Tuesday, December 20, 2016

Unsur-unsur Pembangun Sastra (Drama)”

DisusunOleh :
Sintiyah

Siti Fatonah

KATA PENGANTAR           
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. sebab karena rahmat dan nikmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah yang berjudul “Unsur-unsur Pembangun Sastra (Drama)
            Makalah ini kami buat untuk menyelesaikan tugas awal semester dari dosen yang bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar setiap mahasiswa dapat terlatih dalam pembuatan makalah.
            Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan melalui media internet. Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak dapat secara langsung untuk mengucapkannya.
            Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun dengan kami yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak sekali kekurangan-kekurangan yang ditemukan, oleh karena itu kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.


                                                                                    Indramayu,   Nopember 2016

                                                                                                                       

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang Penulisan
Sastra merupakan cabang seni yang mengalami proses pertumbuhan sejalan dengan perputaran waktu dan perkembangan pikiran masyarakat. Demikian pula Sastra Indonesia terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman, karena sastra adalah produk (sastrawan) yang lahir dengan fenomena-fenomena yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Salah satu jenis karya sastra adalah drama. Drama merupakan karya sastra  rekaan hasil perenungan seorang pengarang atas suatu keadaan atau peristiwa yang diamati, dihayati, atau dialaminya. Cetusan ide atau hasil perenungan tersebut dikemas dalam bahasa yang padat dan indah. Sebagai salah satu karya sastra, drama mempunyai dunia sendiri, yang dibangun oleh unsur-unsur yang memiliki perpaduan seperti tema, alur atau plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa, yang selanjutnya disebut dengan unsur intrinsik.   Karya sastra (drama) selain menghibur dengan cara menyajikan keindahan, juga memberikan suatu yang bermakna bagi kehidupan.

