Sajak Wanita Garmen
Karya : Rudy
Dirimu, terpancar sinar ketangguhan
Walau berada dikejauhan, tetap kudoakan
Bekerja di perantauan
Jauh dari rumah kampung halaman
Tekadmu sudah bulat tak tertahan
Inginmu sederhana, hanya ingin mencari jajan
Menjadi buruh garmen bukanlah suatu impian
Hanya kepepet keadaan
Delapan jam kau berkutik dengan kain dan jarum
Sesekali tanganmu tercium moncong jarum
Meski begitu, tak pernah kau mengeluh sedikitpun
Menjadi buruh garmen bukanlah cita-cita
Hanya sekedar mengisi waktu saja
Daripada nganggur tak bekerja
Ingin ini ingin itu tak ada yang memberinya
Wanita-wanita tangguh buruh garmen
Kadang pulang sampai tengah malam
Tak takutkah dicopet atau dipalak preman?
Tak takutkah melewati segerombolan anak muda tongkrongan?
Tak takutkah bila ada yang menyukaimu dengan cara setan?
Wanita garmen...
Meski jauh selalu kurindu
Sebulan sekali kadang aku menemuimu
Meski seringkali aku bertamu tanpa senyummu
Jarak yang kutempuh, seringkali tak berbalas rasamu
Meski begitu, selalu kuperjuangkan dirimu
Tak peduli dengan acuhmu
Tak peduli dengan diammu
Tak peduli dengan aku yang bukan siapa bagimu
Wanita garmen...
Sudikah kau bekerja seperti itu?
Tak inginkan kau mencari sesuatu yang baru?
Yang layak kau dapatkan lebih dari itu?
Atau barangkali kau mau menjadi pendamping hidupku?
Merajut masa depan denganku
Membangun impian denganku
Siapa tau sekarang kau jadi buruh
Besok kita jadi bos dari para buruh
Majalengka, 28 Desember 2017
Karya : Rudy
Dirimu, terpancar sinar ketangguhan
Walau berada dikejauhan, tetap kudoakan
Bekerja di perantauan
Jauh dari rumah kampung halaman
Tekadmu sudah bulat tak tertahan
Inginmu sederhana, hanya ingin mencari jajan
Menjadi buruh garmen bukanlah suatu impian
Hanya kepepet keadaan
Delapan jam kau berkutik dengan kain dan jarum
Sesekali tanganmu tercium moncong jarum
Meski begitu, tak pernah kau mengeluh sedikitpun
Menjadi buruh garmen bukanlah cita-cita
Hanya sekedar mengisi waktu saja
Daripada nganggur tak bekerja
Ingin ini ingin itu tak ada yang memberinya
Wanita-wanita tangguh buruh garmen
Kadang pulang sampai tengah malam
Tak takutkah dicopet atau dipalak preman?
Tak takutkah melewati segerombolan anak muda tongkrongan?
Tak takutkah bila ada yang menyukaimu dengan cara setan?
Wanita garmen...
Meski jauh selalu kurindu
Sebulan sekali kadang aku menemuimu
Meski seringkali aku bertamu tanpa senyummu
Jarak yang kutempuh, seringkali tak berbalas rasamu
Meski begitu, selalu kuperjuangkan dirimu
Tak peduli dengan acuhmu
Tak peduli dengan diammu
Tak peduli dengan aku yang bukan siapa bagimu
Wanita garmen...
Sudikah kau bekerja seperti itu?
Tak inginkan kau mencari sesuatu yang baru?
Yang layak kau dapatkan lebih dari itu?
Atau barangkali kau mau menjadi pendamping hidupku?
Merajut masa depan denganku
Membangun impian denganku
Siapa tau sekarang kau jadi buruh
Besok kita jadi bos dari para buruh
Majalengka, 28 Desember 2017