Mata
Kuliah: Menulis
Dosen
Pengampu:
M. Sholeh, M.Pd.
Disusun
oleh :
1.
Dewi
Dwi yanti
2.
Ikhwatun
Nafisah
3.
Rudiyanto
SEMESTER
3
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
NAHDLATUL ULAMA INDRAMAYU
(STKIP
NU INDRAMAYU)
2017
Jalan Raya Kaplongan
No. 28 Karangampel Indramayu
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah
SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Karangan Narasi”
Adapun makalah ini merupakan syarat untuk menambah
pengetahuan tentang mata kuliah “Menulis”. Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan mendidik
untuk perbaikan selanjutnya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya. Terima
kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Indramayu,
November
2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Penulisan
Menulis merupakan sebuah
proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan,
misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini
biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut
mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat yang mengatakan kedua
istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Istilah menulis sering
melekatkan pada proses kreatif yang sejenis ilmiah. Sementara istilah mengarang
sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis non ilmiah.
Kegiatan menulis
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami
oleh seluruh siswa. Karena kegiatan menulis mempunyai banyak keuntungan, yaitu
dengan menulis kita dapat lebih menggali kemampuan dan potensi diri kita,
melalui kegiatan menulis kita dapat mengembangkan berbagai gagasan. Salah satu
keterampilan menulis salah satunya yaitu menulis karangan narasi.
1.2 Rumusan
Masalah Penulisan
Dari latar belakang yang sudah
dipaparkan, maka rumusan masalah yang akan dibahas yaitu sebagai berikut.
1.
Apa pengertian
karangan narasi ?
2.
Apa tujuan
menulis narasi ?
3.
Apa saja
prinsip-prinsip di dalam karangan narasi ?
4.
Apa saja
detail-detail dalam karangan narasi ?
5.
Bagaimana pola
pengembangan karangan narasi ?
6.
Apa saja
langkah-langkah di dalam membuat karangan narasi ?
7.
Apa ciri-ciri
karangan narasi ?
8.
Apa saja
jenis-jenis karangan narasi ?
9.
Bagaimana
struktur di dalam karangan narasi ?
1.3 Tujuan
Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini
yaitu sebagai berikut.
1.
Dapat mengetahui
pengertian karangan narasi.
2.
Dapat mengetahui
tujuan menulis narasi.
3.
Dapat mengetahui
prinsip-prinsip di dalam karangan narasi.
4.
Dapat mengetahui
detail-detail dalam karangan narasi.
5.
Dapat mengetahui
pola pengembangan karangan narasi.
6.
Dapat mengetahui
langkah-langkah di dalam membuat karangan narasi.
7.
Dapat mengetahui
ciri-ciri karangan narasi.
8.
Dapat mengetahui
jenis-jenis karangan narasi.
9.
Dapat mengetahui
struktur di dalam karangan narasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Karangan Narasi
Narasi adalah cerita. Cerita ini
berdasarkan pada urutan-urutan atau suatu (serangkaian) kejadian atau
peristiwa-peristiwa. Dalam kejadian itu ada tokoh atau (beberapa tokoh), dan
tokoh ini mengalami atau menghadapi suatu atau (serangkaian) konflik atau
tikaian. Kejadian, tokoh, dan konflik ini merupakan unsur pokok sebuah narasi,
dan ketiganya secara kesatuan bisa pula disebut alur atau plot. Narasi bisa
berisi fiksi bisa pula fakta atau rekaan, yang direka atau dikhayalkan oleh
pengarangnya saja.
Karangan narasi (berasal dari naration berarti bercerita) adalah suatu
bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan tindak
tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau
berlangsung dalam suatu kesatuan waktu (Finoza, 2008:202).
Narasi bertujuan menyampaikan
gagasan dalam urutan waktu dengan maksud menghadirkan di depan mata angan-angan
pembaca serentetan peristiwa yang biasanya memuncak pada kejadian utama
(Widyamartaya, 1992:9-10). Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang
bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman
maksud manusia dari waktu ke waktu. Selanjutnya, Keraf (2007:136) mengatakan
bahwa karangan narasi merupakan suatu bentuk karangan yang sasaran utamanya
adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkai
menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Atau
dapat juga dirumuskan dengan cara lain; narasi adalah suatu bentuk karangan
yang berusaha mennggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa
yang telah terjadi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa narasi merupakan cerita
yang berusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkaian tindak tanduk
manusia dalam sebuah peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu,
juga didalamnya terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik yang disusun
secara sistematis. Dengan demikian, dapat diketahui ada beberapa hal yang
berkaitan dengan narasi. Hal tersebut meliputi: 1) berbentuk cerita atau
kisahan, 2) menonjolkan pelaku, 3) menurut perkembangan dari waktu ke waktu,
dan 4) disusun secara sistematis.