1.2     Rumusan Masalah Penulisan
Adapun rumusan masalah yang akan kita bahas dari permasalahan di atas adalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian drama?
2.      Apa saja ciri-ciri drama ?
3.      Apa saja unsur-unsur drama ?
4.      Apa saja jenis-jenis drama ?
5.      Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam sebuah drama ?
 1.3   Tujuan  Penulisan
        Adapun  tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1.      Dapat mengetahui pengertian drama
2.      Dapat mengetahui ciri-ciri drama
3.      Dapat mengetahui unsur-unsur drama
4.      Dapat mengetahui jenis-jenis drama
5.      Dapat mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam sebuah drama
 BAB II 
PEMBAHASAN
2.1       Pengertian Drama
Istilah drama berasal dari bahasa Yunani “droomai” yang berarti berbuat.    Pengertian drama adalah pertunjukan cerita atau lakon kehidupan manusia yang dipentaskan. Drama ialah aksi mimetic (peniruan), yaitu aksi yang meniru atau mewakilkan perlakuan manusia. Menurut Aristotle, drama ialah peniruan kehidupan, sebuah cermin budaya, dan suatu bayangan kebenaran.
            Dalam buku The American College Dictionary, drama didefinisikan sebagai karangan prosa dan puisi yang menyajikan dialog, pantomin atau cereka yang mengandungi konflik untuk dipentaskan. Drama sebagai komposisi prosa boleh disesuaikan untuk disaksikan di atas pentas yang ceritanya disampaikan melalui dialog dan aksi, dan dipersembahkan dengan bantuan gerak, kostum dan latar hiasan seperti kehidupan yang sebenarnya. Bagi Aristotle, plot merupakan penggerak utama sebuah drama dan drama harus dibina dari tiga  kesatuan, yaitu aksi, tempat, dan masa.  Elemen-elemen inilah yang menyebabkan drama menjadi sebagian dari cabang sastra. Selain elemen sastra, drama juga merangkumi elemen-elemen seni yang lain seperti lakon, seni musik, seni busana dan seni tari. 
2.2       Ciri-ciri Drama
Pada umumnya, drama mempunyai ciri-ciri sebagai  berikut :
1.      Drama merupakan prosa modern yang dihasilkan sebagai naskah untuk dibaca dan dipentaskan.
2.      Naskah drama boleh berbentuk prosa atau puisi
 3.         Drama terdiri dari dialog yang disusun oleh pengarang dengan watak yang diwujudkan. 
4.         Pemikiran dan gagasan pengarang disampaikan melalui dialog watak-wataknya.
5.         Konflik ialah unsur penting dalam drama. Konflik digerakkan oleh watak-watak dalam plot, elemen penting dalam sebuah skrip drama.
6.         Sebuah skrip yang tidak didasari oleh konflik tidak dianggap sebuah drama yang baik.
7.         Gaya bahasa dalam sebuah drama juga penting kerana ia menunjukkan latar masa dan masyarakat yang diwakilinya, sekaligus drama ini mencerminkan sosiobudaya masyarakat yang digambarkan oleh pengarang.
2.3       Unsur-unsur Drama
Unsur dalam drama dapat diklasifikasikan menjadi dua unsur yaitu unsur intrinsik (unsur dalam) dan unsur ektrinsik (unsur luar). Unsur intrinsik atau disebut juga unsur dalam adalah unsur yang tidak tampak. 
2.3.1    Unsur Instrinsik
Unsur intrinsik (unsur dalam) diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Tokoh
Tokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pelaku cerita. Pelaku cerita atau pemain drama disebut aktor (pria) dan aktris (wanita). Tokoh dalam cerita fiksi atau drama berkaitan dengan nama, usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaan.
Tokoh dalam drama diklasifikasikan menjadi:
a. Berdasarkan sifatnya, tokoh diklasifikasikan sebagai berikut:
1.      Tokoh protagonist yaitu tokoh utama yang mendukung cerita.
2.      Tokoh antagonis yaitu tokoh penentang cerita. Biasanya ada seorang tokoh utama yang menetang cerita.
3.      Tokoh tritagonis yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun tokoh antagonis.
b. Berdasarkan peranannya, tokoh diklasifikasikan sebagai berikut:
1.      Tokoh sentral yaitu tokoh yang paling menentukan dalam drama. Tokoh sentral merupakan penyebab terjadinya konflik. Tokoh sentral meliputi tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
2.      Tokoh utama yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral.    Dapat  juga sebagai perantara tokoh sentral atau dalam hal ini adalah tokoh tritagonis
3.      Tokoh pembantu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita saja. Jadi tidak semua drama menampilkan kehadiran tokoh pembantu
Contoh:
      Dalam cerita Romeo dan Juliet tokoh protagonis yang sekaligus juga tokoh sentral adalah Romeo dan Juliet. Tokoh utama sekaligus juga tokoh tritagonis adalah pendeta Lorenso dan wakil keluarga Capulet. Tokoh-tokoh lain, seperti tentara pangeran, inang, wakil-wakil Montage, dan wakil-wakil Capulet yang lain adalah tokoh-tokoh pembantu.

