Monday, February 24, 2020

Makalah “Teknik Pengolahan Skor Nilai Evaluasi”


Teknik Pengolahan Skor Nilai Evaluasi
Mata Kuliah: Evaluasi Pengajaran
Dosen Pembimbing : H. Zainal Abidin, M.Pd
Program Bidang Studi / Semester : PBSI / 5
Disusun oleh:
Romanto
Rudiyanto

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
                           NAHDLATUL ULAMA INDRAMAYU   
                                (STKIP NU INDRAMAYU)
Tahun 2018









KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wb.
Puji syukur  kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT  yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehinga kami mendapatkan petunjuk, kekuatan, dan kesabaran agar kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Teknik Pengolahan Skor Nilai Evaluasi”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan mendidik untuk perbaikan selanjutnya.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya. Terima kasih.
WassalamualaikumWr. Wb.
Kaplongan,   13 Oktober 2018

          Penulis









BAB I

Evaluasi pembelajaran merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar, hal ini menjadi penting sebab dengan adanya evaluasi dapat mengetahui kelemahan-kelemahan dan kekurangan serta perkembangan proses belajar mengajar dan masih banyak hal lain yang berhubungan dengan pentingnya dan tujuan evaluasi. Dapat dikatakan bahwa semakin baik atau semakin buruknya sebuah pembelajaran sangat ditentukan oleh proses pengevaluasiannya.
Kebanyakan pengajar tidak begitu memperdulikan teknik-teknik yang baik dalam menyelenggarakan suatu instrumen dan ilmu-ilmu yang ada dalam evaluasi pembelajaran. Dalam evaluasi pembelajaran terdapat teknik-teknik pelaksanaan suatu instrumen, macam-macamnya, pemilihan soal-soal yang baik, cara penskoran, pengolahannya dan lain sebagainya.
Patut untuk diperhatikaan oleh para pengajar tentang pentingnya menguasai ilmu pengolahan hasil evaluasi. Dengan ilmu ini maka tidak dikhawatirkan terjadi ketidak adilan dalam pemberian nilai pada peserta didik.

1.2       Rumusan Masalah Penulisan
            Dalam penulisan makalah ini, terdapat beberapa rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu :
1.      Bagaimana Mengolah Skor Mentah Menjadi Nilai Huruf ?
2.      Bagaimana Mengolah Skor Mentah Menjadi Nilai 1-10 ?
3.      Bagaimana Penilaian Dengan Persen ?
4.      Bagaimana Mengolah Sor Mentah Menjadi Skor Standar Z ?
5.      Bagaimana Mengolah Skor Mentah Menjadi Skor Standar T ?


1.3       Tujuan Penulisan
            Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui Bagaimana Mengolah Skor Mentah Menjadi Nilai Huruf.
2.      Untuk mengetahui Bagaimana Mengolah Skor Mentah Menjadi Nilai 1-10.
3.      Untuk mengetahui Bagimana Penilaian dengan Persen.
4.      Untuk mengetahui Bagaimana Mengolah Skor Mentah Menjadi Skor Standar Z.
5.      Untuk mengetahui Bagaimana Mengolah Skor Mentah Menjadi Skor Standar T.



















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mengolah Skor Mentah Menjadi Nilai Huruf
            Di samping penilaian yang dinyatakan dengan angka, kita mengenal pula penilaian yang dinyatakan dengan huruf. Seperti penilaian yang dilakukan oleh guru taman kanak-kanak, dan atau guru-guru sekolah dasar kelas 1 dan 2, mereka menggunakan huruf a, b, c, dan d.
2.1.1 Mengolah Skor Mentah Menjadi Nilai Huruf Dengan Menggunakan Mean (M) Dan Deviasi Standar (DS)
Mencari Mean (M) dan Deviasi Standar (DS) dalam rangka mengolah skor mentah menjadi nilai huruf dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu jika banyaknya skor yang diolah kurang dari 30, digunakan tabel distribusi frekuensi tunggal; dan jika banyaknya skor yang diolah lebih dari 30,  misalnya sampai 40 atau 50 skor atau lebih, sebaiknya digunakan tabel distribusi frekuensi bergolong. Berikut ini sebuah contoh yang menggunakan tabel distribusi tunggal.
Misalkan seorang dosen memperoleh skor mentah dari hasil test yang telah diberikan kepada 20 orang mahasiswanya sebagai berikut:
73, 70, 68, 68, 67, 67, 65, 65, 63, 62,
60, 59, 59, 58, 58, 56, 52, 50, 41, 40.

