
Nomina berprefiks pe- yang mengikuti kaidah persengauan di bentuk dari dasar melalui verba dari suatu klausa, sehingga makna gramatikal yang dimiliki adalah:
1.      Yang (dasar).
2.      Yang me- (dasar)
3.      Yang me-kan (dasar)
4.      Yang me-i (dasar)
2.3.1.1 Nomina Berprefiks pe-
Nomina berprefiks pe- memiliki makna gramatikal yang (dasar) apabila dibentuk memalalui verb a yang sama dengan dasar itu . Contoh: 
-          Pendatang
(dari verba yang datang dalam kalimat ‘’mereka dating dari luar kota’’)’
-          Pemabuk
(dari verba mabuk dalam kalimat ‘’anak-ank itu seringmabuk di sana’’).
-          Pemalas
(dari verba malas dalam kalimat ‘’anak itu memang malas’’).
-          Pemberani
(dari verba berani dalam kalimat ‘’ beliau memang berani’’).
-          Penakut
(dari verba takut daalam kalimat ‘’ mereka takut kepada hantu’’).
2.3.1.2 Nomina Berprefiks pe-
Nomina berprefiks pe- memiliki makna gramatikal ‘yang me- (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- yang di bentuk dari dasar itu. Contoh:
-          Penulis (Dari dasar tulis melalui verba menulis).
-          Penonton (dari dasar tonton melalui verba menonton).
-          Pelatih (dari dasar latih melalui verba melatih).
-          Pengawal (dari dasar kawal melalui verba mengawal).
-          Pengajar (dari dasar ajar melalui verba mengajar).
2.3.1.3 Nomina berprefiks pe-
Nomina berprefiks pe- memilki makna gramatikal ‘yang me-kan (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba berrkonfiks me-kan yang di bentuk dari dasar itu. Contoh:
-          Penjinak (dari dasar jinak melalui verba menjinakan).
-          Pembersih (dari dasar bersih melalui verba membersihkan).
-          Pewangi (dari dasar wangi melalui verba mewangikan).
-          Penentu (dari dasar tentu melalui verba menentukan).
-          Penerbang (dari dasar terbang melalui verba menerbangkan).

2.3.1.4  Nomina berprefiks pe-memiliki makan gramatikal ‘yang me-i  (dasar )’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba me-i yang dibentuk dari dasar itu. Contok:
-          Pewaris
(dari dasar waris melalui verba mewarisi ).
(dari dasar kunjung melalui verba mengunjungi).
-          Pelengap
(dari dasar lengkap melalaui lengkap verba melengkapi).
-          Penurut
(dari dasr turut melalui verba menuruti).