2. Perwatakan atau Penokohan
     Perwatakan disebut juga penokohan. Perwatakan atau Penokohan adalah penggambaran efek batin seseorang tokoh yang disajikan dalam cerita. Penggambaran itu berdasarkan keadaan fisik biasanya dilukiskan paling awal, baru kemudian sosialnya. Pelukisan watak tokoh dapat dilihat langsung pada dialog yang mewujudkan watak dan perkembangan lakon.
3. Setting
       Setting diciptakan penulis/pengarang untuk memperjelas satuan peristiwa dalam cerita agar menjadi logis atau konkretisasi sebuah tempat agar penonton dan  pembaca mempunyai pembayangan yang tepat terhadap berlangsungnya suatu peristiwa. Selain itu, setting juga diciptakan untuk menggerakkan emosi atau kejiwaan pembaca atau penonton. Secara emotif penonton atau pembaca diharapkan mempunyai daya khayal yang lebih dalam sesuai dengan kedalaman-kedalaman pengalaman berpikirnya. Misalnya pelaku yang berada di antara deretan pedagang-pedagang kaki lima, bukan di sebuah plaza atau supermarket, pembaca atau penonton akan menagkap kesan kesedihan, bahkan kemiskinan.  Setting atau tempat kejadian cerita sering disebut juga latar cerita.
4. Tema
    Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari pembuatan sebuah drama. Tema dalam drama dikembangkan melalui alur, tokoh-tokoh dan perwatakan yang memungkinkan adanya konflik, dan ditulis dalam bentuk dialog. Tema yang bisa diangkat dalam drama adalah masalah percintaan, kritik sosial, kemiskinan, kesenjangan sosial, penindasan, ketuhanan, keluarga yang retak, patriotisme, dan renungan hidup.
5. Alur atau plot
     Alur atau plot adalah jalan cerita. Dalam alur sebuah naskah drama bukan permasalahan maju-mundurnya sebuah cerita seperti yang dimaksudkan dalam karangan prosa, tetapi alur yang membimbing cerita dari awal hingga tuntas. Dimulai dengan pemaparan (perkenalan awal tokoh dan penokohan), adanya masalah (konflik), konflikasi (masalah baru), krisis (pertentangan mencapai titik puncak-klimak s.d. antiklimaks), resolusi (pemecahan masalah), dan ditutup dengan ending (keputusan). Ada pula yang menggambarkan alur dalam sebuah naskah drama itu pemaparan-masalah-pemecahan masalah atau resolusi-keputusan.



6. Amanat atau pesan pengarang
    Seorang pengarang drama baik sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam karyanya. Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton melalui karyanya. Amanat yang hendak disampaikan pengarang melalui drama harus ditentukan atau dicari sendiri oleh pembaca atau penonton. Setiap pembaca atau penonton dapat berbeda-beda dalam menafsirkan amanat drama.  Amanat bersifat kias subjektif dan umum, sedangkan tema bersifat lugas, objektif, dan khusus. Amanat sebuah drama akan lebih mudah ditafsirkan, jika drama itu dipentaskan. Amanat biasanya memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Amanat drama selalu berhubungan dengan tema drama.

           
2.3.2    Unsur ekstrinsik

            Merupakan unsur yang datang dari luar namun mempengaruhi sebuah cerita yang disajikan. Artinya, unsur-unsur ekstrinsik tidak terlibat pada jalannya cerita, namun keberadaan unsur ini sangat mempengaruhi perkembangan sebuah cerita. Oleh karena itu, dapat dijumpai kasus sebuah drama yang terbengkalai dikarenakan oleh faktor ini. Yang termasuk unsur ekstrinsik sebuah drama yaitu:
1.      Faktor ekonomi
2.      Faktor politik
3.      Faktor sosial- budaya
4.      Faktor pendidikan
5.      Faktor kesehatan
6.      Faktor psikologis pemain dan kru
7.      Kebijakan pemerintah
2.4       Jenis-jenis Drama
Jenis-jenis drama dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan isi ceritanya.
a. Drama tragedi (drama duka)
Tragedi atau drama duka adalah drama yang melukiskan kisah sedih yang besar dan agung. Tokoh-tokohnya terlibat dalam bencana atau masalah yang besar. Drama tragedy menceritakan pertentangan antara tokoh protagonist dengan kekuatan dari luar atau tokoh lainnya. Pertentangan ini berakhir dengan keputusan, kehancuran, atau kematian tokoh protagonis.
Contoh:
Drama Romeo dan Juliet, film Ttitanic.
b. Melodrama
Melodrama adalah drama yang sangat menyentuh perasaan (sentimental), mendebarkan hati, dan mengharukan. Ceritanya dilebih-lebihkan sehingga kurang meyakinkan penonton. Tokoh-tokoh dalam melodrama adalah tokoh-tokoh yang hitam putih dan bersifat tetap (stereotip). Seorang tokoh jahat adalah seluruh wataknya jahat, tidak ada sisi baik sedikitpun. Sebaliknya, tokoh hero atau tokoh protagonist adalah tokoh pujaan yang luput dari kekurangan, kesalahan, dan tindak kejahatan. Tokoh hero ini pada akhirnya akan memenagkan peperangan, masalah, atau persaingan yang ada. Tokoh-tokoh dalam melodrama dilukiskan pasrah atau menerima nasibnya terhadap apa yang terjadi. Biasanya sinentron dan film Indonesia merupakan melodrama.
Contoh:
Film Ada Apa Dengan Cinta, sinetron Cinta Fitri.
c. Komedi (drama ria)
Komedi adalah drama ringan yang sifatnya menghibur dan di dalamnya terdapat dialog kocak yang bersifat menyindir dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Drama komedi menampilkan tokoh tolol, konyol, atau tokoh bijaksana tapi lucu. Penilaian penonton terhadap drama komedi dapat berbeda. Ada yang dapat tertawa saat menonton drama komedi, ada juga yang tidak. Perbedaan penilaian ini disebabkan oleh perbedaan budaya dan pengalaman. Penonton yang pernah mengalami peristiwa yang diceritakan dalam drama komedi akan tertawa jika melihat drama tersebut.
            Contoh:
Film Mister Bean, sinetron Bajaj Bajuri
d. Dagelan
Dagelan adalah drama kocak dan ringan. Isi cerita dagelan biasanya kasar, lentur, dan vulgar. Dalam dagelan tidak terdapat kesetiaan terhadap alur cerita. Irama permainan dapat melantur dan ketetapan waktu tidak dipatuhi. Tokoh-tokoh dalam dagelan mempunyai watak yang berubah-ubah dari awal sampai akhir. Tokoh yang serius dapat berubah secara tiba-tiba menjadi kocak. Dagelan disebut juga banyolan, sering disebut tontonan konyol atau tontonan murahan. 
Contoh:
Teater Srimulat, Ketoprak Humor, Opera Van Java, dan Opera Anak

