DisusunOleh
:
Eti Ernawati
Ikhwatun Nafisah
Romanto
Rudiyanto
Rusmiati
Titi Yuhana
Wasiri
Windi Afiyatun
PROGAM STUDI PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
NAHDLATUL
ULAMAINDRAMAYU
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji
syukur kami panjatkan atas kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami, sehinga kami mendapatkan petunjuk, kekuatan, dan
kesabaran agar kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Ruang dan Perlengkapan Perpustakaan”.
Dalam
penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karna itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan mendidik untuk
perbaikan selanjutnya.
Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya. Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Indramayu, April 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Penulisan
Perpustakaan
merupakan lembaga pelayanan jasa yang menyediakan sumber – sumber informasi
yang dibutuhkan para penggunanya. Sedangkan perpustakaan menurut Sulistyo
Basuki (1993:3) adalah sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk
menyimpan buku dan terbitan lainnya yang disimpan menurut tata susunan tertentu
untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Ada beberapa jenis perpustakaan,
salah satunya adalah perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan
tinggi merupakan sarana penyedia informasi dan pelestarian kebudayaan yang
berperan penting untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu
pada pembangunan nasional.
Ruang
perpustakaan berfungsi sebagai tempat penyimpanan koleksi, tempat aktivitas
layanan dan tempat bekerja petugas perpustakaan, sehingga dalam
penyediaan gedung harus mempertimbangkan bagaimana penataan ruang yang mencakup
aspek untuk perpustakaan dan aspek untuk pengguna. Ruang perpustakaan ditata
rapi sedemikian rupa agar pelayanan di perpustakaan berjalan dengan lancar dan
pemustaka merasa nyaman didalam perpustakaan. Ruang perpustakaan yang nyaman
akan membuat pemustaka betah berada didalam perpustakaan, dan dapat mengubah
pandangan orang – orang bahwa perpustakaan bukan hanya gedung penyimpanan buku
atau gudang buku.
Tata ruang
yang baik tidak membuat pengunjung saling terganggu. Dan selain itu tata ruang
yang diatur dengan baik akan mempermudah pengawasan dan pengamanan bahan
pustaka. Maka dari itu pustakawan juga harus memperhatikan tata ruang
perpustakaan dengan baik dengan memperhatikan standar nasional perpustakaan di
perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah Penulisan
Dari beberapa masalah yang ada di atas,
maka kami dari tim penyusun makalah ingin membahas beberapa hal untuk menjelaskan
masalah-masalah tersebut, yaitu sebagai berikut :
1.
Apa pengertian ruang perpustakaan ?
2.
Bagaimana perencanaan tata ruang perpustakaan ?
3.
Apa saja aspek-aspek penataan ruang perpustakaan ?
4.
Apa saja hal-hal penting dalam desain ruang perpustakaan ?
5.
Apa saja perabot yang ada di dalam perpustakaan ?
6.
Bagaimana tata cara menata ruang perpustakaan ?
7.
Bagaimana hubungan manusia dengan ruang perpustakaan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah penulisan yang sudah
disebutkan, maka kami tim penyusun makalah mempunyai tujuan penulisan, yaitu
sebagai berikut :
1.
Mengetahui pengertian ruang perpustakaan.
2.
Mengetahui perencanaan tata ruang perpustakaan.
3.
Mengetahui aspek-aspek penataan ruang perpustakaan.
4.
Mengetahui hal-hal penting dalam desain ruang perpustakaan.
5.
Mengetahui perabot yang ada di dalam perpustakaan.
6.
Mengetahui tata cara menata ruang perpustakaan.
7.
Mengetahui hubungan manusia dengan ruang perpustakaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Ruangan
Gedung
atau ruangan perpustakaan merupakan sarana penting dalam penyelenggaraan
perpustakaan. Perpustakaan sebagai unit pelayanan jasa, harus memiliki sarana
kerja yang cukup dan permanen untuk menampung semua koleksi, fasilitas, staf
dan kegiatan perpustakaan sebagai unit kerja. Sarana yang dimaksud adalah
sarana fisik dalam bentuk ruangan atau gedung. Perpustakaan sebagai pusat
informasi dan pengetahuan memiliki tugas dan fungsi yang strategis yaitu
menyediakan fasilitas ruang baca yang nyaman dan aman bagi pemustakanya.