Catatan:
            Sepeperti sudah dibacakan pada BAB III, bahwa makna gramatikal seringkali tidak sama dengan makna pemakaian bahasa. Dalam pemakaianannya nomina berprefiks pe- dapat menyatakan, antara lain makna:
(1)   Orang yang melakukan tidakan atau perbuatan, seperti  penulisan, pembaca, pemukul , pendengar dan penoton.
(2)   Profesi dari seseorang, seperti pelukis, penyanyi, penari, pelawak dan penerbang.
(3)   Alat untuk melakukan sesuatu tindakan atau pekerjaan, seperti pemotong  (rumput), penghancur (kertas), pembersi (lantai), penjepit (dasi) dan pemecah (es).
(4)   Orang yang bersifat atau sering melakukan yang disebut bentuk dasar nya, seperti pemabuk, pemalas, pemalu, pengecut, dan pemberani. Dalam berbagai buku pelajaran kata-kata seperti pemabuk ini sering disebut kata sifat atau kata ajektyifa, padahal seharusnya nomina.
2.3.2 Nomina Berprefiks pe- Yang Tidak Mengikuti Kaidah Persengauan.
Nomina berprefiks pe- yang tidak mengikuti kaidah persengauan berkaitan dengan verba berprefiks ber- atau verba berkonfiks memper-kan yang di bentuk dari dasar itu. Makna gramatikal yang dimiliki adalah ‘yang ber- (dasar)’. Contoh:
-          Peladang (dari dasar ladang melalui verba berladang).
-          Pedagang (dari dasar dagang melalui verb berdagang).
-          Peternak (dari dasar ternak melalui verba beternak).
-          Petapa (dari dasar tapa melalui verba bertapa).
-          Petaruh (dari dasar taruh melalui verba mempertaruhkan).
Catatan:
1.      Nomina berprefiks pe- yang dibicarakan pada subbab 8.3.2 ini tidak produktif. Artinya, tidak semua verba berprefiks ber- atau berklofiks merper-kan menurunkan nomina berprefiks pe-.
2.      Ada sejumblah verba memper-kan (memper-i) yanhg memiliki nomina turunan berklofiks pemer- dengan makna gramatikal ‘yang memper-kan’. Misalnya nomina:
-   Pemerhati (dari verba memperhatikan).
-   Pemerlain (dari verba memperlainkan).
-   Pemerlengkap (dari verba memperlengkapi).
-   Pemersatu (dari verba mempersatukan).
-   Pemertahan (dari verba mempertahankan).
2.3.3 Nomina Berprefiks pe- Melalui Proses Analogi
Ada dua macam pembentukan nomina berprefiks pe- yang dibentuk melalui proses analogi. Keduanya adalah:
1.    Adanya bentuk penyuruh (dengan makna gramatikal ‘yang menyuruh’) dan bentuk pesuruh (dengan makna gramatkal ‘yang disuruh’), maka dibentuk pasangan:
-          Penatar ‘yang menatar’ dan petatar ‘yang ditatar’.
-          Penyuluh ‘yang menyuluh’ dan pesuluh ‘yang disuluh’.
-          Pengubah ‘yang mengubah’ dan perubah ‘yang merubah’.
2.    Adanta bentuk petinju dan pegulat dengan makna gramatikal ‘yang berolahraga tinju’ dan ‘yang berolahraga gulat’, maka dibentuk istilah-istilah seperti pegolh, peyudo, petembak, petenis, pesepak bola, peterjun payung, dan pecatur. Semua istilah olahraga ini tidak mengenal persengauan.
2.4  Nomina Berkonfiks pe-an
konfiks  pe-an dalam pembentukan nomina mempunyai enam buah bentuk ataun alomorf, yaitu pe-an, pem-an, pen-an, peny-an, peng-an, dan penge-an. kaidah penggunaannya sejalan dengan kaidah persengauan prefiks me- maupun prefiks pe-, yaitu sebagai berikut:
bentuk alomorf pe-an digunakan apabila bentuk dasarnya berawalan dengan fonem r,l,w,y,m,n,ny dan ng. Simak contoh berikut:
-          Perawatan
-          Pelarian
-          Pewarisan
-          Peyakinan
-          Pemantapan
-          Penantian
-          Penyanyian
-          Pengangaan.
Bentuk atau alomorf pem-an di gunakan apabila bentuk dasarnya berawalan denan fonem b,p,f, dan v. Dengan catatan fonem b tetap di wujudkan, fonem p disenyawakan dengan bunyi sengaudai konfiks yang bersangkutan, sedangkan kata yang berfonem f dan v hingga kini masih berupa data potensial. Perhatikan contoh berikut:
-          Pembinaan
-          Pembakaran
-          Pemilihan
-          Pemotongan
-          Pemfitnahan
-          Pemvetoan
