Tuesday, January 23, 2018

MAKALAH KONSEP DASAR PERENCANAAN PENGAJARAN

Mata Kuliah: Pengajaran Berbicara
Program Bidang Study / Semester: PBSI / 3 A

Dosen Pengampu: H. Zaenal Abidin, M.Pd

Disusun oleh Kelompok  :
1.      Ade Fahmi Alamsyah
2.      Dewi Dwiyanti
3.      Wasiri

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEMESTER 3 (TIGA)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
NAHDLATUL ULAMA INDRAMAYU
(STKIP NU INDRAMAYU)

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur  kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT  yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehinga kami mendapatkan petunjuk, kekuatan, dan kesabaran agar kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Konsep Dasar Perencanaan Pengajaran”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari  kesempurnaan. Oleh karna itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan mendidik untuk perbaikan selanjutnya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya. Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Indramayu,    Oktober, 2017

        Penyusun   

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan suatu tugas. Apabila penyusun cermati secara keseluruhan maka perencanaan pengajaran berarti pemikiran tentang perencanaan prinsip-prinsip umum mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu situasi interaksi guru-murid. Baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Karena dengan perencanaan itu, maka seseorang guru akan bisa memberikan pelajaran dengan baik, karena ia dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel. Karena membuat perencanaan yang baik, maka seorang akan tumbuh menjadi seorang guru yang baik. Seorang bisa menjadi guru yang baik adalah berkat pertumbuhan, berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus, walaupun faktor bakat ikut pula berpengaruh.
Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan dan dialami manusia, sejak manusia di dalam kandungan, buaian, tumbuh berkembang dari anak-anak, remaja, sehingga menjadi dewasa sampai keliang lahat, sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat. Oleh sebab itu,tidaklah heran jika konsep belajar dan pembelajaran perencanaanlah yang dahulu lebih di tekankan kepada istilah mengajar atau pengajaran,yang berfokus kepada aktivitas guru (teacher-centered) menuju pembelajaran yang berfokus kepada siswa ( student-centered ) karena aktivitas mengajar tidak dapat di pisahkan dari aktivitas belajar karena sambil mengajar pada hakikatnya guru juga belajar.





1.2 Rumusan masalah
1. Apa maksud dari konsep perencanaan pendidikan ?
2. Apakah yang di maksud dimensi-dimensi perencanaan ?
3. Apa manfaat perencanaan pengajaran ?
4. Apa yang dimaksud dengan desain pembelajaran ?

1.3 Tujuan penulisan
1. Agar mengetahui maksud dari konsep perencanaan pendidikan.
2. Agar mengetahui maksud dari dimensi-dimensi perencanaan.
3. Agar mengetauhi manfaat perencanaan pengajaran.
4. Agar mengetahui maksud desain pembelajaran.












BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konsep Perencanaan Pengajaran
            Terry (1993:17) menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan peerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan.
Banghart dan Trull, (1973) mengemukakan bahwa perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan. Sampai saat ini riset tentang perencanaan pengajaran masih jarang, tetapi beberapa konsep dapat membantu guru dalam meningkatkan efektifitas pembuatan perencanaan pengajaran.
            Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berdasarkan uraian diatas, konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
a.       Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.
b.      Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran.
c.       Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan impelementasinya terhadap strategi tersebut.
d.      Perencanaan pengajaran sebagia sains (science) adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan , implementasi, evaluasi, dan pemelihraan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadaap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.
e.       Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pengajaran sistemik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.
f.       Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.
Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum. Penyusunan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknik pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien.
2.2 Dimensi-dimensi Perencanaan
            Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi itu menurut Harjanto (1997:5) memungkinkan diadakannya perencanaan kompehensif yang menalar dan efisien, yakni:
1.      Signifikasi
Tingkat signifikasi tergantung pada tujuan pendidikan yang diajukan dan signifikasi dapat ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria yang dibangun selama proses perencanaan.
2.      Feasibilitas
Maksudnya perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan realistis baik yang berkaitan dan biaya maupun pengimplementasiannya.
3.      Relevansi
Konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan spesifik secara optimal.
4.      Kepastian
Konsep kepastian minimum diharapkan dapat mengurangi kejadian-kejadian yang tidak terduga.
5.      Ketelitian
Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun dalam bentuk yang sederhana, serta perlu diperhatikan secara sensitif kaitan-kaitan yang pasti terjadi antara berbagai komponen.
6.      Adaptabilitas
Diakui bahwa perencanaan pengajaran bersifat dinamis, sehinga perlu senaantiasa mencari informasi sebagai umpan balik. Penggunaan berbagai proses memungkinkan perencanaan yang fleksibel ataau adaptable dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
7.      Waktu
Faktor yang berkaitan dengan waktu cukup banyak, selain keterlibatan perencanaan dalam memprediksi masa depan, juga validasi dan reliabilitas analisis yang dipakai, serta kapan untuk menilai kebutuhan kependidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa mendatang.
8.      Monitoring
Monitoring merupakan proses pengembangan kriteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen bekerja secara efektif.
9.      Isi perencanaan
Isi perencanaan merujuk pada hal-hal yang akan direncanakan. Perencanaan pengajaran yang baik perlu memuat:
a.       Tujuan apa yang diinginkan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
b.      Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
c.       Tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi, perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka. 
d.      Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan.
e.       Bangunan fisik mencakup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya dengan pengembangan psikologis.
f.       Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan managemen operasi dan pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang direncanakan.
g.      Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran.
Hal ini menunjukkan bahwa guru harus mempersiapkan perangkat yang harus dilaksanakan dalam merencakan program. Hidayat (1990:11) mengemukakan bahwa perangkat yang harus dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran antara lain:
1.      Memahami kurikulum.
2.      Menguasai bahan ajar.
3.      Menyusun program pengajaran.
4.      Melaksanakan program pengajaran.
5.      Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Dalam hal ini, kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan dan meningkatkan kompetensi, kreativitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.
Dalam pembelajaran berbasis kompetensi perlu ditentukan standar minimum kompetensi yang dikuasai oleh siswa. Sesuai dengan pendapat tersebut, komponen materi pokok pembelajaran berbasis kompetensi meliputi: (1) kompetensi yang akan dicapai; (2) strategi penyampaian untuk mencapai kompetensi; (3) sistem evaluasi atau penilaian yang digunakan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi.
Pencapaian setiap kompetensi tersebut terkait erat dengan sistem pembelajaran. Dengan demikian komponen minimal pembelajaran berbasis kompetensi adalah:
a.       Pemilihan dan perumusan kompetensi yang tepat.
b.      Spesifikasi indikator penilaian untuk menentukan pencapaian kompetensi.
c.       Pengembangan sistem penyampaian yang fungsional dan relevan dengan kompetensi dan sistem penilaian.
2.3 Manfaat Perencanaan Pengajaran
            Terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:
1.      Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2.      Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap  unsur yang terlibat dalam kegiatan.
3.      Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
4.      Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan keterlambatan kerja.
5.      Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6.      Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.
2.4 Desain Pembelajaran Berbasis Kompetensi
 Rumusan ini menunjukkan bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu agara mampu melakukan perangkat kompetensi yang diperlukan. Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung empat unsur pokok, yaitu:

