Friday, February 22, 2019

Puisi Kau tinggalkan amarah, bukan asmara

Kau tinggalkan amarah, bukan asmara
Karya : Rudy

Ingin ku bercerita pada semesta
perihal sebuah rasa yang hanya asa
semesta, dengarlah aku walau tak bersuara
melalui rintih ini aku benci malam ini
mawar yang sudah kusiapkan
kini layu menjelma kekecewaan
kata romantis yang sudah kurangkai
kini sirna berubah untaian amarah
amarah yang mendendam dalam malam

Kau, masih sudi saja menyakitiku
bertahun kutahan rasa sakitku
kukira kau datang membawa bahagia di ujung sana
ternyata kau siapkan ribuan pisau yang mengarah ke tubuhku
aku kau rapuhkan secara perlahan
kemudian kau tinggalkan tanpa alasan
Kau tinggalkan amarah, bukan asmara
aaahhhh!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Juntikedokan, 14 Desember 2018

Puisi Sajak Manusia Hp

Manusia Hp
Karya : Rudy

Manusia Hp
Bangun tidur, yang diingat Hp
Ke kamar mandi, bawa Hp
Mau makan, cekrek, foto pakai Hp
Lagi makan, pegang Hp
Awas...jangan sampai makan Hp

Naik kendaraan, pegang Hp
Nyetir kendaraan, main Hp
Nabrak orang, minta maaf ke Hp

Lagi belajar, main Hp
Istirahat, inget Hp
Ke kantin, bawa Hp
Bayar makanan, pakai Hp
Masuk kelas masih main Hp
Ada guru, Hp nya yang jadi guru

Kumpul sama teman, main Hp
Kumpul sama keluarga, main Hp
Reunian teman lama, main Hp
Dasar...Manusia Hp

Juntikedokan, 29 Desember 2018

Puisi Tuhan, Aku Malu

Tuhan, Aku Malu
Karya: Rudy

Tuhan, aku malu
aku hanya seorang pendusta
aku bilang mencintai-Mu
nyatanya aku lebih cinta pada duniaku

Tuhan, aku malu
aku hanya seorang pendosa
aku bilang ingin taat kepada-Mu
nyatanya aku sering mengabaikan-Mu

Tuhan, aku malu
aku mengaku muslim
aku mengaku mukmin
tapi, aku jarang menunaikan kewajibanku

Tuhan, aku malu
aku mendengar ceramah
aku mendengar panggilan-Mu
rumahku dekat dengan rumah-Mu
tapi, kakiku masih terasa berat untuk sekedar mendekati rumah-Mu

Tuhan, aku malu
Pantaskah aku berikrar atas nama-Mu?
sedangkan kitab-Mu saja jarang aku baca

Tuhan, aku malu
aku sering menangis karena urusan dunia
tapi aku tak pernah menangisi akhirat-Mu

Tuhan, aku malu
aku malu, Tuhan

Juntikedokan, 22 Februari 2019

Puisi Kala Jala di Kali

Kala Jala di Kali
Karya : Rudy

Kala itu jala di kali
Jala di kali kala itu
Kala itu, di kali ada jala
Di kali kala itu ada jala
Jala siapa yang ada di kali kala itu?

Kala itu jala di kali
Jala ditimang oleh si mamang
Lalu jala itu di lempar ke kali
Si mamang berharap ada ikan yang terjala
Tapi, jalanya bolong, ikannya lepas dan berenang lagi ke kali
Sekali, dua kali, tiga kali, sampai berkali-kali
Ikan tak ada, jala tersangkut di dasar kali
Si mamang menyelam ke kali

Kala jala di kali
Si mamang mencari ikan untuk anak istri
Satu ikan besar cukup dimakan untuk sarapan pagi
Dua ikan besar untuk makan dua kali
Tiga ikan besar untuk makan tiga kali
Banyak ikan besar untuk makan setiap hari
Itulah harapan si mamang tukang jala ikan di kali

Jala di kali kala itu
Kala itu jala di kali
Si mamang bajunya basah bau sampah kali
Orang-orang sekitarnya hanya melihat sebagai hiburan di siang hari
Ada yang berdua, bertiga, berempat, ada yang bersama istri
Si mamang tak peduli
Dia hanya fokus kepada kali
Diliriknya ikan-ikan di kali
Berharap ada ikan yang nyangkut di jala
Tapi, jalanya bolong, ikannya berenang lagi ke kali

Kala jala di kali
Panas di kepala, dingin di dasar kali
Si mamang tak peduli
Dia teringat anak istri
Rumah pertama adalah tempat tinggal bersama anak istri
Rumah kedua adalah kali
Mau gimana lagi?
Si mamang hanya punya jala dan hanya kenal kali
Jala lagi, jala lagi
Kali lagi, kali lagi
Kala jala di kali

Taman Cimanuk, 20 Februari 2019

Puisi Aku yang Tergusur

Aku yang Tergusur
Karya : Rudy

Orang yang tergusur
Aku hanyalah orang yang tergusur
Posisiku tergantikan oleh posisinya yang lebih mahsyur
Kebersamaan yang dulu indah, kini tak lagi akur
Tiada di hatinya, tiada di hatimu, tiada di hati kalian
Aku hanyalah orang yang tergusur

Tergusur dan digusur sampai tersungkur
Hampir saja aku terjebur ke dalam sumur
Untung aku masih bisa makan semur

Tergusur, tertindas, tergilas
Tergusur dan tertindas sampai tiada melas
Tergusur dibuang seperti ampas

Dulu disanjung, sekarang dipentung
Dulu dipuja, sekarang dihina
Dulu disayang, sekarang dibuang
Dulu diistimewakan, sekarang disepelekan
Dulu dibutuhkan, sekarang diabaikan
Dulu dicari, sekarang tak diminati
Dulu penting, sekarang?
Aku tergusur

Juntikedokan, 22 Februari 2019

Naskah Drama "Balada Saridin"

Pemain : 1.       Saridin 2.       Aisyah 3.       Sari (teman Aisyah) 4.       Siti (teman Aisyah) 5.       Ayah Aisyah 6.  ...