Layanan
ruang baca merupakan layanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pemustaka
berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca. Dalam pengaturan ruang baca
perpustakaan agar nyaman dan aman maka diperlukan adanya ilmu tata ruang. Ilmu
tata ruang baca di perpustakaan sangat dibutuhkan karena merupakan salah satu
aspek pembinaan perpustakaan yang memiliki pengaruh dan peranan yang sangat
besar dalam memperlancar layanan maupun pelaksanaan fungsi perpustakaan.
Sulistiyo-Basuki (1992) mengatakan ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam
menata ruang baca perpustakaan, yaitu:
1. Pertimbangan
umum, meliputi sumber daya keuangan, letak/lokasi, luas ruang, jumlah staf,
tujuan dan fungsi organisasi, pemakai, kebutuhan pemakai, perilaku pemakai,
infrastruktur, dan fasilitas teknologi informasi yang diperlukan untuk
melengkapi kenyamanan ruang baca perpustakaan.
2. Pertimbangan
teknis, terkait dengan kegiatan telaah awal untuk menentukan kondisi optimal
bagi pemanfaatan ruang dan perlengkapan, pengawetan dokumen, kenyamanan
pemakai, serta mempertimbangkan faktor cuaca (suhu), penerangan (cahaya),
akustik (kebisingan), masalah khusus (koleksi mikro), dan keamanan (tahan api)
saat di dalam ruang perpustakaan.
Di
samping itu, perencanaan ruang perpustakaan harus mangacu pada hubungan antar
ruang yang bersifat interaktif agar dapat dipandang secara mudah dan nyaman,
baik dari segi efisiensi dan alur kerja, mutu pelayanan, maupun
pengawasan.Penampilan bangunan perpustakaan harus mencerminkan adanya interaksi
sosial dan fungsional, baik antara pemustaka dengan pemustaka, pemustaka dengan
petugas, maupun petugas dan pimpinan perpustakaan.
Ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan ruangan perpustakaan
antara lain:
a) Jumlah koleksi dan perkembangan di masa
yang akan datang;
b) Jumlah
pemakai atau masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan;
c) Jumlah bentuk layanan perpustakaan yang
disajikan, dan
d) Jumlah petugas atau karyawan yang
menggunakan ruangan.
Adapun ruangan yang minimal harus dimiliki sebuah perpustakaan adalah sebagai berikut:
1.
Ruang koleksi, adalah
tempat penyimpanan koleksi perpustakaan. Luas ruangan ini tergantung pada jenis
dan jumlah bahan pustaka yang dimilki serta besar kecilnya luas bangunan
perpustakaan.
2.
Ruang baca, adalah
ruang yang dipergunakan untuk membaca bahan pustaka. Luas ruangan ini
tergantung pada jumlah pembaca, pemakai jasa perpustakaan.
3.
Ruang pelayanan, adalah
tempat penyimpanan dan pengembalian buku, meminta keterangan pada petugas,
menitipkan barang atau tas, dan mencari informasi dan buku yang diperlukan
melalui katalog.
4.
Ruang kerja/teknis
administrasi, adalah ruangan yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan
pemerosesan bahan pustaka, tata usaha untuk kepala perpustakaan dan stafnya,
perbaikan dan pemeliharaan bahan pustaka, diskusi, dan pertemuan (Perpustakaan
Nasional, 1992).
2.2
Perencanaan
Tata Ruang
Dalam merencanakan dan mendesain
suatu gedung perpustakaan perlu melibatkan pengelola dan pihak dari
perpustakaan. Tercantum di UU No. 43 Tahun 2007 dalam bab IX pasal 38
menyebutkan bahwa :
1.
Setiap penyelenggara perpustakaan
menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan standar nasional perpustakaan.
2.
Sarana dan prasarana
sebagaimana disebutkan dalam ayat 1 dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai dengan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Dengan
demikian gedung perpustakaan dalam pembangunannya perlu persiapan dan
perencanaan yang baik.
2.3
Aspek Penataan Ruang
Dalam
penyelenggaraan perpustakaan ada aturan – aturan perpustakaan yang telah ditetapkan.