2.2 Tujuan Menulis Narasi
Berdasarkan tujuannya, karangan
narasi memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Agar
pembaca seolah-olah sudah menyaksikan atau mengalami kejadian yang diceritakan.
2. Berusaha
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah
terjadi, serta menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca atau pendengar.
3. Untuk
menggerakkan aspek emosi.
4. Membentuk
citra/imajinasi para pembaca.
5. Menyampaikan
amanat terselubung kepada pembaca atau pendengar.
6. Memberi
informasi kepada pembaca dan memperluas pengetahuan.
7. Menyampaikan
sebuah makna kepada pembaca melalui daya khayal yang dimilikinya.
2.3 Prinsip-prinsip
Narasi
Menurut Suparno dan Yunus (2008),
Bahwa dalam menulis sebuah karangan narasi perlu diperhatikan prinsip-prinsip
dasar narasi sebagai tumpuan berpikir bagi terbentuknya karangan narasi.
Prinsip-prinsip tersebut, yaitu:
1. Alur(plot), merupakan rangkaian pola
tindak-tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi.
2. Penokohan, merupakan
salah satu ciri khas narasi ialah
mengisahkan toko cerita bergerak dalm suatu rangkaian peristiwa dan kejadian.
Tindakan, peristiwa, kejadian, itu disusun bersama-sama sehingga mendapatkan
kesan atau efek tunggal.
3. Lattar,
ialah tempat dan/ atau waktu terjadinya pebuatan tokoh atau peristiwa yang
dialami tokoh.
4. Sudut Pandang, Sudut
pandang dalam narasi menjawab pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah ini.
Apapun sudut pandang yang dipilih pengarang akan menentukan sekali gaya dan
corak cerita. Sebab, watak dan pribadi isi pencerita akan banyak menentukan
cerita yang diuturkan pada pembaca.
2.4 Detail-detail dalam
Narasi
Detail-detail yang harus
diperhatikan dalam karangan narasi adalah sebagai berikut.
1. Detail-detail
dalam narasi disusun dalam sekuensi ruang dan waktu yang menyarankan adanya
bagian awal, tengah, dan akhir.
2. Jika
cerita menyangkut latar tempat, maka pengisahan mengalami pergantian dari suatu
tempat ke tempat lain.
3. Jika
cerita menyangkut latar waktu, maka pengisahan mengalami pergantian dari suatu
waktu ke waktu lain.
4. Jika
cerita menyangkut perbuatan, maka tokoh pengisahan mengalami gerakan dari suatu
adegan ke adegan berikutnya.
5. Disamping
tu, narasi bisa juga dikembangkan dengan menggunakan deskripsi, eksposisi, dan
dialog.
6. Dalam
cerita, rangkaian peristiwa sangat penting.
2.5
Pola
Pengembangan Narasi
Menurut Semi (dalam Suparno dan Yunus,
2008), tulisan narasi biasanya mempunyai pola. Pola sederhana berupa awal
peristiwa, tengah peristiwa, dan akhir peristiwa. Awal narasi berisi pengantar,
yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar
dapat mengikat pembaca. Dengan kata lain, bagian ini mempunyai fungsi khusus
untuk memancing pembaca dan menggiring pembaca pada kondisi ingin tahu kejadian
selanjutnya. Bagian tengah merupakan bagian yang menjelaskan secara panjang
lebar tentang peristiwa. Dibagian ini, penulis memunculkan konflik. Kemudian
konflik tersebut diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konflik mencapai
klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Bagian akhir cerita yang
mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakan
dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir
cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa pengembangan tulisan dengan teknik narasi dilakukan dengan
mengemukakan rangkaian peristiwa yang
terjadi secara kronologis. Teknik pengembangan narasi diidentikkan dengan
penceritaan (storitelling), karena
teknik ini biasanya selalu digunakan untuk menyampaikan suatu cerita.
Karangan-karangan berbentuk cerita
pada umumnya merupakan karangan fiksi. Namun, teknik narasi ini tidak hanya
digunakan untuk mengembangkan tulisan-tulisan berupa fiksi saja. Teknik narasi
ini dapat pula digunakan untuk mengembangkan penulisan karangan nonfiksi
(Syafie’ie, dam Suparno dan Yunus, 2008)
2.6 Langkah-langkah
Pengembangan Narasi
Langkah-langkah mengembangan narasi
adalah sebagai berikut.
1. Tentukan
dulu tema dan amanat yang akan disampaikan.
2. Tetapkan
sasaran pembaca kita.
3. Rancang
peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur.
4. Bagi
peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, pengembangan, dan akhir cerita.
5. Rincian
peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung
cerita.
6. Susun
tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.
2.7 Ciri-ciri Karangan
Narasi
Menurut Keraf (2007:136) ciri-ciri
karangan narasi, yaitu:
1. Menonjolkan
unsur perbuatan atau tindakan.
2. Dirangkai
dalam urutan waktu.
3. Berusaha
menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
4. Ada
konflik. Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita.
Alur
ini tidak akan menarik jika tidak ada konflik. Selain alur cerita, narasi
dibangun oleh konflik dan susunan kronologis.
Ciri-ciri
narasi lebih lengkap lagi diungkapkan lagi oleh Atar Semi yaitu sebagai
berikut.
1. Berupa
cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
2. Kejadian
atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi,
dapat semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
3. Berdasarkan
konflik, karena tanda konflik biasanya narasi tidak menarik.
4. Memiliki
nilai estetika.
5. Menekankan
susunan secara kronologis.
2.8 Jenis-jenis Karangan
Narasi
1. Narasi Ekspositoris (Narasi Faktual)
Narasi
Ekspositoris adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara
tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang
tentang kisah seseorang. Penulis menceritakan suatu peristiwa data yang
sebenarnya. Eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi eksporitoris.
Berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukkan unsur-unsur sugestif atau bersifat
objektif.
Narasi
ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran dan untuk mengetahui apa yang
dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio.
Narasi ekspositoris bersifat khas
atau khusus. Narasi ekspositoris
merupakan jenis karangan narasi yng mengutamakan kisah yang sebenarnya dari
tokoh yang diceritakan.
2. Narasi
Sugestif ( Narasi Artistik)
Narasi
Sugestif adalah narasi yamg berusaha untuk memberikan maksud tertentu, narasi
sugestif juga bertalian dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam
suatu kejadian atau peristiwa (Keraf, 2007:138).
Dalam
narasi ini, pengarang diizinkan menggunakan daya khayal untuk menghidupkan
suatu cerita.
2.9
Struktur
Narasi
Struktur
narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yaitu: perbuatan, penokohan, latar,
dan sudut pandang. Tetapi dapat juga
dianalisis berdasarkan alur (plot) narasi. Berdasarkan bagian-bagian alur
yaitu: pendahuluan, perkembangan, dan bagian peleraian. Bagian penutup, akhir
suatu perbuatan titik yang menjadi pertanda berakhirnya tindak tanduk(Keraf,
2007:145-155).
Pada
dasarnya, penyelesaian sebuah cerita (narasi) ditentukan sendiri oleh
pengarangnya. Khusus untuk narasi ekspositoris, penyelesaian ditentukan oleh
pengarangnya. Dalam hal ini, pemecahan masalahnya dapat mengikuti perbuatan
atau tindakan yang dilakukan oleh tokoh sendiri.
Berbeda
dengan narasi ekspositoris, penyelesaian cerita pada narasi sugestif dapat
diserahkan kepada si pengarang dan juga kepada si pembaca. Jadi, akhir dari
sebuah cerita itu dapat diselesaikan oleh si pengarang ata di serahkan kepada
pembaca.
BAB III
Simpulan
Narasi
merupakan cerita yang berusaha
menciptakan, mengisahkan, dan merangkaian tindak tanduk manusia dalam sebuah
peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu, juga didalamnya terdapat
tokoh yang menghadapi suatu konflik yang disusun secara sistematis.
Salah
satu tujuan dari karangan narasi adalah agar pembaca seolah-olah sudah
menyaksikan atau mengalami kejadian yang diceritakan.
Karangan
narasi mempunyai beberapa prinsip. Prinsip-prinsip tersebut, yaitu: Alur, Penokohan,
Lattar, Sudut pandang.
Karangan
narasi mempunyai pola sederhana berupa awal peristiwa, tengah peristiwa, dan
akhir peristiwa. Pengembangan tulisan dengan teknik narasi dilakukan dengan
mengemukakan rangkaian peristiwa yang
terjadi secara kronologis.
Langkah-langkah dalam mengembangkan karangan narasi yaitu
: tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan, tetapkan sasaran pembaca
kita, rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk
skema alur, dan bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, pengembangan,
dan akhir cerita.
Menurut
Keraf (2007:136) ciri-ciri karangan narasi, yaitu: menonjolkan unsur perbuatan
atau tindakan. dirangkai dalam urutan waktu, berusaha menjawab pertanyaan, apa
yang terjadi?, ada konflik, dan narasi dibangun oleh sebuah alur cerita.
Di
dalam karangan narasi, narasi tebagi dalam dua jenis, yaitu Narasi Ekspositoris
(Narasi Faktual) dan Narasi Sugestif ( Narasi Artistik).
Struktur
narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yaitu: perbuatan, penokohan, latar,
dan sudut pandang.
DAFTAR PUSTAKA
Dalman.
2016. Keterampilan Menulis. Jakarta:Raja
Grafindo Persada.
No comments:
Post a Comment