Mata
Kuliah: Pengajaran Berbicara
Program Bidang Study / Semester: PBSI / 3 A
Dosen
Pengampu:
H. Zaenal Abidin, M.Pd
Disusun
oleh Kelompok
:
1.
Ade
Fahmi Alamsyah
2.
Dewi
Dwiyanti
3.
Wasiri
PROGRAM
STUDY PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEMESTER 3 (TIGA)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
NAHDLATUL ULAMA INDRAMAYU
(STKIP
NU INDRAMAYU)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji
syukur kami panjatkan atas kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami, sehinga kami mendapatkan petunjuk, kekuatan, dan
kesabaran agar kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Konsep Dasar Perencanaan Pengajaran”.
Dalam
penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karna itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan mendidik untuk
perbaikan selanjutnya. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya. Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Indramayu, Oktober, 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan adalah pemikiran
sebelum pelaksanaan suatu tugas. Apabila penyusun cermati secara keseluruhan maka perencanaan
pengajaran berarti pemikiran tentang perencanaan prinsip-prinsip umum mengajar
tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu situasi interaksi
guru-murid. Baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Karena dengan perencanaan
itu, maka seseorang guru akan bisa memberikan pelajaran dengan baik, karena ia
dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel.
Karena membuat perencanaan yang baik, maka seorang akan tumbuh menjadi seorang
guru yang baik. Seorang bisa menjadi guru yang baik adalah berkat pertumbuhan,
berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus, walaupun
faktor bakat ikut pula berpengaruh.
Belajar
adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan dan dialami manusia,
sejak manusia di dalam kandungan, buaian, tumbuh berkembang dari anak-anak,
remaja, sehingga menjadi dewasa sampai keliang lahat, sesuai dengan prinsip
pembelajaran sepanjang hayat. Oleh sebab itu,tidaklah heran jika konsep belajar
dan pembelajaran perencanaanlah yang dahulu lebih di tekankan kepada istilah
mengajar atau pengajaran,yang berfokus kepada aktivitas guru (teacher-centered)
menuju pembelajaran yang berfokus kepada siswa ( student-centered ) karena aktivitas
mengajar tidak dapat di pisahkan dari aktivitas belajar karena sambil mengajar
pada hakikatnya guru juga belajar.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa maksud dari konsep
perencanaan pendidikan ?
2. Apakah yang di maksud
dimensi-dimensi perencanaan ?
3. Apa manfaat perencanaan
pengajaran ?
4. Apa yang dimaksud
dengan desain pembelajaran ?
1.3 Tujuan penulisan
1. Agar mengetahui maksud
dari konsep perencanaan pendidikan.
2. Agar mengetahui maksud
dari dimensi-dimensi perencanaan.
3. Agar mengetauhi manfaat
perencanaan pengajaran.
4. Agar mengetahui maksud
desain pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konsep
Perencanaan Pengajaran
Terry (1993:17) menyatakan bahwa
perencanaan adalah menetapkan peerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok
untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan
keputusan.
Banghart
dan Trull, (1973) mengemukakan bahwa perencanaan adalah awal dari semua proses
yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan
bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan. Sampai saat ini riset
tentang perencanaan pengajaran masih jarang, tetapi beberapa konsep dapat
membantu guru dalam meningkatkan efektifitas pembuatan perencanaan pengajaran.
Dalam konteks pengajaran,
perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran,
penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan
penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berdasarkan uraian
diatas, konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang, yaitu:
a. Perencanaan
pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaaan yang mendorong
penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan
teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.
b. Perencanaan
pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan
prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran.
c. Perencanaan
pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang
senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi
pengajaran dan impelementasinya terhadap strategi tersebut.
d. Perencanaan
pengajaran sebagia sains (science)
adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan , implementasi,
evaluasi, dan pemelihraan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadaap
unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan
segala tingkatan kompleksitasnya.
e. Perencanaan
pengajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pengajaran sistemik yang
digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran
untuk menjamin kualitas pembelajaran.
f. Perencanaan
pengajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan
memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang
dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah
sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.
Dengan
mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program
pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut
dalam kurikulum. Penyusunan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin
ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknik pembelajaran bertujuan agar
pelaksanaan pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien.