Seperti yang telah tercantum dalam UU No. 43 Tahun 2007 pasal 24 ayat 1 bahwa
setiap perguruan tinggi menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar
nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan. Maka
dari itu agar menghasilkan penataan ruangan perpustakaan yang optimal serta
menunjang kelancaran tugas perpustakaan sebagai lembaga pemberi jasa, sebaiknya
perlu memperhatikan hal – hal berikut ini :
a. Aspek fungsional
Artinya bahwa penataan ruangan harus mampu mendukung kinerja perpustakaan
secara keseluruhan baik bagi petugas perpustakaan maupun pengguna perpustakaan.
Penataan yang fungsional dapat tercipta jika antar ruangan mempunyai hubungan
yang fungsional dan dan arus barang (bahan pustaka) dan peralatan lainnyaserta
arus dan pergerakan pengguna perpustakaan dapat mengalir dengan lancar.
b. Aspek psikologis pengguna
Psikologis pengguna diperhatikan. Penataan ruangan bisa mempengaruhi aspek
psikologis pengguna perpustakaan. Dilihat dari aspek ini tujuan penataan ruang
adalah agar pengguna perpustakaan bisa nyaman, leluasa bergerak di
perpustakaan, merasa tenang. Kondisi ini dapat diciptakan melalui penataan
ruang yang harmonis dan serasi, termasuk dalam hal penataan perabot
perpustakaan.
c. Aspek estetika
Aspek estetika perlu mendapat perhatian. Keindahan penataan ruangan salah
satunya bisa melalui penataan ruang dan perabot yang digunakan. Penataan
ruangan yang serasi, bersih dan tenang bisa mempengaruhi kenyamanan pengguna
perpustakaan untuk berlama – lama di perpustakaan.
d. Aspek keamanan bahan pustaka
Dalam kaitan dengan penataan ruang, keamanan bahan pustaka bisa
dikelompokkan dalam 2 bagian. Pertama faktor keamanan bahan pustaka akibat
kerusakan secara ilmiah, dan kedua adalah faktor kerusakan/kehilangan bahan
pustaka karena faktor manusia. Penataan ruang perpustakaan harus memperhatikan
kedua faktor tersebut. Penataan ruang yang fungsional mampu menciptakan
pengawasan terhadap keamanan koleksi pepustakaan secara tidak langsung dari
kerusakan faktor manusia.
Dalam penataan ruangan perpustakaan sebaiknya dihindari penataan ruangan
yang tersekat – sekat mati dan menutup pandangan, hal ini menyebabkan ruang
gerak pandangan tidak leluasa. Kondisi semacam ini bisa menyebabkan cepat
timbulnya rasa bosan dan jenuh bagi pemakai perpustakaan.
2.4 Hal Penting Desain
Ruang Perpustakaan
Desain ruang
perpustakaan juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi minat pemustaka
untuk datang berkunjung ke perpustakaan, dan kondisi fisik gedung perpustakaan
memiliki hubungan dengan minat pengguna jasa layanan perpustakaan yaitu seperti
:
a.
Kondisi fisik gedung perpustakaan seperti
pembagian ruangan, warna bagian luar gedung, kebersihan dan kelengkapan
fasilitas gedung seperti toilet tidak terlalu mempengaruhi minat menggunakan
jasa layanan perpustakaan dibanding dengan kondisi ruang perpustakaan.
b.
Kondisi ruang perpustakaan berkorelatif
positif dengan minat menggunakan perpustakaan. semakin baik kondisi ruang
perpustakaan, semakin tinggi minat menggunakan jasa layanan perpustakaan.
c.
Pemilihan warna dan cahaya paling mempengaruhi
minat. Semakin gelap dan suram warna ruangan, semakin enggan pemakai
menggunakan jasa layanan perpustakaan.
d.
Pemilihan furniture dan penataan ruangan
termasuk rak buku, ternyata juga mempengaruhi pemakai dalam menggunakan jasa
layanan perpustakaan. beberapa pemakai merasa punya kesan kaku dari penataan
rak buku, kursi dan meja baca yang kaku diruang perpustakaan. sehingga mereka
mereka merasa tertekan dan tidak betah untuk berlama – lama didalam ruang
perpustakaan.