Skor mentah itu akan diolah menjadi huruf A, B, C, D, TL dengan menggunakan M dan DS. Untuk itu kita membuat tabel sebagai berikut:
Langkah-langkah menyusun tabel:
a)      Masukan nama siswa (kedalam kollom satu) dan skor masing-masing siswa (kedalam kolom 2), kemudian jumlahkan. kita akan memperoleh  (∑X).
b)      Menghitung mean dengan membagi jumlah skor itu  (∑X) dengan N (banyaknya mahasiswa yang dites). Jadi, rumus untuk mencari M adalah
M = 
c)      Mengisi kolom tiga dengan selisih (deviasi) tiap-tiap skor dari mean (X-M).
d)     Mengisi kolom 4 dengan menguadratkan angka-angka dari kolom 3. Kemudian jumlahkan sehngga memperoleh ∑ (X-M)².
e)      Langkah terakhir adalah iialah menghitung mean dan DS dengan rmus-rumus sebagai berikut:
M =  ,      DS =      atau DS = 

TABEL UNTUK MENGHITUNG M DAN DS
Nama siswa
Skor Mentah (X)
(X – M) atau (d)
(X – M)2
atau (d)2
1
2
3
4
Armin
Dahron
Mardi
Popon
Jamilah
Sarman
Ronald
Nursam
Marnah
Kamerun
Djufri
Rajiman
Jugil
Bonteng
Pariah
Gurita
Marlopo
Karmin
Nirmala
Brutal
73
70
68
68
67
67
65
65
63
62
60
59
59
58
58
56
52
50
41
40
13
10
8
8
7
7
5
5
3
2
0
-1
-1
-2
-2
-4
-8
-10
-19
-20
169
100
64
64
49
49
25
25
9
4
0
1
1
4
4
16
64
100
361
400
Jumlah
1201
(∑X)
1509
∑(X – M)2
Dari tabel tersebut kemudian dicari Mean (M) dan DS dengan rumus sebagai berikut.
M =   =  = 60,05 dibulatkan = 60
  DS =    =  
Dari perhitungan di atas maka kita telah memperoleh mean=60 dan DS= 8,69. Selanjutnya kita dapat menjabarkan skor-skor mentah yang kita peroleh kedalam nilai huruf melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Pertama kita menentukan besarnya skala unit deviasi (SUD). Misalnya dalam penjabaran  ini kita menggunakan seluruh jarak range dari kurva normal, yaitu diantara -3DS s.d. +3DS = 6 DS. Karena nilai huruf yang akan digunakan adalah A-B-C-D-TL yang berarti 4 unit, dalam hal ini tentukan besarnya SUD = 6DS:4 = 1,5DS. Jadi, SUD = 1,5×8,69 = 13,035, dibulatkan =13.
b.      Titik tengah nilai C terletak pada mean = 60 karena C merupakan nilai tengah pada skala  penilaian A-B-C-D-TL. Jadi kita telah mendapatkan SUD= 13 dan titik tengah C = M = 60.
c.       Langkah selanjutnya kita menentukan batas bawah dan batasatas dari masing-masing nilai huruf. Karena titik tengah 60 maka.

1)            Batas bawah C         = M – 0,5 SUD           = 60 – 0,5 × 13 = 53,5
2)            Batas atas C             = M + 0,5 SUD           = M + 0,5  × 13 = 66,5
3)            Batas bawah D        = M - 1,5 SUD            = M - 1,5  × 13 = 34
4)            Skor dibawah 34      = TL (Tidak Lulus)
5)            Batas bawah B         = M + 1,5 SUD           = M + 1,5  × 13 = 79,5
6)            Skor diatas 79,5       = A

d.      Berdasarkan hasil perhitungan pada langkah c diatas, kita mentransfer skor mentah dari 20 orang peserta didik kedalam nilai huruf sebagai berikut:
1)            Skor 80 keatas = A = tidak ada
2)            Skor 67 - 79,5 =  B = 6 orang
3)            Skor 54 – 66,5 = C = 10 orang
4)            Skor 34 – 53,5 = D = 4 orang
5)            Skor dibawah 34 = TL = tidak ada