2. Berdasarkan cara penyajianya
a. Closed Drama (drama untuk dibaca)
Closed drama adalah drama yang dibuat hanya untuk dibaca dan hanya indah untuk dibaca. Closed drama mempunyai dialog-dialog yang panjang dan menggunakan bahasa yang indah. Dialog-dialog yang digunakan tidak mencerminkan percakapan sehari-hari sehingga sulit dipentaskan.
b. Drama treatikal (Drama yang dipentaskan)
Drama treatikal adalah drama yang dapat dipentaskan. Drama treatikal dipentaskan di atas pentas atau panggung.
c. Drama radio
Drama radio adalah drama yang ditayangkan atau dipentaskan melalui radio. Drama radio mementingkan dialog yang diucapkan melalui media radio. Drama radio biasanya direkam melalui kaset. Misalnya, selingan music, sound effect, dan jenis suara. Adegan dan babak dalam drama radio dapat diganti sebanyak mungkin karena tidak perlu menyiapkan pergantian dekor. Misalnya sahur sepuh.
d. Drama televisi
Drama televisi adalah drama yang ditayangkan atau dipentaskan melalui media televisi. Drama televisi berbentuk scenario. Drama televisi ditampilkan dalam bentuk film, sinetron, atau telenovela.
3. Berdasarkan bentuknya
a. Sandiwara
Sandiwara berasal dari dua kata bahasa Jawa, yaitu sandi yang berarti rahasia dan warah yang berarti ajaran. Sandiwara berarti suatu pengajaran yang diberikan secara rahasia dalam bentuk tontonan.
b. Teater rakyat
Teater rakyat adalah segala jenis tontonan yang dipertunjukan di depan orang banyak dan bersifat kerakyatan. Seperti Ketoprak dari Jawa, Ludruk dari Jawa Timur, Arja dari Bali, Lenong dari Jakarta, dan sebagainya.
c. Opera
Opera adalah drama yang berisikan nyanyian dan musik pada saat pementasanya. Nyanyian digunakan sebagai dialog. Opera sering disebut drama musikal.
d. Sendratari
Sendratari adalah seni drama tari atau drama tanpa dialog dari pemainanya. Suasana dan adegan dinyatakan dengan gerak yang berunsur tari. Sendratari sebagian besar diangkat dari cerita-cerita klasik, seperti Ramayana dan Mahabarata.
e. Pantomim
Pantomim adalah pertunjukan drama tanpa kata-kata yang hanya dimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah biasanya diiringi musik. 
f. Operet atau Operette
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
g. Tableau
Tableau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya. Atau drama tanpa kata-kata, dan pelaku hanya mengandalkan gerak patah-patah.
h. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama atau religius.
i. Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang.
j. Minikat
Drama dengan cakapan singkat yang mengandalkan gerak treatikal. 
4. Menurut masanya drama dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu drama baru dan drama lama.