2.5 Perabot Perpustakaan
Perabot perpustakaan merupakan sarana pendukung atau perlengkapan
perpustakaan yang digunakan perpustakaan agar dapat optimal dibutuhkan perabot
dan perlengkapan perpustakaan antara lain :
1)
Meja dan kursi sirkulasi yang
memiliki desain khusus, biasanya disesuaikan dengan aktifitas di sirkulasi dan
kebutuhan perlengkapan untuk mendukung layanan sirkulasi.
2)
Meja dan kursi baca sangat
dibutuhkan oleh perpustakaan dengan pemilihan jenis disesuaikan dari luas
ruangan perpustakaan.
3)
Meja dan kursi kerja tidak begitu
banyak dibutuhkan oleh perpustakaan, namun demikian meja kerja ini sangat
penting. Segala aktivitas perpustakaan dikendalikan dari meja kerja.
4)
Meja atau rak atlas dan kamus yang
dapat dimanfaatkan untuk menempatkan surat kabar dilengkapi dengan alat
penjepit.
5)
Lemari katalog atau disebut juga
dengan kabinet katalog yang digunakan untuk menyimpan kartu katalog.
6)
Lemari multi media yang digunakan
untuk mrnyimpan koleksi dalam bentuk mullti media seperti kaset, CD ROM,
microfilm.
7)
Lemari arsip digunakan untuk arsip
perpustakaan yang berupa data pengunjung yang menjadi anggota perpustakaan,
data pengunjung yang yang meminjam koleksi perpustakaan, dan data koleksi yang
dimiliki oleh perpustakaan.
8)
Laci penitipan tas atau loker dapat
dimanfaatkan untuk penitipan tas, jaket dan barang yang tidak diperkenankan
masuk ke dalam ruang perpustakaan.
9)
Kereta buku biasanya sangat
dibutuhkan diperpustakaan. Biasanya digunakan untuk mengangkut buku – buku yang
dikembalikan oleh pemustaka dari meja sirkulasi ke rak buku.
10) Papan
display, papan yang digunakan untuk memperlihatkan informasi buku – buku baru.
2.6 Menata Ruang Perpustakaan
Penataan ruangan perpustakaan sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan
semua kegiatan di perpustakaan baik aspek layanan maupun untuk kegiatan
penyiapan semua sarana dan prasarana pendukung layanan perpustakaan.
Perpustakaan menyediakan bahan pustaka dengan lengkap, fasilitas perpustakaan
memadai tanpa penyediaan tata ruang baca yang baik akan membuat orang kurang
tertarik berkunjung. Tidak terkecuali dalam budaya digital seperti era sekarang
ini sekalipun. Ruang perpustakaan yang nyaman dan aman merupakan daya tarik
tersendiri baik bagi pengunjung dan petugasnya.Untuk itu kiranya tata ruang
perpustakaan harus dirancang sedemikian rupa. Seperti memperhatikan pada lay
out, perabot, ruang baca serta sirkulasi ruangnya. Selain itu juga perlu
dirancang masalah pengkodisian ruang maupun lingkungan ruang perpustakaan.Tata
letak perabot juga merupakan aspek penting dalam merencanakan sebuah ruangan.
Dalam mengolah tata letak sebuah ruangan harus memenuhi kriteria fungsional dan
estetiknya. Ruang yang bersih, teratur, nyaman, menyenangkan dan menarik
merupakan salah satu faktor yang dapat mengundang orang untuk berkunjung ke
perpustakaan.
Upaya menciptakan ruang perpustakaan yang nyaman perlu memperhatikan
dua hal. Yaitu desain tata ruang dan pengkodisian ruang. Desain tata ruang
diarahkan untuk menghasilkan pembagian fungsi ruangan, sirkulasi ruangan, dan
pengelolaan unsur pembentuk ruang.Perpustakaan perlu menyediakan
ruangan-ruangan khusus. Ruang tersebut biasanya memberikan indikasi bagaimana
ruang tersebut dimanfaatkan. Jalan masuk ke suatu ruang dapat membentuk pola
sirkulasi yang membagi ruang menjadi zona-zona tertentu.Tata letak perabot merupakan
aspek penting dalam merencanakan interior. Pertimbangan hubungan antar ruang
dan pengelompokan ruang berdasarkan jenis atau sifat ruang agar terjadi
sirkulasi yang efisien dan hasil maksimal dari setiap kegiatan agar tidak
saling mengganggu. Perencanaan furniture sebuah ruang perlu
memperhatikan jumlah dan pengaturan perabot atas pertimbangan; aktivitas dan
fungsi, kenyamanan serta bentuk dan warna. Perabot yang harus diatur yakni rak
bahan pustaka, meja dan kursi serta perabot fungsional lainnya.