2.1.2 Mengolah Skor Mentah Menjadi Nilai Huruf Dengan Batas Lulus = Mean
Cara lain mengolah skor mentah menjadi nilai huruf ialah dengan menggunakan mean dan DS yang diperoleh dengan membuat tabel frekuensi. Untuk jelasnya, berikut ini kami kemukakan sebuah contoh. 
Misalkan seorang dosen memperoleh skor dari hasil ujian semester dari 50 orang peserta didik sebagai berikut:
97, 93, 92, 90, 87, 86, 86, 83, 81, 80
80, 78, 76, 76, 75, 74, 73, 72, 72, 71
69, 67, 67, 67, 64, 63 63, 62, 62, 60
58, 57, 57, 56, 56, 54, 52, 50, 47, 45
43, 39, 36, 36, 32, 29, 27, 26, 20, 16

Skor mentah ini akan kita olah menjadi nilai huruf A, B, C, D, TL. Untuk mencari mean dan DS kita susun skor mentah tersebut kedalam tabel frekuensi. (lihat kembali cara menyusun tabel seperti yang telah diuraikan). Kita cari range untuk menentukan besarnya interval dan kelas interval.
R= 97-16= 81
Kelas interval =   + 1 =   +1 =9
Jadi dengan menentukan besar intervalnya 10 maka kita peroleh kelas interval = 9.

Tabel Distribusi Frekuensi
Kelas
Interval
f
d
fd
fd²
1
96 – 105
1
4
4
16
2
86 – 95
6
3
18
54
3
76 – 85
7
2
14
28
4
66 – 75
10
1
10
10
5
56 – 65
11
0
0
0
6
46 – 55
4
-1
-4
4
7
36 – 45
5
-2
-10
20
8
26 – 35
3
-3
-9
27
9
16 – 25
3
-4
-12
48
50
(N)
+11
(∑fd)
207
(∑d²)
Dari tabel ini kita mencari mean dengan rumus:
               
M= mean sebenarnya yang akan dicari
M’ = mean dugaaan dalam tabel tersebut
         =     = 60,5
I = interval = 10
∑fd = 11
Dengan rumus di atas maka:
M= 60,5 +10    = 60,5 +    
    = 60, 5 + 2,2 = 62,7 dibulatkan = 63
Cara mencari deviasi standard adalah dengan rumus DS=   
Dari tabel di atas kita dapat menghitung DS sebagai berikut:
DS = 10   
      = 10  = 10  
      = 10×1,9 = 19
Selanjutnya jika kita akan mengubah skor mentah yang diperoleh menjadi nilai huruf dengan batas lulus = mean caranya adalah sebagai berikut:
Telah ditentukan bahwa batas lulus = mean = 63. Jadi,skor mentah dari 63 ke atas kita bagi menjadi nilai huruf A, B, C, D, dan skor dibawah 63 dinyatakan TL. Dengan demikian untuk selanjutnya kita dapat menghitung dengan mudah batas atas dan batas bawah dari masing-masing nilai huruf itu sebagai berikut:
a.       Batas bawah D atau batas lulus = mean = 63
b.      Skor dibawah 63 = TL
c.       Batas atas D = M + 1 SUD = M + 0,75 DS = 63 14,25 = 77 (dibulatkan)
d.      Batas atas C =M + 2 SUD = M + 1,5 DS = 63 + 28,5 = 92 (dibulatkan)
e.       Batas atas B =M + 3 SUD = M + 2,25 DS = 63 + 42,75 = 106 (dibulatkan)
f.       Skor di atas 106 = A
Dengan perhitungan diatas maka hasil kelulusan dari 50 peserta didik tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Yang tidak lulus (TL), skor dibawah 63 = 23 orang
b.      Yang mendapat nilai D, skor 63-77 = 15 orang
c.       Yang mendapat nilai C, skor 78-92 = 10 orang
d.      Yang mendapat nilai B, skor 93-106 = 2 orang
e.       Yang mendapat nilai A, skor diatas 106 = tidak ada
2.1.3 Mengolah Skor Mentah Menjadi Nilai Huruf Dengan Menggunakan Mean Ideal Dan DS Ideal
Jika skor maksimum dari ideal dari tes yang diberikan kepada 50 orang mahasiswa tersebut = 120, maka mean ideal =  = dan DS ideal dari tes tersebut =
            Jika batas lulus = mean, maka 1 SUD = 0,75 DS, kita peroleh perhitungan sebagai berikut.
·         Batas bawah D atau batas lulus = mean = 60
·         Skor di bawah 60 = Tidak Lulus
·         Batas atas D = M + 1 SUD = M + 0,75 DS
60 + 0,75 x 20 = 60+15 = 75
·         Batas atas C = M + 2 SUD = M + 1,5 DS
60 + 1,5 x 20 = 60 + 30 = 90
·         Batas atas B = M + 3 SUD = M + 2,25 DS
60 + 2,25 x 20 = 60 + 45 = 105
·         Skor di atas 105 = A

