Monday, February 24, 2020

“Komponen-komponen Keterampilan Dasar dalam Proses Pembelajaran Micro”


Komponen-komponen Keterampilan Dasar

dalam Proses Pembelajaran Micro

Mata Kuliah: Micro Teaching
Dosen Pembimbing : H. Zainal Abidin, M.Pd
Program Bidang Studi / Semester : PBSI / 6
Disusun oleh:
Rudiyanto
Wasiri

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
                           NAHDLATUL ULAMA INDRAMAYU   
                                   (STKIP NU INDRAMAYU)   
Tahun 2019


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Penulisan
Keberhasilan mengajar selain ditentukan oleh faktor kemampuan, motivasi, dan keaktifan peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas atau lingkungan belajar, juga akan tergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai keterampilan mengajar. Keterampilan-keterampilan ini sudah sepantasnya dikuasai guru.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai substansi bidang studi yang diajarkan, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Keterampilan-keterampilan mengajar yang dimaksudkan itu paling tidak meliputi keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan menggunakan variasi, keterampilan memberi penguatan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil.

1.2  Rumusan Masalah Penulisan
Dari latar belakang yang sudah dikemukakan di atas, maka kami penulis memiliki rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut.
1.2.1        Bagaimana keterampilan membuka dan menutup pelajaran ?
1.2.2        Bagaimana keterampilan mengelola kelas ?
1.2.3        Bagaimana keterampilan memberikan penguatan ?

1.3  Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1.3.1        Untuk mengetahui keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
1.3.2        Untuk mengetahui keterampilan mengelola kelas.
1.3.3        Untuk mengetahui keterampilan memberikan penguatan.



























BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and Closure)
Komponen pertama dalam mengajar adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam keterampilan membuka pelajaran guru harus memberikan pengantar atau pengarahan terhadap materi yang akan diajarkan pada peserta didik agar siap mental dan tertarik untuk mengikutinya. Strategi membuka dan menutup pelajaran (Set Induction and Closure) sebenarnya merupakan gabungan antara dua macam keterampilan mengajar yang perlu dilatihkan dalam pengajaran micro.
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam istilah lain dikenal dengan Set Induction yang artinya usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pemebelajaran untuk menciptakan prokondisi bagi peserta didik agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
Inti persoalan membuka pelajaran terkait dengan usaha guru dalam menarik perhatian siswa, memotivasi, memberi acuan tentang tujuan, pokok persoalan yang akan dibahas, rencana kerja serta pembagian waktu, mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari dengan topik baru, dan menanggapi situasi kelas.
            Menutup pelajaran (closure) yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran. Menutut hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar pendidikan menyatakan bahwa kemajuan hasil belajar paling besar terjadi pada akhir pelajaran dengan cara memberikan suatu ringkasan pokok-pokok materi yang sudah dibicarakan. Kegiatan menutup pelajaran diakukan bukan di akhir pembelajaran, akan tetapi pada setiap akhir pokok pembahasan selama satu jam pelajaran.
            Inti kegiatan menutup pelajaran adalah:
1.      Merangkum atau meringkas inti pokok pembelajaran.
2.      Mengonsolidasikan perhatian peserta didik pada masalah pokok pembahasan agar informasi yang diterimanya dapat membangkitkan minat dan kemampuannya terhadap pelajaran selanjutnya.
3.      Mengorganisasikan semua pelajaran yang telah dipelajari sehingga memerlukan kebutuhan yang berarti dalam memahami materi pelajaran.
4.      Memberikan tindak lanjut berupa saran-saran serta ajakan agar materi yang baru dipelajari.
Contoh : Setelah melakukan tugas rutin seperti mengisi daftar hadir, menyuruh peserta didik menyiapkan alat-alat tulis, guru langsung menerangkan pokok bahasan. Setelah pelajaran selesai, “nah anak-anak waktu sudah habis pelajaran kita dilanjutkan minggu depan, assalamu’alaikum wr. wb.”

2.2       Keterampilan Mengelola Kelas (Class Room Management)
Tugas guru di dalam kelas sebagian besar adalah membelajarkan peserta didik dengan menyelidiki kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur peserta didik dan sasaran pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan ntuk mencapai tujuan pemebelajaran. Pengaturan yang berkaitan dengan penyampaian pesan pengajaran (instruksional) atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar (pengelolaan kelas). Bila pengaturan kondisi dapat dikerjakan secara optimal, maka proses belajar berlangsung secara opimal pula. Tetapi bila tidak dapat disediakan secara optimal , tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar.
Hubungan interpersonal yang baik antara guru dan peserta didik, peserta didik sama peserta didik merupakan syarat keberhasilan pengelolaan  kelas. Pengelolaan yang efektif merupakan persyaratan bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif.
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan melakukan kegiatan remedial.
a.       Penggunaan Kelas
Penggunaan komponen dalam kelas mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
1.      Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah laku.
2.      Membantu siswa untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan, dan bukan kemarahan.
3.      Menimbulkan rasa kewajiban melihat diri dalam tugas serta tingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas.

b.      Komponen Keterampilan Mengelola Kelas
Komponen keterampilan mengelola kelas adalah sebagai berikut.
1.      Kehangatan dan keantusiasan.
2.      Penggunaan bahan yang menantang akan meningkatkan gairah belajar siswa.
3.      Perlu dipertimbangkan penggunaan variasi media, gaya belajar dan pola interaksi.
4.      Diperlukan keluwesan tingkah laku guru dalam mengubah strategi  mengajarnya untuk mencegah gangguan yang timbul.
5.      Penekanan hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal negatif.
6.      Mendorong siswa untuk mengembangkan disiplin diri sendiri dengan cara memberi contoh dalam perbuatan guru sehari-hari.
Keterampilan mengelola kelas dibedakan menjadi dua yaitu:
1.      Keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
a.       Menunjukan sikap yang tanggap
b.      Membagi perhatian
c.       Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
d.      Menegur
e.       Memberi penguatan