Pengkodisian ruang meliputi: Penghawaan, pencahayaan dan akustika
(pengendalian bunyi). Penghawaan berkaitan dengan kelembaban dan suhu ruang.
Kelembaban 45-60% dengan suhu 20-240C merupakan kondisi ideal.
Untuk mengurangi kelembaban udara dapat menggunakan alat dehumifidier.
2.6.1
Penghawaan ruangan
Ada dua macam yaitu
penghawaan alami dan buatan.
·
Penghawaan alami: Penghawaan
ini merupakan sistem penghawaan yang menggunakan udara alam sebagai sumber
penghawaan.Sifat dari penghawaan adalah permanen karena udara yang dihasilkan
oleh alam tidak habis. Biasanya melalui penghawaan alam dengan cara
buka-bukaan, seperti jendela, pintu atau ventilasi udara yang lainnya.
Untuk merancang sistem penghawaan alami diperlukan syarat berupa tersedia udara
luar yang bebas dari bau, debu dan polusi; suhu udara luar tidak terlalu
tinggi; tidak banyak bangunan yang menghalangi aliran udara horizontal sehingga
angin menembus lancar.
·
Penghawaan buatan: Penghawaan
ini menggunakan udara buatan. Sifat penghawaan buatan ini hanya sementara,
tidak dapat digunakan selamanya. Penghawaan dengan sistem ini adalah penggunaan
air conditioning (AC). Ruang baca biasa menggunakan AC yang jenis AC
Cassette. Ukuran AC ini berkisar antara 100cm x 100cm atau 120cm x 120cm.
Dapat digunakan untuk satu atau beberapa ruangan dengan peletakan di ceiling.
Penggunaan AC memungkinkan pengkondisian udara yang nyaman bagi pemustaka
dan aman untuk pemeliharaan buku.(Subtandar, 1999: 253).
2.6.2
Pencahayaan
Fungsi
pencahayaan adalah memberi penerangan sesuai persyaratan dan jenis aktivitas,
menciptakan suasana, memberi daya tarik serta memberi rasa aman (aktivitas
lancar). Cahaya berdasarkan sumbernya, yang pertama berasal dari
cahaya alami (matahari). Kedua, berasal dari alat bantuan atau
lampu.(D.K Ching,1996:294). Jika
pencahayaan di ruang baca perpustakaan menggunakan cahaya alami,
hendaknya sinar disembunyikan dari mata. Sehingga cahaya yang dirasakan adalah
hasil pantulan, agar tidak melelahkan mata. Namun untuk mengatasi cahaya yang
tidak dapat masuk maka digunakan cahaya buatan, yakni menggunakan pencahayaan
lampu TL 40 didukung pencahyaan downlight. Tekniknya menggunakan cove,
tipe pencahayaan tidak langsung di mana proyeksi pada dinding yang
mengandung cahaya lampu dipantulkan ke arah plafound.
2.6.3
Akustik (pengendalian bunyi)
Akustik
adalah pengendalian bunyi secara arsitektural berfungsi untuk menciptakan
kondisi mendengar yang ideal di ruang tertutup maupun terbuka. (Leslie L
Doelle, 1986: 226). Dalam perpustakaan diperlukan lingkungan yang tenang untuk
belajar atau membaca, dikarenakan kemungkinan adanya suara bising yang
menggangu seperti buku jatuh, menutup pintu, batuk atau berbicara yang
berlebihan.