1). Pemilihan kompetensi yang sesuai.
2). Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi.
3). Pengembangan sistem pengajaran.
4). Penilaian.
            Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan, kegiatan pembelajaran perlu: 1) berpusat pada peserta didik; 2) mengembangkan kreatifitas peserta didik; 3) menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang; 4) bermuatan, nilai, etika, estetika , logika, dan kinestetika, dan; 5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam (Puskur,2004:13). Langkah-langkah pengembangan pembelajaran tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Stanley (1971) dalam Oerman Hamalik (2002:92) sebagai berikut:
Langkah ke-1
Spesifikasi asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi yang mendasar
Pada awal abad dua puluh, jhon dewey mendengungkan filsafat progresivisme. Di antara pokok-pokok pandangan progresivisme antara lain :
1.      Siswa belajar dengan baik apabila mereka secara aktif dapat mengkonstruksi sendiri pemahaman mereka tentang apa yang dipelajari.
2.      Anak harus bebas agar bisa berkembang dengan wajar
3.      Penumbuhan minat melalui pengalaman langsung untuk merangsang belajar
4.      Guru sebgai pembimbing dan peneliti.
5.      Harus ada kerjasama antara sekolah dan masyarakat.
6.      Sekolah progresif harus merupakan laboraturium untuk melakukan eksperimen.
Langkah ke-2
Mengidentifikasi kompetensi
            Untuk dapat mengidetifikasi kompetensi,kita dapat menggunakan beberapa model pendekatan, di antaranya :
a.       Pendekatan analisis tugas (task analysis) untuk menentukan daftar kompetensi
b.      Pendekatan the needs of school learners (memusatkan perhatian  pada kebutuhan-kebutuhan siswa di sekolah) langkah pertama dalam pendekatan ini adalah  bertitik tolak dari ambisi, nilai-nilai dan pandangan para siswa.
c.       Pendekatan berdasarkan asumsi kebutuhan masyarakat. Dengan menspesifikasikan  kebutuhan masyarakat,terutama masyarakat sekolah,maka selanjutnya disusun program pendidikan. Pendekatan ini berdasarkan asumsi,bahwa pengetahuan tentang masyarakat yang nyata dan penting itu dapat di terjemahkan menjadi program sekolah para siswa yang pada gilirannya dituangkan kedalam program pembelajaran.
Hal senada juga dikemukakan oleh Ashan (1981:57)dalam Mulyasa (2004:8) bahawa analisis kompetensi di lakukan melalui proses:
1.      Analisis tugas. Analisis dimaksudkan untuk mendeskripsikan tugas-tugas yang harus dilakukan kedalam indikator-indikator kompetensi.
2.      Pola analisis dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan baru yang belum ada.
3.      Research. Dimaksudkan untuk mengembangkan sejumlah kompetensi berdasarkan hasil-hasil penelitian,dan diskusi
4.      Expert judgement. Dimaksudkan untuk menganalisis kompetensi berdasarkan pertimbangan para ahli.
5.      Individual group interview data. Analisis kompetensi berdasarkan wawancara baik secara individu maupun klompok dimaksudkan untuk menemukan informasi tentang kegiatan,tugas-tugas,dan pekerjaan yang di ketahui oleh seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk lisan.
6.      Role play. Role play dimaksudkan untuk melakukan analisis kompetensi berdasarkan pengamatan dan penilaian terhadap sejumlah orang yang melakukan peran tertentu
Langkah ke-3
Menggambarkan secara spesifik kompetensi-kompetensi
            Kompetensi-kompetensi yang telah tentukan lebih diperkhusus dan dirumuskan menjadi eksplisit dan dapat di amati.selain itu di pertimbangkan masalah target populasinya dalam konteks pelaksanaanya,hambatan-hambatan program,waktu pelaksaan dan parameter sumber
Langkah ke-4
Menemukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis assessment
            Mentukan jenis-jenis penilaian yang akan di gunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi.hal ini sangat penting dalam pengembangan program pembelajaran.
Langkah ke-5
Pengelompokan dan penyusunan tujuan pengajaran
            Sebagai pertimbangan atau landasan dalam rangka penyusunan pengaturan tersebut adalah
a.       Struktur isi yang dimuat dari pengertian-pengertian sederhana sampai dengan prinsip-prinsip yang kompleks.