Dengan perhitungan tersebut, maka hasil kelulusan dari 50 orang mahasiswa itu adalah sebagai berikut.
·         Yang tidak lulus = 20 orang
·         Yang mendapat nilai D skor 60-75 = 16 orang
·         Yang mendapat nilai C skor 76-90 = 11 orang
·         Yang mendapat nilai B skor 91-105 = 3 orang
·         Yang mendapat nilai A skor di atas 105 = tidak ada

Jika kita bandingkan hasil perhitungan tersebut dengan hasil perhitungan sebelumnya, ternyata hasil kelulusan berimbang atau hampir sama. Yang tidak lulus hanya selisih 3 orang, dan keduanya tidak ada yang memperoleh nilai A.
2.2 Mengolah Skor Mentah Menjadi Nilai 1-10
Seorang guru memperoleh skor mentah dari hasil ujian dengan peserta didik yang berjumlah 50, adapun hasil dari ulangan tersebut adalah sebagai berikut:
16 64 87 36 65 42 43 54 47 51
77 55 68 42 40 47 42 46 45 50
20 57 28 7   44 51 40 39 39 57
28 39 21 48 46 37 41 43 49 71
29 44 34 50 45 35 44 52 56 45

Untuk mengolah skor mentah diatas menjadi nilai 1-10 maka kita harus mencari mean dan DS. Untuk itu skor mentah tersebut kita susun dalam tabel distribusi frekuensi. Langkah-langkah menyusun tabel frekuensi adalah sebagai berikut:
1.         Kita tentukan banyaknya kelas interval dengan jalan:
a.       Mencari range dengan rumus  R=H-L (skor tinggi-skor rendah)
b.      Bagilah range kedalam interval-interval yang sama sedemikian rupa sehingga jumlah kelas interval antara 6-15atau 11-19. Adapun rumus untuk mencari kelas interval adalah   + 1
2.         Mengisi kolom 2 (kolom interval) didalam tabel yang telah tersedia.
3.         Menghitung jumlah frekuensi tiap interval.
4.         Menentukan deviasi pada lajur d dengan menetapkanmean dugaan (M') dengan angka nol. Untuk menduga letak nol dapat kita pilih pada kelas yang mengandung frekuensi terbanyak.
5.         Mengisi lajur fd.
6.          Mengisi lajur fd × d.
Dari skor ujian ini kita dapat menyusun tabel distribusi frekuensi seperti berikut:
H = 87, L = 7, R = 87 – 7 = 80
Banyaknya kelas interval :    + 1 =    + 1 = 11
Jadi, kelas interval = 11
Interval (i) = 8
  Tabel Distribusi Frekuensi
Kelas
Interval
F
D
fd
fd²
1
87 – 94
1
6
6
36
2
79 – 86
0
5
0
0
3
71 – 78
2
4
8
32
4
63 – 70
3
3
9
27
5
55 – 62
4
2
8
16
6
47 – 54
11
1
11
11
7
39 – 46
18
0
0
0
8
31 – 38
4
-1
-4
4
9
23 – 30
3
-2
-6
12
10
15 – 22
3
-3
-9
27
11
7 – 14
1
-4
-4
16
N=50
19
(∑fd)’
181
(∑fd²)