2.7 Manusia (pembaca) dan Ruang Perpustakaan
Manusia pada umumnya di manapun berada selalu ingin menempati ruang
yang baik dengan suasana ramah, sehat, mendambakan kenyamanan, bebas dari
bahaya atau terpenuhi rasa aman. Ruang dibutuhkan manusia untuk arena melakukan
aktivitasnya sehari-hari dengan nyaman. Demikian halnya ketika orang hendak ke
perpustakaan faktor ketersediaan ruang yang nyaman merupakan daya tarik.
Pemustaka sebagai pengguna perpustakaan baik sebagai perorangan atau
kelompok adalah pengakses ruang perpustakaan. Pemustaka yang hanya sekedar
berkunjung ke perpustakaan sekalipun selalu membutuhkan ruang. Mereka
memerlukan ruang sebagai fasilitas layanan perpustakaan entah untuk sekedar
singgah, membaca koran, menunggu teman, atau mengakses sinyal wifi.
Manusia dan ruang adalah aspek yang penting untuk dalam penyelenggaraan
layanan perpustakaan. Manusia baik sebagai pemustaka dan pengelola perpustakaan
adalah makhluk yang bertubuh dan berjiwa. Tubuh manusia memerlukan ruang yang
bersih dari segala acaman bagi tubuh, tidak panas dan berdebu misalnya.
Singkatnya ruang yang ergonomis. Sedang jiwa manusia memerlukan ruang yang
menyenangkan, indah dan estetis.
Karena tubuh manusia tidak bisa terlepas terhadap kebutuhan akan ruang
untuk beraktifitas di perpustakaan. Dari sejengkal lantai untuk menjejakkan
kaki, study carrel untuk konsentrasi membaca, sampai ruang untuk
berdiskusi bersama. Sementara nilai estetika ruang merupakan cerminan jiwa.
Penempatan ruang yang sesuai fungsinya akan memberikan kenyamanan bagi pengguna
perpustakaan, baik nyaman secara fisik maupun jiwa.
Perpustakaan memerlukan ruang untuk memfasilitasi para pemustaka
dan pustakawannya. Seperti ruang baca yang merupakan tempat segala bentuk
aktivitas pemustaka dalam rangka mencari informasi yang dibutuhkan. Ruangan ini
seharusnya representatif, minimal memiliki prasyarat manusiawi sebagai pengguna
ruang tersebut. Untuk itu ruang perpustakaan perlu ditata dengan baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Manusia pada umumnya di manapun berada selalu ingin menempati ruang
yang baik dengan suasana ramah, sehat, mendambakan kenyamanan, bebas dari
bahaya atau terpenuhi rasa aman. Ruang dibutuhkan manusia untuk arena melakukan
aktivitasnya sehari-hari dengan nyaman. Demikian halnya ketika orang hendak ke
perpustakaan faktor ketersediaan ruang yang nyaman merupakan daya tarik.
Ruang
perpustakaan berfungsi sebagai tempat penyimpanan koleksi, tempat aktivitas
layanan dan tempat bekerja petugas perpustakaan, sehingga dalam
penyediaan gedung harus mempertimbangkan bagaimana penataan ruang yang mencakup
aspek untuk perpustakaan dan aspek untuk pengguna. Ruang perpustakaan ditata
rapi sedemikian rupa agar pelayanan di perpustakaan berjalan dengan lancar dan
pemustaka merasa nyaman didalam perpustakaan. Ruang perpustakaan yang nyaman
akan membuat pemustaka betah berada didalam perpustakaan, dan dapat mengubah
pandangan orang – orang bahwa perpustakaan bukan hanya gedung penyimpanan buku
atau gudang buku.
Tata ruang
yang baik tidak membuat pengunjung saling terganggu. Dan selain itu tata ruang
yang diatur dengan baik akan mempermudah pengawasan dan pengamanan bahan
pustaka. Maka dari itu pustakawan juga harus memperhatikan tata ruang
perpustakaan dengan baik dengan memperhatikan standar nasional perpustakaan di
perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia.
3.2
Saran
Semoga
dengan membahas materi yang kita pelajari hari ini, kita bisa menerapkan apa
yang sudah kita pelajari. Dengan demikian, kita bisa menikmati atau menyediakan
ruang perpustakaan yang nyaman, indah, rapih, tertib, aman, dan menyenangkan
untuk kita membaca, meminjam, dan mencari bahan pustaka yang kita butuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment