“Metode dan
Penilaian Berbicara”
Mata Kuliah: Berbicara
Dosen Pembimbing : M. Sholeh, M.Pd
Program Bidang Study / Semester : PBSI / 2
Disusun oleh:
Ibnu Mubarok
Rudiyanto
Wasiri
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
NAHDLATUL
ULAMA INDRAMAYU
(STKIP
NU INDRAMAYU)
SK
DIRJEND DIKTI NO. 439/E/O/2012
Tahun
2017
Jalan Raya Kaplongan
No. 28 Karangampel Indramayu
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wb.
Puji
syukur kami panjatkan atas kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami, sehinga kami mendapatkan petunjuk, kekuatan, dan
kesabaran agar kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Metode
dan Penilaian Berbicara”.
Dalam
penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karna itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan mendidik untuk
perbaikan selanjutnya.
Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya. Terima kasih.
WassalamualaikumWr. Wb.
Indramayu, Pebruari 2017
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang
Penulisan .............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah
Penulisan ......................................................... 2
1.3 Tujuan
Penulisan ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
2.1 Pengertian
Berbicara ...................................................................... 3
2.2 Jenis-jenis
Berbicara ...................................................................... 4
2.3 Metode
Berbicara .......................................................................... 7
2.4 Penilaian Berbicara ........................................................................ 8
BAB III PENUTUP .................................................................................. 11
3.1 Simpulan ...................................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kegiatan berbicara
adalah kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dalam keseharian kehidupan kita
sebagai manusia. Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek berbahasa.
Berbicara adalah keterampilan berbahasa yang berkembang pada diri manusia
semenjak ia masih anak-anak. Keterampilan berbahasa ini didahului oleh
keterampilan menyimak, dan pada saat ini pulalah keterampilan berbicara atau
keterampilan berujar dipelajari atau dimulai.
Dalam pembelajaran
bahasa salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa adalah keterampilan
berbicara. Keterampilan berbicara ini menempati kedudukan yang penting karena merupakan ciri kemampuan komonikatif
siswa. Dengan kata lain, kemampuan berbicara tidak hanya berperan dalam pembelajaran
bahasa tetapi berperan penting pula dalam pembelajaran yang lain. Hal ini
berarti salah satu indikator keberhasilan siswa belajar adalah kemampuannya
mengungkapkan gagasannya secara lisan di dalam kelas dalam satu lingkup mata
pelajaran tertentu.
Berbicara bukanlah
sekadar pengucapan bunyi atau kata-kata saja, tetapi berbicara merupakan suatu
alat untuk menyampaikan gagasan yang disusun dengan metode-metode dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar/ penyimak. berbicara sangat erat
kaitannya dengan kegiatan memproduksi ide. Ide yang dimaksud adalah buah
pikiran yang dihasilkan pembicara berdasarkan berbagai sumber yang telah ia ketahui. Ide bisa berasal dari
pengamatan, pengalaman dan imajinasi.
1.2
Rumusan Masalah Penulisan
Dari beberapa masalah yang ada di atas, maka kami dari tim penyusun
makalah ingin membahas beberapa hal untuk menjelaskan masalah-masalah tersebut,
yaitu sebagai berikut :
1. Apa pengertian berbicara ?
2. Apa saja jenis-jenis berbicara ?
3. Apa saja metode dalam berbicara ?
4. Bagaimana penilaian berbicara ?
1.3
Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah penulisan yang sudah disebutkan, maka kami sebagai
tim penyusun makalah mempunyai tujuan penulisan, yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui apa pengertian berbicara.
2. Mengetahui apa saja jenis-jenis berbicara.
3. Mengetahui apa saja metode dalam berbicara.
4. Mengetahui bagaimana penilaian berbicara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Berbicara
Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 196) tertulis bahwa berbicara adalah “berkata,
bercakap, berbahasa atau melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan, dan
sebagainya) atau berunding”.
Berbicara secara umum dapat
diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami
oleh orang lain (Depdikbud, 1984:3/1985:7).
Pengertiannya secara khusus
banyak dikemukakan oleh para pakar. Henry Guntur Tarigan (2008:16), mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan. Sedangkan sebagai bentuk atau wujudnya
berbicara disebut sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan
serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau
penyimak.
Sty Slamet (2007:12)
menjelaskan bahwa berbicara adalah kegiatan mengekspresikan gagasan, perasaan,
dan kehendak pembicara yang perlu diungkapkan kepada orang lain dalam bentuk
ujaran. Sedangkan menurut Sabarti Ahdiah (1992:3) berbicara adalah keterampilan
menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Selanjutnya Nurhatim (2009:1)
berbicara adalah bentuk komunikasi verbal yang dilakukan manusia dalam rangka
pengungkapan gagasan dan ide yang telah disusun dalam pikiran.
Menurut Tarigan (1983:15) memberikan batasan bahwa berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Sedangkan sebagai bentuk atau wujudnya berbicara tersebut sebagai suatu alat
untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
Menurut Mulgrave
(1954:3-4) mengemukakan pendapat bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi bahasa atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran. Jadi pada
hakikatnya berbicara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam
bentuk bunyi-bunyi bahasa.
2.2 Jenis-jenis Berbicara
Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis-jenis berbicara:
a. Jenis Berbicara
Berdasarkan Situasi Pembicaraan
Berdasarkan situasi pembicaraan, berbicara dibedakan atas berbicara formal
dan berbicara infomal. Berbicara informal meliputi bertukar pengalama,
percakapan, penyampaian berita, dan memberi petunjuk. Adapu berbicara formal
meliputi ceramah, perencanaan dan penilaian, wawancara, debat, diskusi, dan
bercerita dalam situasi formal.
b. Jenis Berbicara
Berdasarkan Tujuan Pembicara
Tujuan pembicara pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis,
yaitu:
(1) berbicara untuk menghibur
(2) berbicara untuk menginformasikan
(3) berbicara untuk menstimuli
(4) berbicara untuk meyakinkan
(5) berbicara untuk
menggerakkan
c. Jenis Berbicara
Berdasarkan Jumlah Pendengar
Berdasarkan jumlah pendengar, jenis berbicara ini dibedakan atas berbicara
antarpribadi, berbicara dalam kelompok kecil,dan berbicara dalam kelompok
besar.
1. Berbicara antarpribadi terjadi bila seseorang berbicara dengan satu
pendengar (empat mata). Suasana pembicaraan yang melatari sangat bergantung dua
pribadi yang terlibat serta isi pembicaraan.
2. Berbicara dalam kelompok kecil terjadi apabila ada sekelompok kecil (3-5
orang) dalm pembicaraan itu. Berbicara dalam kelompok kecil ini sangat bagus untuk
pembelajaran bahasa atau untuk siswa yang malu berbicara. Kelompok kecil akan
memungkinkan siswa yang pemalu menjadi mau berbicara.
3. Adapun berbicara dalam kelompok besar terjadi apabila pembicara berhadapan
dengan pendengar dalam jumlah yang besar. Misalnya, mengajar dengan jumlah
siswa yang cenderung banyak.
d. Jenis Berbicara Berdasarkan Peristiwa Khusus yang Melatari Pembicaraan
Jenis berbicara ini dapat diklasifikasikan menjadi 6 (enam) macam, yaitu :
1. pidato presentasi,
2. penyambutan,
3. perpisahan,
4. jamuan,
5. perkenalan, dan
6. nominasi.
Contoh pidato presentasi adalah pidato yang dilakukan saat pembagian
hadiah. Contoh pidato penyambutan adalah pidato yang berisi sambutan umum yang
menjadi inti acara. Contoh pidato perpisahan adalah pidato yang berisi
kata-kata perpisahan pada saat acara perpisahan atau pada saat penutupan suatu
acara. Contoh pidato jamuan adalah pidato yang berisi ucapan selamat, doa
kesehatan untuk tamu, dsb. Contoh pidato perkenalan adalah pidato yang berisi
memperkenalkan diri kepada khalayak. Contoh pidato nominasi adalah pidato yang
berisi pujian dan alasan mengapa sesuatu ini dinominasika (diunggulkan).
e. Jenis Berbicara Berdasarkan Metode Penyampaian Berbicara
Berdasarkan metode penyampaian, ada 4 (empat) jenis berbicara yaitu:
1. metode mendadak (impromptu),
2. metode tanpa persiapan (ekstemporan),
3. metode membaca naskah, dan
4. metode menghafal (Keraf, 1980:316, Dipodjono, 1982:38-39, Tarigan,
1983:24-25).
Penyajian dengan metode mendadak, terjadi bila ecara tiba-tiba seseorang
diminta berbicara di depan khalayak (tidak ada persiapan sama sekali). Dalam
hal ini sebaiknya pembicaraan dikaitkan dengan situasi dan kondisi yang
melatari pertemuan pada saat itu.