b.      Lokasi dan fasilitas yang diperlukan untuk melaksanakan macam-macam kegiatan
Langkah ke-6
Desain strategi pembelajaran
            Modul instruksional adalah seperangkat pengalaman dengan maksud memberikan fasilitas kepada para siswa untuk mengembangakn kompetensi.pada umumnya format modul terdiri dari 5 bagian utama,yaitu :
a.        Prospekstus, memuat pernyataan yang jelas tentang rasional asumsi-asumsi pokok yang menjadi landasan,hubungan antara modul satu dengan modul lainnya dan dengan keseluruhan program.
b.      Tujuan atau seperangkat tujuan yang harus dirumuskan dengan jelas dan tidak membingungkan.
c.       Pre assessment yang meliputi assessment diagnostik terhadap sub kompetensi atau tujuan-tujuan modul.
d.      Kegiatan-kegiatan yang merupakan alternatif instruktional untuk mencapai kompetensi,alternatif yang dapat di pilih oleh siswa berdasarkan asumsi bahwa para siswa bersikap accountable terhadap kompetensi,bukan semata-mata ikut berpartisipasi.
e.       Post Assesment untuk mengetahui keberhasilan modul-modul tidak mengisolasi kurikulum,melainkan bersifat luwes dan menggunakan strategi instruksional terpadu.
Langkah ke-7
Mengorganisasikan sistem pengelolaan
            Program-program yang bersifat individual menuntut sistem pengelolaan yang berguna melayani bermacam-macam kebutuhan siswa. Sebagaimana kita ketahui program pembelajaran berbasis kompetensi lebih menguttamakan suasana real ( field setting ) dimana sangat dibutuhkan kerjasama dan dibutuuhkan persetujuan inter-institusional.
            Mengingat belajar adalah merupakan proses bagi siswa dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri, maka kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan hal tersebut dengan lancar dan penuh motivasi.
Langkah ke-8
Melaksanakan percobaan program
Percobaan program dilakukan terhadap bagian-bagian dari program itu atau ssemacam prototype test dan hendaknya dilakukan terlebih dahulu dalam skala kecil. Tujuan program ini adalah untuk mengetes efektifitas strategi instruksional, seberapa besar diperlukan tuntutan-tuntutan program, ketepatan alat atau jenis penilaian yang digunakan dan efektitas sistem pengelolaan.
Langkah ke-9
Menilai desain pembelajaran
            Pelaksanaan terhadap sebuah desain instruksional, lazimnya mencangkup 4 aspek,yaitu :
a.       Validasi tujuan dalam hubungan dengan peranan pendidikan yang diproyeksikan.
b.      Tingkat-tingkat kriteria dan bentuk-bentuk assessment.
c.       Sistem instruksional dalam hubunganya dengan hasil belajar.
d.      Pelaksanaan organisasi dan pengelolaan dalam hubungan dengan hasil tujuan.
Langkah ke-10
Memperbaiki program
            Setiap program sesungguhhnya tidak pernah tersusun dengan kondisi sempurna, termasuk desain instruksional berbasis kompetensi. Akan tetapi senantiasa terbuka untuk perbaikan dan perubahan berdasarkan umpan balik dari pengalaman-pengalaman.

BAB III
PENUTUP

Simpulan
Sebagai pengajar yang baik kita harus mengetahui pentingnya bagaimana memilah-milah mana materi pelajaran yang harus di dahulukan penyajiannya secara runtun, logis dan sistematis. Lalu apabila materi pelajaran yang disajikan tidak serasi dan tidak terorganisasi dengan baik maka akibatnya terjadi kegagalan dalam menyampaikan uraian materi pelajaran. Penyebab kegagalan penyampaian materi disebabkan guru membuat instrumen penilaian yang isinya menghendaki jawaban materi. Perencanaan memiliki arti penting sebagai berikut :
a. Dengan adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan
b. Dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan (fore-casting) terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui
c. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagi alternatif tentang cara terbaik (the best alternatif) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik (the best combination)


 DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul (2005) , Perencanaan Pembelajaran,  Bandung, PT REMAJA ROSDAKARYA.


No comments:

Post a Comment

Naskah Drama "Balada Saridin"

Pemain : 1.       Saridin 2.       Aisyah 3.       Sari (teman Aisyah) 4.       Siti (teman Aisyah) 5.       Ayah Aisyah 6.  ...