2.2 Dimensi-dimensi
Perencanaan
Pertimbangan terhadap
dimensi-dimensi itu menurut Harjanto (1997:5) memungkinkan diadakannya
perencanaan kompehensif yang menalar dan efisien, yakni:
1. Signifikasi
Tingkat
signifikasi tergantung pada tujuan pendidikan yang diajukan dan signifikasi
dapat ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria yang dibangun selama proses
perencanaan.
2. Feasibilitas
Maksudnya
perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan realistis baik yang
berkaitan dan biaya maupun pengimplementasiannya.
3. Relevansi
Konsep
relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan memungkinkan penyelesaian
persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan
spesifik secara optimal.
4. Kepastian
Konsep
kepastian minimum diharapkan dapat mengurangi kejadian-kejadian yang tidak
terduga.
5. Ketelitian
Prinsip
utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun dalam
bentuk yang sederhana, serta perlu diperhatikan secara sensitif kaitan-kaitan
yang pasti terjadi antara berbagai komponen.
6. Adaptabilitas
Diakui
bahwa perencanaan pengajaran bersifat dinamis, sehinga perlu senaantiasa
mencari informasi sebagai umpan balik. Penggunaan berbagai proses memungkinkan
perencanaan yang fleksibel ataau adaptable dapat dirancang untuk menghindari
hal-hal yang tidak diharapkan.
7. Waktu
Faktor
yang berkaitan dengan waktu cukup banyak, selain keterlibatan perencanaan dalam
memprediksi masa depan, juga validasi dan reliabilitas analisis yang dipakai,
serta kapan untuk menilai kebutuhan kependidikan masa kini dalam kaitannya
dengan masa mendatang.
8. Monitoring
Monitoring
merupakan proses pengembangan kriteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen
bekerja secara efektif.
9. Isi
perencanaan
Isi
perencanaan merujuk pada hal-hal yang akan direncanakan. Perencanaan pengajaran
yang baik perlu memuat:
a. Tujuan
apa yang diinginkan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan
layanan-layanan pendukungnya.
b. Program
dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan
layanan-layanan pendukungnya.
c. Tenaga
manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi,
perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka.
d. Keuangan,
meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan.
e. Bangunan
fisik mencakup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya
dengan pengembangan psikologis.
f. Struktur
organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan managemen operasi dan
pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang direncanakan.
g. Konteks
sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
pengajaran.
Hal
ini menunjukkan bahwa guru harus mempersiapkan perangkat yang harus
dilaksanakan dalam merencakan program. Hidayat (1990:11) mengemukakan bahwa
perangkat yang harus dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran antara lain:
1. Memahami
kurikulum.
2. Menguasai
bahan ajar.
3. Menyusun
program pengajaran.
4. Melaksanakan
program pengajaran.
5. Menilai
program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Dalam
hal ini, kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan dan meningkatkan kompetensi,
kreativitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati,
toleransi dan kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta
meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.
Dalam
pembelajaran berbasis kompetensi perlu ditentukan standar minimum kompetensi
yang dikuasai oleh siswa. Sesuai dengan pendapat tersebut, komponen materi
pokok pembelajaran berbasis kompetensi meliputi: (1) kompetensi yang akan
dicapai; (2) strategi penyampaian untuk mencapai kompetensi; (3) sistem
evaluasi atau penilaian yang digunakan untuk menentukan keberhasilan siswa
dalam mencapai kompetensi.
Pencapaian
setiap kompetensi tersebut terkait erat dengan sistem pembelajaran. Dengan
demikian komponen minimal pembelajaran berbasis kompetensi adalah:
a. Pemilihan
dan perumusan kompetensi yang tepat.
b. Spesifikasi
indikator penilaian untuk menentukan pencapaian kompetensi.
c. Pengembangan
sistem penyampaian yang fungsional dan relevan dengan kompetensi dan sistem
penilaian.
2.3 Manfaat Perencanaan
Pengajaran
Terdapat beberapa manfaat
perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:
1. Sebagai
petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2. Sebagai
pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.
3. Sebagai
pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
4. Sebagai
alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan keterlambatan kerja.
5. Untuk
bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6. Untuk
menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.
2.4 Desain Pembelajaran
Berbasis Kompetensi
Rumusan ini menunjukkan bahwa pendidikan
mengacu pada upaya penyiapan individu agara mampu melakukan perangkat
kompetensi yang diperlukan. Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus
mengandung empat unsur pokok, yaitu:
1).
Pemilihan kompetensi yang sesuai.
2).
Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi.
3).
Pengembangan sistem pengajaran.
4).
Penilaian.
Kegiatan pembelajaran diarahkan
untuk memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diharapkan. Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui,
memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan, kegiatan pembelajaran
perlu: 1) berpusat pada peserta didik; 2) mengembangkan kreatifitas peserta
didik; 3) menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang; 4) bermuatan,
nilai, etika, estetika , logika, dan kinestetika, dan; 5) menyediakan
pengalaman belajar yang beragam (Puskur,2004:13). Langkah-langkah pengembangan
pembelajaran tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Stanley (1971) dalam Oerman
Hamalik (2002:92) sebagai berikut:
Langkah ke-1
Spesifikasi
asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi yang mendasar
Pada
awal abad dua puluh, jhon dewey mendengungkan filsafat progresivisme. Di antara
pokok-pokok pandangan progresivisme antara lain :
1. Siswa
belajar dengan baik apabila mereka secara aktif dapat mengkonstruksi sendiri
pemahaman mereka tentang apa yang dipelajari.
2. Anak
harus bebas agar bisa berkembang dengan wajar
3. Penumbuhan
minat melalui pengalaman langsung untuk merangsang belajar
4. Guru
sebgai pembimbing dan peneliti.
5. Harus
ada kerjasama antara sekolah dan masyarakat.
6. Sekolah
progresif harus merupakan laboraturium untuk melakukan eksperimen.
Langkah ke-2
Mengidentifikasi
kompetensi
Untuk dapat mengidetifikasi
kompetensi,kita dapat menggunakan beberapa model pendekatan, di antaranya :
a. Pendekatan
analisis tugas (task analysis) untuk menentukan daftar kompetensi
b. Pendekatan
the needs of school learners (memusatkan perhatian pada kebutuhan-kebutuhan siswa di sekolah)
langkah pertama dalam pendekatan ini adalah
bertitik tolak dari ambisi, nilai-nilai dan pandangan para siswa.
c. Pendekatan
berdasarkan asumsi kebutuhan masyarakat. Dengan menspesifikasikan kebutuhan masyarakat,terutama masyarakat
sekolah,maka selanjutnya disusun program pendidikan. Pendekatan ini berdasarkan
asumsi,bahwa pengetahuan tentang masyarakat yang nyata dan penting itu dapat di
terjemahkan menjadi program sekolah para siswa yang pada gilirannya dituangkan
kedalam program pembelajaran.
Hal
senada juga dikemukakan oleh Ashan (1981:57)dalam Mulyasa (2004:8) bahawa
analisis kompetensi di lakukan melalui proses:
1. Analisis
tugas. Analisis dimaksudkan untuk mendeskripsikan tugas-tugas yang harus
dilakukan kedalam indikator-indikator kompetensi.
2. Pola
analisis dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan baru yang belum ada.
3. Research.
Dimaksudkan untuk mengembangkan sejumlah kompetensi berdasarkan hasil-hasil
penelitian,dan diskusi
4. Expert
judgement. Dimaksudkan untuk menganalisis kompetensi berdasarkan pertimbangan
para ahli.
5. Individual
group interview data. Analisis kompetensi berdasarkan wawancara baik secara
individu maupun klompok dimaksudkan untuk menemukan informasi tentang
kegiatan,tugas-tugas,dan pekerjaan yang di ketahui oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam bentuk lisan.
6. Role
play. Role play dimaksudkan untuk melakukan analisis kompetensi berdasarkan
pengamatan dan penilaian terhadap sejumlah orang yang melakukan peran tertentu
Langkah ke-3
Menggambarkan secara
spesifik kompetensi-kompetensi
Kompetensi-kompetensi yang telah
tentukan lebih diperkhusus dan dirumuskan menjadi eksplisit dan dapat di
amati.selain itu di pertimbangkan masalah target populasinya dalam konteks
pelaksanaanya,hambatan-hambatan program,waktu pelaksaan dan parameter sumber
Langkah ke-4
Menemukan
tingkat-tingkat kriteria dan jenis assessment
Mentukan jenis-jenis
penilaian yang akan di gunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi.hal ini
sangat penting dalam pengembangan program pembelajaran.
Langkah ke-5
Pengelompokan dan
penyusunan tujuan pengajaran
Sebagai pertimbangan
atau landasan dalam rangka penyusunan pengaturan tersebut adalah
a. Struktur
isi yang dimuat dari pengertian-pengertian sederhana sampai dengan
prinsip-prinsip yang kompleks.
b. Lokasi
dan fasilitas yang diperlukan untuk melaksanakan macam-macam kegiatan
Langkah ke-6
Desain strategi
pembelajaran
Modul instruksional adalah
seperangkat pengalaman dengan maksud memberikan fasilitas kepada para siswa
untuk mengembangakn kompetensi.pada umumnya format modul terdiri dari 5 bagian
utama,yaitu :
a. Prospekstus, memuat pernyataan yang jelas
tentang rasional asumsi-asumsi pokok yang menjadi landasan,hubungan antara
modul satu dengan modul lainnya dan dengan keseluruhan program.
b. Tujuan
atau seperangkat tujuan yang harus dirumuskan dengan jelas dan tidak
membingungkan.
c. Pre assessment yang
meliputi assessment diagnostik terhadap sub kompetensi atau tujuan-tujuan
modul.
d. Kegiatan-kegiatan
yang merupakan alternatif instruktional untuk mencapai kompetensi,alternatif
yang dapat di pilih oleh siswa berdasarkan asumsi bahwa para siswa bersikap accountable terhadap kompetensi,bukan
semata-mata ikut berpartisipasi.
e. Post Assesment
untuk mengetahui keberhasilan modul-modul tidak mengisolasi kurikulum,melainkan
bersifat luwes dan menggunakan strategi instruksional terpadu.
Langkah ke-7
Mengorganisasikan
sistem pengelolaan
Program-program yang bersifat
individual menuntut sistem pengelolaan yang berguna melayani bermacam-macam
kebutuhan siswa. Sebagaimana kita ketahui program pembelajaran berbasis
kompetensi lebih menguttamakan suasana real ( field setting ) dimana sangat
dibutuhkan kerjasama dan dibutuuhkan persetujuan inter-institusional.
Mengingat belajar adalah merupakan
proses bagi siswa dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri, maka kegiatan
belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
hal tersebut dengan lancar dan penuh motivasi.
Langkah ke-8
Melaksanakan percobaan
program
Percobaan
program dilakukan terhadap bagian-bagian dari program itu atau ssemacam prototype test dan hendaknya dilakukan
terlebih dahulu dalam skala kecil. Tujuan program ini adalah untuk mengetes
efektifitas strategi instruksional, seberapa besar diperlukan tuntutan-tuntutan
program, ketepatan alat atau jenis penilaian yang digunakan dan efektitas sistem
pengelolaan.
Langkah ke-9
Menilai desain
pembelajaran
Pelaksanaan terhadap sebuah desain
instruksional, lazimnya mencangkup 4 aspek,yaitu :
a. Validasi
tujuan dalam hubungan dengan peranan pendidikan yang diproyeksikan.
b. Tingkat-tingkat
kriteria dan bentuk-bentuk assessment.
c. Sistem
instruksional dalam hubunganya dengan hasil belajar.
d. Pelaksanaan
organisasi dan pengelolaan dalam hubungan dengan hasil tujuan.
Langkah ke-10
Memperbaiki program
Setiap program
sesungguhhnya tidak pernah tersusun dengan kondisi sempurna, termasuk desain
instruksional berbasis kompetensi. Akan tetapi senantiasa terbuka untuk
perbaikan dan perubahan berdasarkan umpan balik dari pengalaman-pengalaman.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Sebagai
pengajar yang baik kita harus mengetahui pentingnya bagaimana memilah-milah
mana materi pelajaran yang harus di dahulukan penyajiannya secara runtun, logis
dan sistematis. Lalu apabila materi pelajaran yang disajikan tidak serasi dan
tidak terorganisasi dengan baik maka akibatnya terjadi kegagalan dalam
menyampaikan uraian materi pelajaran. Penyebab kegagalan penyampaian materi
disebabkan guru membuat instrumen penilaian yang isinya menghendaki jawaban
materi. Perencanaan
memiliki arti penting sebagai berikut :
a. Dengan adanya
perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi
pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan
pembangunan
b. Dengan perencanaan,
maka dapat dilakukan suatu perkiraan (fore-casting) terhadap hal-hal dalam masa
pelaksanaan yang akan dilalui
c. Perencanaan memberikan
kesempatan untuk memilih berbagi alternatif tentang cara terbaik (the best
alternatif) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik (the best
combination)
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul (2005)
, Perencanaan Pembelajaran, Bandung, PT REMAJA ROSDAKARYA.
No comments:
Post a Comment