a. Drama Baru (Modern)
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
b. Drama Lama (Klasik)
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya. 
2.5       Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pementasan Drama
Di dalam pementasan drama ini ada beberapa istilah-istilah yang perlu diketahui, yaitu:
1.      Prolog yaitu kata–kata pembukaan dalam suatu pementasan drama
2.      Epilog yaitu kata-kata penutup dalam suatu pementasan drama yang berisikan pesan, kesimpulan, dan amanat.
3.      Monolog yaitu berbicara sendiri dalam suatu pementasan drama.
4.      Dialog yaitu bagian dari naskah drama atau percakapan para pemain.
Selain itu, hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah:
a. Tata panggung
Sesuaikah tata panggung dengan tema tersebut? Misalnya tema tentang keadaan perang, tentu saja tata panggung harus bisa menggambarkan hal itu.
b. Pemeran
Pemeran sangat memengaruhi berhasil tidaknya suatu pertunjukan drama. Pemeran harus mampu menampilkan watak dari tokoh yang diperankannya.
c. Kostum
Kostum akan mendukung pementasan tersebut. Pemilihan kostum harus sesuai karakter tokoh yang diperankannya.
d. Suara
Suara sangat memengaruhi kelancaran suatu pementasan. Suara dapat berupa vokal si pemain ataupun musik yang mengiri pementasan itu. Penggunaan pengeras suara sangat diperlukan jika pemain tidak dapat bersuara secara lantang dan jelas.

 BAB III
PENUTUP
3.1       Simpulan
1.      Pengertian drama adalah pertunjukan cerita atau lakon kehidupan manusia yang dipentaskan
2.      Salah satu ciri drama ialah drama terdiri dari dialog yang disusun oleh pengarang dengan watak yang diwujudkan/diperankan. 
3.      Unsur dalam drama dapat diklasifikasikan menjadi dua unsur yaitu unsur intrinsik (unsur dalam) dan unsur ektrinsik (unsur luar). Unsur intrinsik atau disebut juga unsur dalam adalah unsur yang tidak tampak. 
4.      Jenis drama
1)      Berdasarkan isi ceritanya : Drama tragedy (drama duka), Melodrama, Komedi (drama ria), Dagelan
2)      Berdasarkan cara penyajianya : Closed Drama (drama untuk dibaca), Drama treatikal (Drama yang dipentaskan), Drama radio, Drama televisi
3)      Berdasarkan bentuknya : Sandiwara, Teater rakyat, Opera, Sendratari, Pantomim, Operet atau Operette, Tableau, Passie, Wayang, Minikat
4)      Menurut masanya drama dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu drama baru dan drama lama.
 5.      Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pementasan Drama
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pementasan sebuah drama yaitu: Prolog, Epilog, Monolog, Dialog, Tata panggung, Pemeran, Kostum, dan Suara.
3.2       Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya, dan semoga ke depannya kami sebagai penulis akan lebih baik lagi dalam penulisan materi dan penyampaian materi, agar apa yang kami sampaikan mudah dipahami oleh peserta diskusi.  
 DAFTAR PUSTAKA


2 comments:

  1. Teriam aksih atas bantuannya semoga saya akan lebih baik lagi dalam mengerjakan tugas-tugas saya

    ReplyDelete

Naskah Drama "Balada Saridin"

Pemain : 1.       Saridin 2.       Aisyah 3.       Sari (teman Aisyah) 4.       Siti (teman Aisyah) 5.       Ayah Aisyah 6.  ...