Sekarang kita mencari angka rata-rata (mean) dari table di atas. Rumus mean adalah  M = M' + i ( ) Dengan melihat table distribusi frekuensi maka:
M = 42,5 + 8 +(  = 42,5 +3,04 = 45,54
Mean dugaan (M’) = =  = 42,5
Dari table ini sekarang kita mencari DS rumusnya adalah DS=   
DS= 8   
DS = 8   
DS = 8   
DS  = 8 x 1,89 = 15,12 dibulatkan = 15
Setelah menemukan mean dan DS langkah selanjutnya adalah menjabarkan skor mentah yang kita peroleh kedalam nilai 1 – 10 dengan menggunakan rumus penjabaran sebagai berikut:
M + 2,25 DS = 10
M + 1,75 DS = 9
M + 1,25 DS = 8
M + 0,75 DS = 7
M + 0,25 DS = 6
M + 0,25 DS = 5
M + 0,75 DS = 4
M + 1,25 DS = 3
M + 1,75 DS = 2
M + 2,25 DS = 1             
Hasil perhitungan
Penjabaran
45,54 + (2,25 × 15) = 79, 29 (dibulatkan) =79
Skor 79 keatas = 10
45,54 + (1,75 × 15) = 71,79 (dibulatkan) =72
72 s.d 78 = 9
45,54 + (1,25 × 15) = 64,29 (dibulatkan) =64
64 s.d – 78 = 8
45,54 + (0,75 × 15) = 56,79 (dibulatkan) =57
57 s.d 71 = 7
45,54 + (0,25 × 15) = 49,29 (dibulatkan) =49
49 s.d 63 = 6
45,54 - (0,25 × 15) = 41,79 (dibulatkan) =42
42 s.d 56 = 5
45,54 - (0,75 × 15) = 34,29 (dibulatkan) =34
34 s.d 48 = 4
45,54 - (1,25 × 15) = 26,79 (dibulatkan) =27
27 s.d – 41 = 3
45,54 - (1,75 × 15) = 19,29 (dibulatkan) =19
19 s.d – 33 = 2
45,54 - (2,25 × 15) = 11,79 (dibulatkan) =12
12 s.d 18 = 1
11 kebawah = 0
Dengan penjabaran di atas maka guru dapat langsung memasukkan atau mengubah nilai skor mentah yang diperoleh setiap peserta didik kedalam nilai 1 – 10. Dengan penjabaran secara statistik dengan membuat tabel distribusi frekuensi dan menggunakan mean dan DS maka dengan bagaimana punhasil tes yang kita peroleh akan menghasilkan nilai diantara 1- 10. Sehingga akan terdapat anak yang memperoleh nilai yang tinggi dan nilai yang terendah,karena penyusunan tabel yang menjadi dasar perhitungan menggunakan skor maksimum dan skor minimum yang benar-benar dicapai oleh kelompok peserta didik yang dites.  

2.3 Penilaian Dengan Persen
            Besarnya nilai yang diperoleh siswa merupkan presetasi dari skor maksimum ideal yang seharusnya dicapai jika tes tersebut dikerjakan dengan hasil 100% betul. Rumus penilaian adalah sebagai berikut.
 
Keterangan :
NP       = Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R         = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM      = skor maksimum
100      = bilangan tetap

Contoh :
·         Siswa A memperoleh skor 64 dari tes matematika yang skor maksimum idealnya = 80
Maka, nilai A adalah
·         Siswa B memperoleh skor 64 dari tes sejarah yang skor maksimum idealnya = 120
Maka, nilai B adalah
·         Siswa C memperoleh skor 64 dari tes Bahasa Indonesia yang skor maksimum idealnya = 100
Maka, nilai C adalah
Cara menilai dengan persen seperti di atas banyak dilakukan oleh guru dan dosen. Hal ini dikarenakan lebih mudah dan praktis. Bahkan, sudah dikonversikan ke dalam bentuk tabel.
Tingkat
Penguasaan
Nilai huruf
Bobot
Predika
80 – 100
A
4
Sangat Baik
76 – 85
B
3
Baik
60 – 75
C
2
Cukup
55 – 59
D
1
Kurang
≤54
Tidak lulus
0
Kurang sekali

2.4 Mengolah Skor Mentah Menjadi Skor Standar Z
Yang dimaksud dengan skor Z adalah skor yang penjabarannya didasarkan atas unit deviasi standar dari mean. Dalam hal ini mean dinyatakan = 0 (nol). Oleh karena itu, dengan penjabaran skor-skor tersebut dibandingkan dengan rata-rata skor sekelompoknya; apakah ia terletak di atas rata-rata kelompok (mean) atau di bawahnya.
Misal kita melihat hasil ujian dari seorang anak bernama Umar sebagai berikut.
Bahasa Indonesia        : 65
Matematika                 : 55
IPS                              : 70
Kita ketahui, bahwa mean dan DS dari skor yang diperoleh Umar adalah sebagai berikut.
Mapel
Skor
Mean
DS
Bahasa Indonesia
65
60
4.0
Matematika
55
45
4.0
IPS
70
75
5.0
Dengan menggunakan mean dan DS, kita dapat menjabarkan atau mengubah skor-skor yang diperoleh Umar menjadi skor Z.
Rumus :  
Bahasa Indonesia        =      (di atas mean)
Matematika                 =        (di atas mean)
IPS                              =    (di bawah mean)
Kesimpulannya, Umar kurang pandai dalam pelajaran IPS.
Skor Z digunakan juga untuk membandingkan prestasi anak dengan anak yang lain dalam beberapa pelajaran.
Misal :
Nilai Basir
Bahasa Indonesia        : 70
Matematika                 : 60
IPS                              : 60
Siapa yang lebih baik prestasinya ? Umar atau Basir ? sekilas jumlah skor mereka sama. Umar 65+55+70=190, Basir 70+60+60 = 190. Dengan menggunakan skor Z kita dapat mengetahui siapa yang lebih pndai di antara mereka. Perlu diingat, bahwa mean dan DS untuk tiap mata peajaran yang dicapai siswa itu sama.
Skor Z Umar
Bahasa Indonesia        =  
Matematika                 =       
IPS                              =   
Jumlah                         = 2,75



Skor Z Basir
Bahasa Indonesia        =  
Matematika                 =    
IPS                              =  
Jumlah                         = 3,25
Dari hasil tersebut, maka prestasi Basir lebih baik daripada Umar.

2.5 Mengolah Skor Mentah Menjadi Skor Standar T
Dengan bersumber pada skor Z seperti telah dibicarakan di muka, banyak pula dikembangkan skor-skor standar lainnya yang dikenal orang sebagai angka skala.
Jenis skor standar yang merupakan angka skala yang telah banyak dikenal orang antara lain ialah skor T. yang dimaksud dengan skor T ialah angka skala yang menggunakan dasar maen = 50 dan jarak tiap deviasi standar (DS) = 10. Di dalam range -3 DS sampai dengan +3 DS, T tersebar dari 20 s.d 80, tanpa bilangan-bilangan minus.
Rumus
 atau
Jika skor-skor yang diperoleh Umar tadi kita jabarkan ke dalam skor T, maka :
Bahasa Indonesia        =  
Matematika                 =          
IPS                              =       
Dengan melihat hasil ppenjabaran skor T tersebut, secara cepat kita dapat mengatakan bahwa Umar memiliki prestasi yang cukup baik dalam matematika, dan kurang baik dalam IPS.


BAB III
PENUTUP
Simpulan  
1.      Mengolah Skor Mentah Menjadi Nilai Huruf, dapat menggunakan cara sebagai berikut.
a.      Mean (M) Dan Deviasi Standar (DS) dengan rumus:
M =  ,      DS =      atau DS = 
b.      Batas Lulus = Mean dengan rumus :
DS=   
c.       Mean Ideal Dan DS Ideal dengan rumus :
mean ideal =  dan DS ideal  =
2.      Mengolah Skor Mentah Menjadi Nilai 1-10 menggunakan rumus :
M = M' + i ( )
DS=   
3.      Penilaian dengan Persen menggunakan rumus :
 
4.      Mengolah Skor Mentah Menjadi Skor Standar Z menggunakan rumus :
5.      Mengolah Skor Mentah Menjadi Skor Standar T menggunakan rumus :
 atau



Daftar Pustaka

Purwanto, Ngalim M., Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung. PT Remaja Rosdakarya: 2017) hal. 87-107

No comments:

Post a Comment

Naskah Drama "Balada Saridin"

Pemain : 1.       Saridin 2.       Aisyah 3.       Sari (teman Aisyah) 4.       Siti (teman Aisyah) 5.       Ayah Aisyah 6.  ...