2.      Keterampilan yang berkaitan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan renspons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
            Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh guru adalah :
a.       Memodifikasi tingkah laku
b.      Pengelola kelompok
c.       Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah adalah seperangkat cara yang dapat dikerjakan, menurut Marshall, adalah :
a.       Pengabaian yang direncanakan
b.      Campur tangan dengan isyarat
c.       Mengawasi dari dekat
d.      Menguasai perasaan yang mendasari terjadinya satu perbuatan yang negatif
e.       Mengungkapkan perasaan siswa
f.       Memindahkan masalah yang bersifat mengganggu
g.      Menyusun kembali rencana belajar
h.      Menghilangkan ketegangan dengan humor
i.        Memindahkan penyebab gangguan
j.        Pengekangan fisik
k.      pengasingan

Hal-hal yang harus dihindari.
            Beberapa kekeliruan yang perlu dihindari dalam mempraktikkan keterampilan mengelola kelas adalah:
1.      Campur tangan yang berlebihan
2.      Kelenyapan yang menunjukan adanya kelenyapan dilihat dari tingkah laku guru yang gagal dalam melengkapi suatu instruksi, sehinggga penyajiannya menjadi terhenti untuk beberapa saat,  yang sifatnya menjadi mengganggu.
3.      Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan.
4.      Penyimpanan
5.      Bertele-tele
6.      Pengulangan penjelasan yang tidak perlu.

2.3      Keterampilan Memberikan Penguatan (Reinforcement)
Pada umumnya penghargaan memberikan pengaruh postif terhadap kehidupan manusia, karena dapat mendorong dan memperbaiki tingkah laku seseorang serta meningkatkan usahanya. Untuk kegiatan proses pembelajaran, penghargaan mempunyai arti sendiri. Semua penghargaan ini tidak berwujud materi, melainkan dalam bentuk kata-kata, senyuman, angggukan, dan sentuhan.
            Intisari arti dari penguatan itu adalah respons terhadap tingkah laku positif yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penguatan tidak boleh dianggap sepele dan sembarangan, tetapi harus mendapat perhatian serius. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan keterampilan penguatan antara lain:
1.      Hindari komentar negatif, jika peserta didik tidak mampu menjawab pertanyaan jangan dibentak atau dihina.
2.      Kehangatan, artinya perhatikan dalam gerakan, mimik, suara, serta angguakan  yang serius.
3.      Kesungguhan, dilaksanakan dengan serius tidak basa-basi.
4.      Bermakna, jika guru bertanya dan peserta didik menjawab seperti bagus, dan tepat.
5.      Perlu ada variasi, seperti anggukan, senyum, sentuhan, bagus, gerakan tangan.

Komponen-Komponen Keterampilan Penguatan
            Pembelajaran penguatan memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang lebih memiliki maknadan bermutu. Pujian dan respons yang positif yang diberikan oleh guru kepada peserta didik yang telah menemukan prestasi, baik dalam akademik maupun non-akademik, anak akan merasakan bahwa perbuatannya dihargai dengan demikan akan menjadi motivator untuk terus berusaha menunjukkan prestasi terbaiknya.
            Pada prinsipnya keterampilan penguatan dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu penguatan verbal dan penguatan non-verbal.
1.      Penguatan verbal, berupa kata-kata atau kalimat seperti saya  senang
2.      Penguatan non-verbal, berupa mimik, dan gerakan tubuh, dan menggunakan sentuhan digosok-gosok punggungnya. Melalui kegiatan menyenangkan seperti menunjukkan kepada ketua kelas. Menggunakan simbol atau benda, seperti anak disuruh mengerjakan PR di papan tulis, kemudian diberikan tanda betul dan penguatan tak penuh seperti jawabanmu benar, tetapi perlu disempurnakan lagi.









BAB III
PENUTUP
Simpulan
Komponen pertama dalam mengajar adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam keterampilan membuka pelajaran guru harus memberikan pengantar atau pengarahan terhadap materi yang akan diajarkan pada peserta didik agar siap mental dan tertarik untuk mengikutinya. Strategi membuka dan menutup pelajaran(Set Induction and Closure) sebenarnya merupakan gabungan antara dua macam keterampilan mengajar yang perlu dilatihkan dalam pengajaran micro. Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari seluruh proses pembelajaran yang harus dilaluinya. Sebab jika seorang guru pada awal pembelajaran tidak mampu menarik perhatian peserta didik, maka proses tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik.
Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan melakukan kegiatan remedial.
Pembelajaran penguatan memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang lebih memiliki makna dan bermutu. Pujian dan respons yang positif yang diberikan oleh guru kepada peserta didik yang telah menemukan prestasi, baik dalam akademik maupun non-akademik, anak akan merasakan bahwa perbuatannya dihargai dengan demikan akan menjadi motivator untuk terus berusaha menunjukkan prestasi terbaiknya.


 Daftar Pustaka

Asril, Zainal.Micro Teaching:2017.Jakarta.PT Raja Grafindo Persada





No comments:

Post a Comment

Naskah Drama "Balada Saridin"

Pemain : 1.       Saridin 2.       Aisyah 3.       Sari (teman Aisyah) 4.       Siti (teman Aisyah) 5.       Ayah Aisyah 6.  ...