Bentuk bentuk alomorf pen-an digunakan apabila bentuk dasarnya berawalan dengan fonem d dan t. Dengan catatan fonem d tatap diwujudkan, sedangkan fonem t disenyawakan dengan bunyai sengau dari konfiks yang bersangkutan. Simak contoh berikut:
-          Pendengaran
-          Penderitaan
-          Penerbitan
-          Penentuan
Bentuk atau alomorf peng-an digunakan apbila bentuk dasrnya berawalan dengan fonem k, g, h, kh, a, i, u, e,dan  o. Dengan catatan fonem k disenyawakan dengan bunyi sengau dari konfiks itu, sedangkan yang lai –lain tetap diwujudkan. Simak contoh berikut:
-          Pengiriman
-          Penghukuman
-          Pengkhianatan
-          Pengambilan
-          Pengintaian
-          Pengurusan
-          Pengedaran
Bentuk atau alomorf penge-an digunakan apabila bentuk dasarnya berupa dasar ekasuka. Contoh:
-          Pengeboran
-          Pengecatan
-          Pengetikan
-          Pengesahan
-          Pengecoran
Proses pembentukan nomina berkonfik pe-an dilakukan dari dasar melalui verba berprefiks me-, berklofiks me-kan atau berklofoks me-i. Oleh karena itu, makna gramatikal yangb dimiliki adalah:
(1)           Proses / hal me- (dasar)
(2)           Prosses / hal me-kan (dasar)
(3)           Proses / hal me-i (dasar)
2.4.1 Nomina Berkonfiks pe-an
Nomina berkofiks pe-an memiliki makna gramatikal ,hal/proses me- (dasar)’ apabila bentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- inflektif. Contoh:
-          Pembacaan, artinya ‘hal membaca’.
-          Penulis, artinya ‘hal menulis’.
-          Pendengaran, artinya ‘hal mendengar’.
-          Penutup, artinya ‘hal menutup’.
-          Pembayaran, artinya ‘hal membayar’.
2.4.2. Nomina berkonfiks pe-an
Memiliki makna gramatikal ‘hal/proses me-kan (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba berklofiks me-kan yang dibentuk dari dasar itu. Contoh:
-          Pembenaran, artinya ‘hal membenarkan’.
-          Pengecualian, artinya ‘hal mengecualikan’
2.4.3. Nomina berkonfiks pe-an
Memiliki makna gramatikal ‘hal/proses me-i (dasar)’ apabila dibentuk dari dasar melalui verba berklofiks me-i yang dibentuk dari dasar itu. Contoh:
-          Pewarisan, artinya ‘hal mewarisi’.
-          Pembenahan, artinya ‘hal membenahi’.
-          Pelucutan, artinya ‘hal melucuti’.
2.5. Nomina Berkonfiks Per-an
Ada dua macam proses pembentukan nomina dengan berkonfiks per-an. Pertama, yang diturunkan dari dasar melalui verba berprefiks per-an dan kedua yang dibentuk langsung dari dasar nomina.
1.      Nomina berkonfiks per-an yang dibentuk dari dasar melalui verba ber- bentuknya mengikuti perubahan bentuk prefiks ber-, sehingga menjadi bentuk per-an, pe-an, dan pel-an. Bentuk atau alomorf per-an digunakan apabila diturunkan dari dasar melalui verba bentuk ber- seperti:
-          Perdagangan (dari verba berdagang).
-          Perselingkuhan ( dari verba berselingkuh).
-          Perladangan ( dari verba berdagang).
Bentuk atau alomorf pe-an digunakan apabila diturunkan dari dasar melalui verba bentuk be. Misalnya:
-          Pekerjaan (dari verba bekerja).
-          Peternakan (dari verba  beternak).
-          Pecerminan (dari verba becermin).
Bentuk atau alomorf pel-an hanya digunakan satu-satunya pada dasar ajar melalui verba belajar, sehingga menjadi pembelajaran. Hanya makna gramatikalnya bukan ‘hal/proses belajar’ melainkan ‘bahan belajar’.
2.      Nomina berkonfiks per-an yang dibentuk dari dasar (baik akar maupun bukan) nomina, seperti:
-          Perkeretaan.
-          Perburuhan.
-          Perkantoran.
Makna gramatikal nomina berkonfiks per-an, baik yang dibentuk dari dasar melalui verba ber-, maupun yang langsung dari dasar adalah: ‘hal atau tentang (dasar)’. Namun dalam pemakaian memiliki makna antara lain:
1.      ‘hal ber- (dasar), seperti:
-          Pergerakan, bermakna ‘hal bergerak’.
-          Perselingkuhan, bermakna ‘hal berselingkuh’.
-          Pertemuan, bermakna ‘hal bertemu’.

