SYAIR CINTA
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
[1]
~Rasa memiliki itu seperti sel Atau seperti fatamorgana ?
Dia akan pecah dari satu menjadi seribu Tapi dia akan hilang kalau tersentuh
sebelum waktu Maka kita tetap harus menyimpannya Suka atau tidak suka~ (Hendra
Veejay)
[2]
~Alur sungai di pipi itu telah kering Tapi dia mungkin akan
kembali Seiring waktu, seiring doa, seiring rasa~ (Hendra Veejay)
[3]
~Kenapa dunia tidak selalu seirama Saat harap… Saat lepas…
Saat itu aku menggigil Karena dia yang datang bukan yang aku minta ……~ (Hendra
Veejay)
[4]
~Sering kutanyakan dalam hati Mengapa kita semua harus
terbangun Dari ranjang mimpi yang kita pilih sendiri Padahal aku enggan Karena
hidup, bagiku tak seindah mimpi~ (Hendra Veejay)
[5]
~Berikan aku waktu sejenak untuk bernapas di sini Sebelum
aku mati karena ikatan rindu Sebelum aku pulang lagi ke tempat dulu Sebelum…
sebelum kau tahu Aku masih yang dulu~ (Hendra Veejay)
[6]
~Tanya itu jadi satu di kalbu Bersama rasa seirama surya~
(Hendra Veejay)
[7]
~Kini tapakku di atas dunia Hantarkan puja pada-Nya Seiring
rasa… Dan tanya yang seketika ada~ (Hendra Veejay)
[8]
~Ya Allah, sudah waktu satu pertiga malam Betapa cepat waktu
berlalu Tapi hidupku begitu pula Jika ini adalah ujian Yang harus aku tempuh
Dengan tangan dan kaki yang lelah Maka akan aku jalani semua dengan Kesadaran
tanpa batas~ (Hendra Veejay)
[9]
~Hari itu berlalu tertiup jam yang diganti menit dan menit
pergi tak kembali Meninggalkan sesal dan detik terakhir yang tak mampu mengusir
galau Jangan tanya mengapa Karena detik hanya detak jantung yang tak kembali
Tak satupun ada yang ingin tertutup kabut namun jika angin salah sampaikan
salam apakah berarti harus berlalu dalam diam? aku hanya ingin menyapa cinta
pada bayangan yang semakin maya. Sungguh… aku tak ingin kehilangan mentari
lagi… Maka kiranya diri-Mu ya Allah mencukupkan aku dengan segala ketentuan-Mu
Sungguh, segala rasa yang ada hanyalah milik-Mu “La haula walaa quwwata illa
billaahil ’aliyyul ‘azhim”~ (Hendra Veejay)
[10]
Kecewa ini tak pantas kubawa Entah pada siapa atau pada apa
harus kutimpakannya Kecewaku kini tak bermuara Tak sanggup lagi mengadu luka
Bahkan limpahkan rasa dalam air mata Tuhan… Perkenankan aku mati untuk
sementara~ (Hendra Veejay)
SYAIR CINTA 2
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
[1]
~Aku bukan manusia suci Yang mencintai Penciptanya tanpa
berbagi Aku manusia biasa Yang nyata perlu cinta dari hati ke hati~ (Hendra
Veejay)
[2]
~Ajarkan aku menjadi naif Senaif dirimu yang mampu tersenyum
dalam beban Atau setidaknya ajarkan aku lagi Untuk menerima tanpa harus hanyut~
(Hendra Veejay)
[3]
~Separuh nafas jiwaku kau minta Aku coba berkaca pada air
mata Bertanya pada suara yang lelah Apa aku masih punya yang kau minta?~
(Hendra Veejay)
[4]
~Mungkin canda akan serba nyata Atau jelang senja lagi saat
kita bersama Tertawa, dan bermain mata Cinta…? Sepertinya kan?~ (Hendra Veejay)
[5]
~Kuhadirkan kau ke dalam mimpi ini Untuk setia mendengar
cerita perjalananku Tapi sampai saat ini kau hanya tersenyum Padahal aku ingin
kau menjawab Mengapa aku masih harus mencintai kebaikan Yang pada akhirnya juga
akan sirna…~ (Hendra Veejay)
[6]
~Masalah hanyalah sebentuk bumbu di kehidupan manusia, tapi
seperti juga dalam masakan. Kalau terlalu banyak bumbu juga tidak akan terasa
enak. Dan sekarang bumbuku juga terlalu banyak.~ (Hendra Veejay)
[7]
~Sosok biru menahan jiwa yang memang sudah ada Sosok lama
yang hadir serupa kabut senja Aku tahu kau ada… Untuk siapa ?~ (Hendra Veejay)
[8]
~Aku kangen… Bukan padamu. Tapi pada jiwamu, Ketegaranmu,
Kemisteriusanmu dan Sosokmu Tapi kau pilihanku.~ (Hendra Veejay)
[9]
~Tolong ceritakan padaku Apakah cinta masih punya arti bagi
kita? Sedang nyata kita sudah terlelap Dalam remang bilik yang kita bangun
sendiri~ (Hendra Veejay)
[10]
~Izinkan aku kecewa dalam kepasrahanku ini Kenapa aku tetap
harus menyerah Pada barisan teka-teki-Mu Yang bernama takdir?~ (Hendra Veejay)
[11]
~Kala jejak sahabat menjauh Tanpa ujung dan rasa yang
tersisa Kala mimpi ini tinggal separuh Sebab separuh terjepit di tapaknya
Separuh lagi? Susah payah kuangkat di bahu ini~ (Hendra Veejay)
[12]
~Sebab cinta tetap cinta Sebening telaga atau air mata surga
Sejalan dengan belati atau duri Itulah cinta, masih ada yang bertanya?~ (Hendra
Veejay)
No comments:
Post a Comment