Adapun yang dimaksud dengan metode tanpa persiapan adalah tanpa adanya
persiapa naskah. Jadi, pembicara masih mempunyai waktu yang cukup untuk membuat
persiapan-persiapan khusus yang berupa kerangka pembicaraan atau
catatan-catatan penting tentang urutan uraian dan kata-kata khusus yang harus
disampaikan. Apabila pembicara akan menyampaikan suatu pernyataan kebijakan
atau keterangan secara tertib dalam pidato-pidato resmi, pidato kenegaraan,
dsb. Metode membaca naskah yang paling banyak digunakan.
Adapun metode menghafal menunjukkan bahwa pembicara sudah mengadakan
perencanaan, membuat naskah, dan menghafal naskah. Apabila pembicara hanya
sekadar mengucapkan apa yang ia hafalkan tanpa menghayati dan menjiwai apa yang
diucapkan serta tidak berusaha untuk menyesuaikan diri dengan istilah dan
kondisi yang melatari pembicaraan itu, dapat dipastikan bahwa pembicaraan itu
menjadi tidak menarik, membosankan, dan meletihkan pendengar. Sebaliknya, ada
juga pembicara yang berhasil dengan metode ini. Hal ini terjadi karena
pembicara tanggap terhadap situasi dan kondisi yang melatari pembicaraan.
2.3 Metode
Berbicara
Berbicara tentang suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaannya
menggunakan metode, untuk memperlancar proses berbicara. Dalam kegiatan
berbicara ini dikenalkan 4 metode berbica, keempat metode tersebut diantaranya
:
1) Metode serta merta,
2) Metode menghafal,
3) Metode naskah, dan
4) Metode Ekstemporan.
1) Metode serta merta
Metode ini biasanya digunakan oleh seseorang yang secara serta
merta atau secara tiba-tiba dan mendadak diminta berbicara di depan orang
banyak. Orang ini tampil sesuai dengan kebutuhan sesaat, tanpa persiapan yang
cukup sebelumnya, karena kesempatan berbicara itu datang tanpa diduga. Kalaupun
orang ini mempersiapkan sesuatu, hanya dalam waktu yang sangat singkat, sebab
dia tahu akan tampil berbicara, harus sesaat sebelum berbicara. Hal ini
menyebabkan seseorang tampil berbicara hanya berdasarkan pengetahuan,
pengalaman, dan keberanian yang dimilikinya. Jika dia adalah orang yang sudah
punya pengetahuan dan pengalaman tampil berbicara, maka dia tentu akan
berhasil. Tatapi, jika dia orang yang baru sekali itu tampil berbicara di depan
pendengar, tentulah dia akan menemukan banyak kesulitan.
2) Metode menghafal
Metode menghafal adalah satu cara yang digunakan pembicara untuk
menyampaikan pikiran dan perasaannya di depan orang banyak dengan bantuan daya
ingat yang kuat dan kekayaan materi yang dimiliki. Karena, sebelum pembicara
tampil bicara biasanya ada hal-hal yang di persiapkan sebelumnya:
1)
Ada
yang menulis naskah pidato kemudia dihafalkan.
2) Ada yang mencari bahan-bahan yang ada kaitannya dengan topik yang
akan dipidatokannya.
3) Metode naskah
Metode
ini jarang digunakan, kecuali pada saat-saat penting, misalnya di radio dan
televisi. Biasanya sebelum tampil berbicara, pembicara memperhatikan naskah
lengkap. Ketika tampil berbicara naskah itu dibacanya kata demi kata. Kalimat
demi kalimat. Sehingga perhatian si pembicara tertuju pada naskah tersebut.
Namun dia seyogyanya memandang pendengarnya sebanyak mungkin, dan kepada naskah
sedikit mungkin. Permbicara harus mampu memahami dan menghayati makna yang
dibacanya itu, dan memelihara hubungan yang erat dengan pendengar. Pembicara
juga harus selalu ingat bahwa dia bukan sedang membaca, tetapi sedang
berbicara, maka respons pendengar harus selalu diperhatikan.
4)
Metode
ekstemporan
Metode
ini jarang digunakan oleh pembicara yang ingin berbicara tanpa mempersiapkan
naskah. Uraian yang akan disampaikan denga metode ini direncanakan dengan
cermat. Setelah itu dibuat catatan penting yang sekaligus menjadi urutan
sistematis dari uraian itu. Dalam metode ini, kadang-kadang disiapkan konsep
naskah dengan bebas berbicara, serta bebas pada memilih kata-kata sendiri.