2.      ‘hal, tentang atau masalah (dasar), seperti:
-          Perekonomian, artinya ‘hal ekonomi’.
-          Perkreditan, artinya ‘hal kredit’.
-          Perhotelan, artinya ‘hal hotel’.
3.      ‘derah, wilayah atau tempat’, seperti:
-          Pegunungan, berarti ‘daerah gunung’.
-          Pedalaman, berarti ‘daerah dalam’.
-          Pemukinan, berarti ‘daerah mukim’.
2.6. Nomina bersufiks –an
Ada tiga macam proses pembentukan nomina bersufiks –an. Pertama, yang dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- inflektif. Kedua, yang dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks ber-; dak ketiga dasar langsung diberi sufiks –an itu. Ketiga cara ini mempunyai makna gramatikal masing-masing.
2.6.1 nomina bersufiks –an
Dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- inflektif memiliki makna grematikal:
1.      Hasil me- (dasar).
2.      Yang di- (dasar).
3.      Alat me- (dasar).

2.6.1.1.    Nomina bersofiks –an
Dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- inflektif memiliki makna grematikal ‘hasil me- (dasar)’ apabila hubungan antara verba me- inflektif yang dibentuk dari dasar itu dengan objeknya menyatakan hasil seperti:
- tulisan, dalam arti ‘hasil menulis’ (diturunkan melalui verba menulis, dimana hubungan verba dengan objeknya, misalnya, surat, mempunyai hubungan hasil)’.
2.6.1.2. Nomina bersufiks –an
Dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal  ‘yang di (dasar)’ apabila hubungan antara verba me- inflektif yang dibentuk dari dasar itu dengan objeknya menyatakan ‘sasaran’, seperti nomina makanan, bacaan dan tahanan dalam kalimat-kaliamat berikut:
- makanaan dilemari sudah tidak tersisa lagi.
- bahan bacaan tersedia lengkap.
2.6.1.3. Nomina bersufiks –an
Dibentuk dari dasar melalui verba berpreiks me- inflektif memiliki makna gramatikal ‘alat me-‘ apabila verba berprefiks me- yang dilaluinya memiliki komponen makna (+ alat), seperti nomina saringan (dari verba menyaring).
- mobil ini mogok karena saringan bensinnya tersumbat.
2.6.2 nomina bersufiks –an
Dibentik dari dasar melalui verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘tempat ber(dasar)’. Misalnya, nomina kubangan, tepian, dan pangkalan pada kalimat-kalimat berikut:
-          Lubang-lubang di jalan itu ada yang sebesar kubangan kerbau (kubangan berarti tempat ‘berkubang’).
-          Mereka berdagang di tepian sungai (tepian berarti ‘tempat yang bertepi’)
-          Kutunggu kamu di pangkalan ojeg (pangkalan berrti ‘tempat berpangkal’).
2.6.3 nomina bersufik –an
Dibentuk dari dasar langsung memiliki makna gramatikal.
1.      Tiap-tiap.
2.      Banyak (dasar).
3.      Bersifat (dasar).

2.6.3.1.  nomina bersufik –an
Dibentuk langsung dari dasar akan mempunyuai makna gramatikal ‘tiap-tiap’ apabila bentul dasarnya memiliki komponen makna (+ ukuran atau (+ takaran ), seperti nomina bulanan, literan dan meteran pada kalimat-kalimat berikut:
- majalah ini terbit bulanan.
- kami Cuma bisa membeli beras literan
- bahan pakaian ini dijual meteran.
Contoh lain: harian, mingguan, tahunan, koloan, gerobakan, dan kuartalan.

2.6.3.2.  nomina bersufik –an
Dibentuk langsung dari dasar akan mempunyai makna gramatikal ‘banyak (dasar)’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ bendaan) dan (+ kecil), seperti nomina ubanan, kutuan, dan jamuran pada kalimat berikut:
- kakak masuh muda, tetapi rambutnya sudah ubanan.
- beras yang sudah kutuan dijual murah-murah.
Contoh lain : rambutan, buluan, panuan, kudisan, jenggotan, kumisan, korengan.
2.6.3.3.  nomina bersufik –an
Dibentuk langsung dari dasar akan mempunyai makna gramatikal ‘bersifat (dasar)’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan), seperti nomina murahan, asinan dan manisan dalam kalimat berikut:
- saya tidak mau membeli barang murah.
- asinan ini tidak ada ketimunnya.
2.7  Nomina bersufiks –nya
Pertama-tama perlu dicatata dulu adanya dua bentuk –nya, yaitu pernyama, -nya sebagai pronomina persona ketiga tunggal, seperti dalam kalimat:
-          Saya mau minta tolong kepadanya
Kedua –nya sebagai sufiks seperti terdapat pada kata-kata naiknya, turunnya, dan mahalnya.
Sebagai sufik –nya membentuk nomina dengan makna gramatikal :
1.      Hal (dasar).
2.      Penegasan


2.7.1.      Nomina bersufik –nya
Memiliki makna gramatikal ‘hal’ kalau bentuk dasanya memiliki komponen makna (+ keadaan), seperti kata-kata naiknya, mahalnya, dan luasnya pada kalimat-kalimat berikut:
- naiknya harga BBM mengurangi pendapatan sopir taksi.
- mahalnya harga sembako semakin melaratkan rakyat banyak.
2.7.2. Nomina bersufik –nya
Memiliki makna gramatikal ‘penegasan’ kalu bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ bendaan) atau (+ tindakan ), seperti kata-kata nasinya, airnya, pulangnya dan datangnya pada kalimat berikut:
- mau makan, nasinya habis.
- jangan lupa, pulangnya beli oleh-oleh.
2.8 Nomina berfrefiks ter-
Nomina berprefiks ter- dengan makna gramatikal ‘yang di (dasar) ‘hanya terdapat sebagai istilah dalam bidang hukum. Nomina tersebut adalah tersanghka, terperiksa, terdakwa, tergugat, tertuduh, terhujum, dan terpidana.
2.9 Nomina berinfiks –el-, -em-, dan –er-.
Infiksasi dalam bahasa indonesia sudah tidak produktif lagi artinya, tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru. Sejauh ini nomina berinfiks yang ada adalah :
-          Telapak                 tapak
-          telunjuk                tunjuk
-          gemetar                getar
-          seruling                 suling

2.10 Nomina bersufiks Asing
Dalam perkembangannya bahasa indonesia banyak menyerap kosa kata asing, terutama dari bahasa arab, inggris, dan belanda. Kosa kata asing yang diserap itu biasanya secara utuh. Artinya, kosa kata itu diserap sekaligus dengan “sufiks” yang menjadi penanda kategori kata serapan itu. “sufik” penanda kelas atau kategori nomina, antara lain adalah:
1.      In pada kata  hadirin
2.      At pada kata hadirat
3.      –ah pada kata gairah
4.      Si pada kata kritisi
5.      –ika pada kata fisika
6.      –ir pada kata importir
7.      –ur pada kata direktur
8.      –us pada kata politikus
9.      –isme pada kata kapitalisme
10.  –sasi pada kata organisasi
11.  –or pada kata aktor


BAB III
SIMPULAN
Nomina akar adalah nomina yang yang dibentuk dari kata dasar tanpa ada imbuhan, sedangkan nomina turunan adalah nomina yang dibentuk dari verba yang mendapat imbukah prefik, sufik, atupun infiks.
Nomina turunan adalah  nomina yang mendapat imbuhan, adapun imbuhan tersebut antara lain sebagai berikut:
1.      Prefiks ke-.
2.      Konfiks ke-an.
3.      Prefiks pe-.
4.      Konfiks ke-an.
5.      Konfiks per-an.
6.      Sufiks –an.
7.      Sufiks –nya.
8.      Prefiks ter-.
9.      Infiks –el, - em, - dan – er.
10.  Sufiks dari bahasa asing.


Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2015. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Naskah Drama "Balada Saridin"

Pemain : 1.       Saridin 2.       Aisyah 3.       Sari (teman Aisyah) 4.       Siti (teman Aisyah) 5.       Ayah Aisyah 6.  ...