Catatan tadi digunakan untuk mengingat urutan-urutan idenya. Metode ini lebih
bersifat flesibel dan variatif dalam menggunakan kata-kata (diksi). Pembicara
juga dapat merubah pembicaraannya sesuai dengan reaksi-reaksi yang timbulk pada
pendengar.
2.4 Penilaian Berbicara
Kemampuan
berbicara merupakan salah satu kegiatan di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
yang memerlukan penilaian tersendiri. Berikut ini terdapat beberapa hal
mengenai kriteria penilaian dalam pengajaran kemampuan berbicara. Suhendar
(dalam Isah Cahyani dan Hodijah, 2007: 64), mengemukakan bahwa dalam menilai
kemampuan berbicara seseorang sekurang-kurangnya ada enam hal yang harus
diperhatikan. Keenam hal tersebut adalah:
1.
Lafal
2.
Struktur
bahasa
3.
Kosakata
4.
Kafasihan
5.
Isi
pembicaraan
6.
Pemahaman
Sapani (dalam Isah Cahyani dan Hodijah, 2007: 64), menyatakan bahwa
penilaian kemampuan berbicara mencakup tiga aspek. Aspek tersebut yakni:
1.
Bahasa
lisan yang digunakan, meliputi: lafal, intonasi, stuktur bahasa, gaya bahasa.
2.
Isi
pembicaraan, meliputi: hubungan isi topik, struktur isi, kuantitas isi, serta
kualitas isi.
3.
Teknik
dan penampilan, meliputi: gerak-gerik, mimik, hubungan dengan pendengar, volume
suara, dan jalannya pembicaraan.
Dari kedua pendapat diatas, dapat dipahami bahwa pada prinsipnya
penilaian kemampuan berbicara secara garis besar mencakup kedalam tiga aspek,
yaitu: menyangkut bahasa yang dilisankan, isi pembicaraan, teknik dan
penampilan.
Faktor-faktor yang
dinilai dalam berbicara:
1.
Faktor kebahasaan yang mencakup
a. Pengucapan
vokal
b.
Penempatan tekanan
c. Pilihan
kata / ungkapan atau diksi
d. Variasi
kata
e. Sruktur
kalimat dan
f. Ragam
kalimat
2.
Faktor nom kebahasaan yang mencakup :
a. Keberanian
dan semangat
b.
Kelancaran
c. Gerak-gerik
dan mimik
d.
Penguasaan topik
e.
Penalaran atau pemahaman / pengungkapan materi wacana.
Menurut Mulgrave
(Tarigan, 1986: 22) menyatakan bahwa analisis mengenai proses inteluktual yang
diperlukan untuk mengembangkan untuk kemampuan berbicara menunjukan perlunya
pengaturan bahan bagi penampilan lisan, perlunya penggunaan ekspresi yang jelas
dan efektif bagi komunikasi yang khusus tersebut, dan perlunya berbicara suatu
keterampilan yang penuh seksama dan perhatian.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide,
pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga
maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain.
Berbicara terbagi ke dalam berbagai jenis, yaitu jenis berbicara
berdasarkan situasi pembicara, jenis berbicara berdasarkan tujuan pembicara,
jenis berbicara berdasarkan jumlah pendengar, jenis berbicara berdasarkan
peristiwa khusus, dan jenis berbicara berdasarkan metode penyampaian
berbicara.
Berbicara
tentang suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaannya menggunakan metode,
untuk memperlancar proses berbicara. Dalam kegiatan berbicara dikenalkan 4
metode berbicara, keempat metode tersebut diantaranya :
1) Metode serta merta,
2) Metode menghafal,
3) Metode naskah, dan
4) Metode Ekstemporan.
Penilaian kemampuan berbicara secara garis besar mencakup kedalam
tiga aspek, yaitu: menyangkut bahasa yang dilisankan, isi pembicaraan, teknik
dan penampilan.
3.2
Saran
Semoga setelah mempelajari ini, kita bisa
lebih aktif lagi untuk berbicara di
depan umum, bisa berbicara dengan baik dan benar, berbicara dengan seperlunya,
dan tidak terlalu banyak berbicara yang tidak semestinya dibicarakan.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment